> Teman-teman semua.
>
> Dari hati yang paling dalam, saya dan istri mengucapkan terimakasih atas
> semua bantuan, simpati, dan doa teman-teman atas musibah yang menimpa
> anak saya Lila Narita yang berumur 22 bulan. Peristiwa ini sangat
> mengagetkan saya dan juga teman2, karena selama ini anak saya selalu
> sehat dan lincah. Semoga musibah seperti ini tidak pernah terjadi pada
> keluarga teman2 semua.
>
> Beberapa bulan yang lalu saya pernah mendapat email dengan bunyi subjek
> di atas dan peristiwa yang serupa entah pada milis apa, namun email tsb
> saya cari sampai sekarang tidak ketemu juga. Barangkali ada teman yang
> menyimpan email tsb silahkan forward ke saya, saya ingin bertukar
> pengalaman dengan keluarga tsb.
>
> Sekedar untuk berbagi pengalaman, berikut kronologis kejadian yang kami
> alami. Barangkali teman-teman bisa  mem-forward pengalaman ini kepada
> mereka yang membutuhkan agar bisa mencegah musibah serupa lebih dini.
>
> 1.           Sekitar 5 hari sebelum Idul Fitri, Lila mulai rewel dan
> ingin selalu digendong ibunya. Bila ada gelagat mau dilepas atau
diturunkan
> dia mencengkeram kuat-kuat ke baju atau bahu, menunjukkan tanda bahwa
> dia sangat takut untuk turun ke lantai. Beberapa hari itu dia juga
> sangat ketakutan terhadap tayangan2 iklan tertentu di tv, takut melihat
> kucing, ayam, dan meronta-ronta kalau dilihat orang lain. Padahal selama
> ini dia biasa bermain sendiri dgn mainan, dan suka mengejar ayam,
> kucing, dsb.
>
> 2.           Selama libur Idul Fitri tgl 25-28 Nov di luar kota sangat
> sulit  mencari praktek dokter anak. Akhirnya tgl 28 Nov saya bawa dia ke
> RS Advent di Bandung. Setelah dicek  keseluruhan tubuhnya oleh dokter
> anak tidak ditemukan adanya kelainan kecuali sariawan di mulut. Dokter
> hanya memberikan vitamin dan amoxilin.
>
> 3.           Namun sifat rewel yg luar biasa itu tidak ada perbaikan juga.
> Famili yg melihat lantas mengajak saya ke beberapa orang pinter karena
> mungkin dia selalu melihat sesuatu yang menakutkan. Sampai kembali di
> Jakarta,  segala macam pengobatan medis dan non medis terus dicoba tapi
> sama sekali tidak ada kemajuan. Bahkan selama di rumah gejala semakin
> parah, suaranya seperti orang kesurupan siang malam selama berhari-hari,
> dan badan semakin kurus. Perlu dicatat bahwa selama itu dia tidak pernah
> mengalami demam suhu tinggi atau pun gejala pilek atau flu yang bisa
> mendorong saya kembali periksa ke RS.
>
> 4.           Tidak tahan dg kondisi tsb dan atas informasi teman ttg RS
> anak yang lengkap maka tgl 19 Des saya bawa dia ke RS HK. Pagi hari
> ketika di rumah setelah mandi, kedua matanya menjadi selalu melihat ke
> kiri, cengkreman tangan selalu sangat kuat takut lepas dari gendongan
> ibunya. Setelah antri di RS dan giliran diperiksa,  dokter lalu membawa
> dia ke bagian UGD. Di sana diperiksa lagi mata dg senter dan ternyata
> mata tidak berkedip, lalu semua tangan dan kaki diketok-ketok dg palu
> ternyata juga tidak ada refleks. Deg! Saya kaget -- baru sadar bahwa
> kondisi anak saya sudah separah itu. Dokter menyatakan anak saya harus
> rawat inap di sana. Saat malam di RS mau diberi makan ternyata leher dan
> punggung sudah lumpuh juga sehingga badan dan kepalanya harus dipegang
> supaya makanan bisa masuk kerongkongan. Padahal pagi waktu akan
> berangkat,  tangan dan kaki masih kuat semua karena masih meronta atau
> mengamuk, leher juga masih kuat karena sering menghindari sendok waktu
> dikasih makan.
>
> 5.           Dokter meminta untuk CT scan dan keesokannya diketahui
> telah terjadi pengerutan otak bagian depan dan atas: atropi lobus fronto
> parietalis. Menurut dokter gangguan otak di bagian ini menyebabkan
> motorik tangan dan kaki jadi lumpuh dan mata buta. Ditanya apa
> penyebabnya, dokter mengatakan biasanya karena infeksi oleh virus atau
> bisa juga penyakit degeneratif. Ditanya apakah ada kemungkinan kembali
> normal, dokter mengatakan biasanya sudah sembuh paling jadi anak idiot.
> Namun 5 hari dirawat di RS tersebut tidak pernah jelas virus apa yg
> dimaksud. Setiap kali kami bertanya pada suster dan dokter apakah pernah
> menangani penyakit seperti ini mereka selalu mengatakan, "Memang kasus
> seperti ini jarang ya..!".
>
> 6.           Karena khawatir dan ingin mendapatkan perawatan terbaik untuk
> anak, maka atas bantuan teman-teman di kantor yg selalu saya
> update/diskusi mengenai kasus yang menimpa anak saya, akhirnnya saya
> mendapat rujukan profesor dokter ahli saraf yang pernah menangani kasus
> serupa di RS MMC. Atas bantuan  teman-teman kantor juga maka pada tgl 23
> Des saya pindahkan anak saya ke RS MMC. Pada hari itu juga dokter
> mengambil sampel darah dan air seni untuk dilakukan berbagai macam test.
> Beberapa hasil test menunjukkan bahwa air seni dan darah masih normal,
> namun hasil test TORCH yang diterima tgl 30 Des ditemukan bahwa virus
> rubella Ig G positip 580 iu/ml.  Virus ini yang diperkirakan menyebabkan
> infeksi pada otak. Dengan bantuan seorang prof dokter ahli virus
> [virulog/imunologi] dari Makmal UI maka dibuatkan resep untuk menangani
> virus rubella tsb. Ditanya dari binatang apa virus ini berasal? Dokter
> bilang bukan dari binatang tapi dari manusia, orang dewasa yg pilek bisa
> mengandung v!  irus lain selain virus influenza.
>
> 7.           Selama dalam perawatan di RS mata anak saya selalu melihat ke
> kiri dan jarang bergerak ke arah lain. Karena penasaran ingin tahu
> seberapa parah kerusakan indra penglihatannya, maka dokter menyarankan
> untuk brain mapping test di RS HS. Hasil tes tgl 4 Jan ternyata
> menunjukkan bahwa sama sekali tidak ada kontak baik otak kiri maupun
> otak kanan-yang artinya mata telah buta total.
>
> 8.           Namun beberapa hari kemudian mata mulai bergerak dan saat
> email ini ditulis (15 Jan 04) mata anak saya gerakan dan penglihatannya
> sudah normal walaupun belum dilakukan brain mapping test lagi. Sebagai
> indikasi, mata bereaksi ketika diajak berkomunikasi dan dia selalu
> menangis kalau perlahan2 ibunya pergi ke luar ruangan.  Saat ini semua
> tangan, kaki, dan leher sudah mulai bisa bergerak dan makin kuat
> walaupun masih tergeletak karena belum bisa duduk kembali dan leher
> belum bisa tegak tanpa ditopang. Perkembangan tangan dan kaki kiri sudah
> cukup maju, bisa pegang dan mengontrol mainan. Tangan dan kaki kanan
> gerakannya masih lemah dan belum bisa melakukan kontrol dengan baik.
> Beberapa hari terakhir dia berusaha beguling ke kiri dan ke kanan,
> persis seperti bayi yg baru lahir kembali. Itu sudah kemajuan yang
> sangat berarti bagi kami. Alhamdulilah!
>
> Sekedar cerita, dokter imunolog yang menangani anak saya telah beberapa
> kali punya pengalaman menangani  kasus virus rubella atau cmv. Kedua
> virus ini yg seringkali merusak sistem saraf pusat dan seringkali pasien
> tidak menunjukkan gejala demam tinggi atau pilek, tapi seringkali
> seperti orang kesurupan berteriak-teriak. Pada orang dewasa misalnya ada
> pasien pria umur 24 yg matanya tiba-tiba juling, atau juga ada pasien yg
> tiba-tiba budek atau buta. Contoh lain, ada gadis umur 16 habis pulang
> camping kelelahan, namun keesokan harinya tidak bisa dibangunkan karena
> ternyata sudah lumpuh total dan buta. Kedua orang tua gadis ini juga
> dokter. Setelah berobat ke sana kemari termasuk berbagai pengobatan
> alternatif tidak ditemukan juga kemajuan sekian lama. Akhirnya bertemu
> dengan dokter ini dan setelah di test darah rupanya terdapat kandungan
> virus rubella. Sekarang gadis tsb sudah sembuh dan jadi seorang dokter
> di  Jakarta. Cerita lain lagi, ada ibu hamil yang selalu seperti kesurupan
> dan pernah
> 2 kali naik ke atap genteng tengah malam, untung tidak
> jatuh. Setelah di test darah ternyata mengandung virus cmv dan
> alhamdulilah bayi telah lahir selamat, juga ibunya.
>
> Saya sulit membayangkan bagaimana parahnya akibat penyakit ini bila
> terjadi di kota-kota kecil. Menurut dokter tsb, virus rubella atau cmv
> kadang ditemukan pada darah anak-anak yg autis, orang yg terbelakang
> mental, atau orang gila. Seorang anak yg autis dan diketahui terdapat
> rubella atau cmv perlahan-lahan membaik setelah virus tsb ditekan
> perkembangannya. Secara teori, kerusakan neuron tidak bisa diperbaiki,
> beda misalnya dengan luka di tangan dimana sel-sel bisa tumbuh sampai
> kembali normal. Perkembangan otak manusia secara teori terjadi sampai
> umur 17 th, artinya kerusakan otak pada pasien dengan rentang umur 0-17
> th ada harapan bisa sembuh karena otak masih berkembang.
>
> Barangkali pengalaman kami ini bisa jadi pelajaran berharga buat
> teman-teman semua. Saat ini hari demi hari,  saya dan istri dengan
> harap-harap cemas melihat perkembangan anak kami cukup pesat. Atas doa
> dan dukungan dari banyak teman-teman baik kami, kami semakin optimis dia
> bisa kembali normal.
>
> Mudah-mudahan. Insya Allah!
>
> Salam,
> Tonny & Tati
> Email: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke