Rencana Larangan Berjilbab, Komunitas Muslim di Prancis Tak Terganggu Laporan : Glori K. Wadrianto Jakarta, KCM
Wakil Direktur International Centre for Islam and Pluralism (ICIP) Syafiq Hasyim mengatakan hampir seluruh komunitas Muslim di Prancis tak terganggu dengan rencana diberlakukannya RUU mengenai Penerapan Prinsip Laicite (netralitas) di sekolah dasar, menengah, dan lanjutan atas negeri di Prancis. Di dalam RUU itu diatur soal pelarangan penggunaan atribut agama, termasuk penggunaan jilbab bagi perempuan Muslim. Hal ini diungkapkan Hasyim yang belum lama ini berkunjung ke Prancis untuk bertemu dengan pimpinan komunitas Muslim di sejumlah kota di negara itu. Antara lain, Marseille, Lile, dan Paris. "Rata-rata mereka katakan, bagi umat Islam, adalah bagaimana dapat meningkatkan mutu pendidikan. Karena, rata-rata juga yang datang ke Prancis adalah mereka yang berasal dari tingkat ekonomi menengah ke bawah.," kata Hasyim di Kantor Kerja Sama Kebudayaan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, Kamis (5/2). Di samping itu, sejumlah pemuka agama di negara tersebut juga memandang prinsip netralitas tadi akan melindungi masyarakat Islam dalam menjalankan prinsip-prinsip keagamaannya seperti rukun Islam. "Kalau ’laicite’ tidak diterapkan, mereka khawatir akan diatur oleh hukum masyarakat dominan," kata Hasyim. Sementara, menyinggung tentang pelarangan penggunaan jilbab, Hasyim mengatakan dalam Islam dikenal "fiqiah" yakni untuk pilihan-pilihan yang sama beratnya, akan diambil pilihan dengan risiko teringan. Demikian pula halnya dengan jilbab. Pasalnya, pelarangan itu pun hanya sebatas penggunaan atribut keagamaan di sekolah-sekolah negeri yang juga berlaku bagi agama-agama lain seperti Katolik, Protestan, dan Yahudi. "Mungkin ada beberapa kelompok kecil terutama anak muda Islam yang memiliki pandangan keagamaan berbeda dengan mayoritas Muslim di sana. Tapi, itu tidak masalah, karena jumlahnya kecil sekali," kata Hasyim. Di samping itu, pemerintah Prancis sendiri terlihat memberikan kebebasan pada setiap warga negaranya, termasuk dalam masalah keagamaan. "Jadi, saya di sana, keluar masuk gedung perkantoran dan melihat orang-orang Islam berpakaian seperti Taliban (berjubah panjang-red). Mereka bebas keluar masuk perkantoran. Pemerintah di sana terkesan, Islam mau berkembang silakan, Katolik mau kalah silakan. Tidak dicampuradukkan dengan pemerintahan seperti di sini," katanya. Dengan demikian, sesungguhnya, menurutnya, penerapan prinsip "laicite" tidak mengganggu dan mendapat tentangan dari kelompok masyarakat Muslim. "Hal ini yang perlu digambarkan dan dikomunikasikan kepada warga masyarakat di sini," demikian Hasyim. (prim) Sumber: http://www.kompas.com/ Salam untuk saudara-saudaraku umat Muslim... Antonius Tarigan (Papinya Jevon) Y! Asia presents Lavalife - Get clicking with thousands of local singles today!