Mumpung lagi ngebahas baca tulis untuk TK. Saya juga punya problem dengan anak pertama 
saya (Berryl~ 5 th 10 bln \ TK B) mengenai hal ini.
 
Sebenarnya, kurikulum untuk anak TK itu bagaimana, sih ? Kok, antara TK yang satu 
dengan TK yang lain tidak sama. Di TK yang satu : mulai TK A, ada yang sudah diajarkan 
pengenalan huruf & angka. Memang pengenalannya masih bermain, tetapi PR & ulangan juga 
ada, bahkan 1 lembar halaman buku tulis PR-nya setiap 2 hari sekali. Dan setiap satu 
minggu sekali ulangan menulis huruf atau angka. Semester ke-2, PR dan ulangannya sudah 
berupa kata & berhitung (himpunan). 
Sementara di TK yang lain, pengenalan huruf dan angka baru diajarkan ketika masuk di 
TK B & tidak ada PR-PR-an apalagi ulangan, tetapi diadakan les baca tulis dengan 
alasan SD sudah harus (bahkan dites) baca tulis & berhitung. 
 
Kayaknya perlu diperhatikan lagi nih, kurikulum untuk sekolah saat ini dan harus 
diseragamkan. Jangan sampai ada perbedaan antara sekolah yg satu dengan sekolah yg 
lain. Kasihan kan anak-anak nya juga jadi bingung, sebenarnya bagaimana sih pendidikan 
yg cocok dengan usia mereka ?
 
Saya sebagai orang tua belakangan ini agak kebingungan, bagaimana sih sebenarnya yang 
perlu saya terapkan ke anak saya supaya cara belajarnya sesuai dengan usia dia. 
Sebab dia pernah mengalami pindah sekolah juga. 
 
Waktu di TK KB - TK A (sekolah A ~ nggak usah disebutin nama sekolahnya, ya ...), 
disiplinnya (masuk sekolah jam 7:00) & pelajarannya bagus, ada B. Inggris, Mandarin, 
Komputer, Lukis (semua dilakukan sambil bermain sesuai dengan usia mereka). Mulai TK 
A, ada PR & ulangan (seperti yang saya ceritakan di atas).
 
Sebelumnya, dia suka sekali & menikmati sekolahnya. Sejak mulai ada PR, dia mulai agak 
rewel & santai sekali kalo disuruh sekolah. Apalagi kalau disuruh mengerjakan PRnya 
(terutama menulis, baik kata maupun angka), sebenarnya dia bisa cuma lama ...  sekali 
& harus ditunggui oleh saya, baru mau deh agak cepat selesainya. Kalau ditungguin, 
hasilnya bagus tetapi ... kalau tidak ditungguin wah ... amburadul nggak karuan. Saya 
berusaha supaya nggak memaksa dia belajar & saya pikir dia hanya cari perhatian saya 
karena hanya bertemu saya beberapa jam saja. Tetapi lama kelamaan makin malas sekolah 
mulai dari bangun tidur, mandi sampai berangkat ke sekolah. Saya coba konsultasi 
dengan gurunya, ternyata di sekolah kalau menulis juga lama sekali selesainya tetapi 
kalau berhitung, menggambar (selain menulis, deh pokoknya) dia semangat, bergaul 
dengan teman-temannya juga baik. Gurunya berpendapat, mungkin hanya mencari perhatian 
dari ibunya dan baru penyesuaian dengan lingkungan baru. Kebetulan
 waktu itu saya sedang hamil adiknya yg ke-2 dan ditambah lagi kita baru pindahan 
rumah (agak jauh dari sekolah). 
Setelah dapat saran seperti itu, saya coba lebih dekat dengan dia, mencoba mengerti 
kondisi dia dan mencari tahu penyebabnya. Dia menjelaskan, kalau dia capek sekali 
pulang sekolah trus ada PR segala. Saya coba kasih pengertian ke dia kalau PR itu 
hanya untuk melatih supaya makin pinter, tetap aja dia mengeluh capek. Setelah saya 
rembukan dengan Bapaknya tentang hal ini, kita mulai menawarkan ke dia apakah mau 
pindah ke sekolah lain yang lebih dekat dengan rumah, dia bingung. Kebetulan ada 
sekolah yang dekat dengan rumah & sebelumnya dia juga pernah trial di sana (waktu dia 
3 th-an) & saya coba hubungi sekolah tersebut & ceritakan tentang Berryl, pihak 
sekolah bersedia untuk trial 1 bulan sebagai perkenalan. 
 
Saya ajak Berryl untuk mengenal sekolah tersebut di (TK B) setiap hari Sabtu 
(diberikan ijin dari sekolah A) barengan dengan adiknya ~ Dhilah 3 th 9 bl. Kemudian 
saya tanyakan kembali setelah beberapa kali dia ikutan di sekolah tersebut, dia senang 
dengan sekolah barunya. Saya kasih penjelasan ke dia bahwa sekolah di mana saja sama 
ada waktu belajarnya & ada waktu untuk bermain dan pasti juga nantinya di sana ada 
PRnya. Setelah saya konsultasikan bersama bapaknya dan kedua pihak sekolah, akhirnya 
kami putuskan untuk pindah sekolah setelah akhir ajaran.
 
Kemudian, pindahlah Berryl ke TK B di sekolah barunya. Di sekolah itu, dia bisa 
mengikuti semua pelajaran. Gurunya kagum, karena dia bisa cepat menyesuaikan diri 
dengan teman-temannya dan yang paling di senangi oleh gurunya dia sudah bisa menulis 
dan membacanya dibandingkan dengan teman-temannya. Di sekolah tersebut misinya 
benar-benar anak bermain sambil belajar. Anak lebih dibebaskan untuk menjelajahi semua 
sudut kelasnya. Dan anak tidak dibebankan dengan adanya PR.
 
Dikelasnya menggunakan istilah sudut untuk belajar, seperti :
1. Seni : melukis, mewarnai, origami, kolase
2. IPA : kegiatan yang berhubungan dengan alam seperti mengenal berat benda, jenis 
benda (halus & kasar) : ada timbangan dan benda-benda seperti kacang-kacangan kering, 
jenis batu-batuan, telur.)
3. Sudut bangunan : ada balok-balok, lilin dll
4. Sudut musik : semua alat musik dalam ukuran mini
5. Sudut wanita : masak memasak, menjahit
6. Sudut baca tulis : untuk belajar membaca & menulis, ada alat-alat tulis, buku 
tulis, buku-buku bacaan.
7. Sudut budaya : diajarkan tentang aneka budaya seperti pakaian adat, tari-tarian, 
menyanyi.
8. dll
 
Memang Berry sangat senang dengan sekolah barunya, karena nggak ada PR (gitu katanya 
...). Menurut gurunya, dari semua sudut tersebut yang paling disukai Berryl adalah 
sudut membangun dan paling jarang disentuh adalah baca tulis. Ketika ditanyakan ke 
Berryl dia bilang bosen aku sudah bisa. 
 
Disekolah tersebut untuk kelas A & B ada les baca tullis (seminggu 2x). Berryl pernah 
minta ke saya mau ikutan les baca tulis, tadinya saya pikir nggak perlu deh caranya 
toh sama juga dengan di rumah. Tapi menurut Bapaknya barangkali kalo barengan dengan 
teman-temannya, dia jadi tambah semangat. Udah, saya masukin dia ke les tersebut, tapi 
nggak bertahan lama (2 bulanan saja ...), sebab dia bosen katanya. Ya udah deh, saya 
konsultasi lagi dengan gurunya, sarannya nggak usah dipaksakan. 
Trus lesnya berhenti, saya lanjutkan di rumah dengan memberi latihan-latihan. 
 
Untuk latihan membaca :  kalau sebelumnya, setiap mau tidur selalu saya bacakan cerita 
tapi untuk melatih dia membaca, saya balik. Jadi setiap mau tidur dia yang membacakan 
cerita dari buku-buku yang dia punya (kebelutan dia memang suka buku dari bayi). 
Alhamdulillah, udah agak lancar tapi untuk kata yang panjang seperti 
" menggabungkan,  mempertahankan, dll" masih agak susah. Nggak pa pa deh ... yang 
penting dia suka dulu deh. 
 
Untuk latihan menulis, saya ajak dia berkomunikasi lewat tulisan. Saya mulai dulu 
menulis di bukunya, misalnya Beryl hari ini mengerjakan apa saja ? Saya bimbing dia 
menjawab lewat tulisan. Alhamdulillah dia mau.
 
Tapi belakangan ini, kalau ditinggalin latihan-latihan tidak pernah dikerjakan. Bosen 
katanya. Saya coba cari cara lagi, nih ...
Nggak sengaja waktu membereskan bukunya yang mental-mental sampulnya, saya kumpulin 
buku yang ada ceritanya, misalnya di majalah bocil ada cerita tentang BOCIL. Saya 
gunting cerita itu barengan dengan Berryl. Saya yg menggunting, dia menempel antara 
cerita yg satu dengan cerita yg lainnya dan saya yg menjilid, maka jadilah buku saku 
si BOCIL dengan judul yg berbeda (satu cerita = 1 buku). Sekarang dia punya koleksi 
buku baru hasil karya sendiri dan dia semangat lagi untuk memberikan nama judul buku 
dan membacanya. 
 
Tetapi, ya ... masih belum sembuh juga tuh penyakit malas latihannya (terutama 
menulis). Sekarang saya mentok banget deh Mom & Dad. Saya udah berusaha nggak memaksa 
dia untuk belajar, tetapi tuntutan untuk masuk ke SD sekarang harus pake tes-tes 
segala jadi saya yang stress sendiri nih. Gimana, nih ... caranya supaya anak-anak 
kita juga nggak jadi ikut-ikutan stress. Please help ...
 
Sorry, nih kepanjangan ceritanya ...
 
Yang lagi binun,
 
Ibunda Berryl.

 


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail SpamGuard - Read only the mail you want.

Kirim email ke