Dear mama neal,

Setahu saya, uji coba kurikulum ini masih terbatas pada beberapa sekolah
aja, dan kebanyakan emang sekolah yang bagus mutunya (kalo negeri, ya
sekolah negeri yang unggulan). Beberapa kali saya pernah liat di tv dan
baca di koran. Mungkin anda bisa cari di kompas online untuk liat
gambaran lebih jelasnya. 

Yang mau saya ungkap, mungkin kita jangan terlalu tergantung dengan
sistem pendidikan di sini, karena mungkin agak susah melakukan perubahan
yang mendadak. Sekarang tinggal kitanya aja sebagai orang tua yang harus
proaktif. Sya jadi inget kata aa Gym, kalau mau bikin perubahan mulailah
dari yang paling kecil dan sederhana dan dimulai dari diri kita sendiri.
Wah,... Maaf jadi sok bijak nih, ;DD. 

Maunya kita orang tua ya sama seperti anda mungkin, Tapi kalo itu
terlaksana, pasti harganya selangit kan (kayak yang lagi didiskusiin di
sini)?
Jadi, kita aja deh yang bikin suasana belajar jadi menyenangkan buat
anak dan kita bikin sendiri aja kurikulum berbasis kompetensi kita
sendiri. Toh dasar teorinya kan multiple intelligence-nya Howard
Gardner,...

Btw, mau saya kirimin beberapa artikel tentang multiple intelligence?
Tapi msh bahasa inggris, gak sempet terjemahin. Maklum, ibu bekerja yang
lagi dikejar deadline.....

Thanks lho, udah mau baca.

Rgds
Yanesthi - mama bhumi



-----Original Message-----
From: mel/chan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 18 Maret 2004 12:10
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] kurikulum berbasis kompetensi--was Pendidikan
Indonesia Terbelakang


nah, pas banget topiknya diangkat..
dari dulu saya penasaran banget, apa program KBK [kurikulum berbasis
kompetensi] ini udah betul2 berjalan merata, atau diuji coba di
kota2/wilayah tertentu dulu, atau gimana ya? krn memang yg saya dengar
baru mau mulai dicoba tahun 2004 ini..tapi sejauh mana penerapannya di
sekolah2, saya masih buta neh.. mungkin ada yg bisa share disini? terus
terang waktu dengar info tsb seneng banget seh.. artinya bakal ada
perubahan dalam sistem dan cara anak2 kita belajar kan..gak ngikutin
mama papanya jaman dulu [lebih banyak hafalannya..--dan buat yg sebal
ama hafal mengahafal, pasti tau deh 'derita'nya kayak apa..hehe]..dengan
kurikulum ini konon lebih banyak ke praktek lapangan, pengembangan diri,
dimana ujiannya bukan melulu jawaban benar atau salah, tapi bagaimana
cara/proses anak tsb nantinya memecahkan masalah yg diujikan..jadi luas
banget..gak diliat dari satu sisi aja... 
kalo ada yg tau info2nya, tolong share ya moms/dads... 



mama neal
 

  ----- Original Message ----- 
  From: betsy 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, March 18, 2004 8:15 AM
  Subject: RE: [balita-anda] Pendidikan Indonesia Terbelakang


  Dear Susan,...

  Menarik banget sharingnya.
  Emang sih, sistem pendidikan di Ind yang utamain nilai, peringkat dan
  kuantitas, sekarang ini makin disadari merugikan siswa. Udah gitu ada
  kecenderungan melatih anak untuk berpikir konvergen. 

  Kalau saya liat sih, udah ada usaha dari pemerintah untuk mengubah itu
  semua. Kan sekarang ada kurikulum 2004 yang sifatnya undah
  student-centerd, gak teacher-centered, dan kurikulum ini memang
  diarahkan untuk mengetahui kebutuhan masing-masing siswa dalam
belajar.

  Tapi kendalanya masih banyak, antara lain, tenaga guru yang kurang
  kreatif dan inovatif, gaji guru yang gak layak sehingga mereka sendiri
  juga terbatas dalam mencari tambahan ilmu dalam mengajar (buku2, bahan
  untuk bikin alat eksperimen atau alat peraga, dll), dan yang gak kalah
  penting sikap guru2 itu sendiri dalam mengajar. Maksud saya, selama
ini
  kan mereka seperti udah terpola dengan gaya mengajar dan sistem
  pembelajaran lama dan kurang menguntungkan siswa, jadi mereka harus
bisa
  mengubah sikap dan perilaku mereka dalam mengajar untuk menyesuaikan
  dengan kurikulum 2004. Ini kan yang susah, menuntut seseorang untuk
  mengubah sikap dan perilakunya.

  Kalo saya sih, gimana orang tuanya aja. Orang tua harus ikut berperan
  aktif dalam pendidikan anak-anaknya. Bukan gak mungkin orang tua
  menyediakan ruang dan kesempatan bagi anak dan mungkin teman2 anaknya
  untuk datang dan belajar. Belajar disini usahain pendekatannya beda,
  misalnya diskusi, sharing opini dan ilmu antar maisng-masing anak,
  kegiatan menulis kreatif, melakukan penelitian ilmiah kecil2an, dsb. 

  Jadi orang tua jaman sekarang itu jauh lebih susah dari jaman dulu.
Tapi
  kalo kita positif thinking sih, semua jalanin.

  Sori juga lho, sharingnya jadi ikutan panjang.

  Rgds,
  Yanesthi (mama bhumi)

  -----Original Message-----
  From: Susan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: 17 Maret 2004 15:51
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: [balita-anda] Pendidikan Indonesia Terbelakang


  Hallo, maaf saya juga ingin sharing sedikit ya....( agak panjang nih )
  sorry ya.

  Emang kalau dilihat dari segi pendidikan yang ada di Indonesia sgt
  memprihatinkan anaknya sekolah ditempat mahal, orang yang tidak mampu,
  anaknya malah tidak sempat sekolah.

  Di keluarga besar saya, ada beberapa ponakan ya, ada yang sekolah di
  sekolah internasional itu 3,6jt SPPnya, ada yang sekolah di sekolah
  swasta umum 400an. Sama-sama SD dan kelasnya juga sama kebetulan
umurnya
  sama.

  Maaf ya ini bukan pamer, cuma kasih bandingan saja ya kenyataaannya
  adalah seperti ini. Kalau bilang sekolah mahal dan sekolah biasa itu
  sama, terus terang beda, itu kenyataan lho. Tapi yang pasti memang,
  "sekolah di sekolah murah tidak berarti anak itu lebih bodoh, dan
  sekolah ditempat mahal tidak menjamin anak itu lebih pintar"

  Dua ponakan saya ini, yang satu stress ( Sekolah swasta ) dengan
PRnya,
  dengan ulangannya, dengan setumpuk pelajaran dan mungkin sedikit
tekanan
  dari guru2nya. Sedangkan yang ( sekolah di internasional ), sekolah
kek
  pergi main, having fun, gak ada beban sama sekali. Kurikulum sekolah
  yang buat, jadi nilai2 raport semua dari hasil prestasi hari2 anak
  disekolah, tidak seperti sekolah umum kan, nilai murni dari hasil
  ulangan. Kalau ulangannya jelek, nilai raportnya jelek. Cara ajarnya
  juga masih banyak menggunakan metoda lama ( guru mengajar, anak2
belajar
  ). Kalau sekolah internasional beda, guru ajar tapi anak2 terlibat,
  boleh protes ( coba di sekolah biasa, apa nggak dimarahin ) , bisa
  kreatif bikin ini itu, gak pakai PR, setiap anak dilibatkan dalam
setiap
  pelajaran, setiap kegiatan dll. Guru ama anak2 kek teman.....!

  Mereka kelas 6, yang satu les sana sini, untuk menghadapi
EBTA/EBTANAS,
  yang satu mah santai aja, dirumah, pulang sekolah nonton TV, main2.
  Kalau ditanyain, kok nggak belajar sih hadapi EBTA  kek si A ( yg
swasta
  ), jawabnya kan semua udah diajarin disekolah, udah dibahas, lagipun
  sekolah gak pakai EBTA/EBTANAS khan kurikulum sendiri.

  Disini kita bisa lihat, perbedaannya kan ? Kenyataan memang pahit,
bahwa
  masih byk sekolah umum di Indonesia masih seperti itu alangkah baiknya
  sekolah umum tapi dengan metoda mengajarnya diubahkan seperti
  internasional. Jadi anak tidak perlu bayar mahal untuk sekolah, untuk
  mendapatkan yang terbaik, udah tidak stress di sekolah ( karena masih
  jauh perjalanannya sampai kuliah khan ). Kasihan gitu lho anak2
itu....

  Ini hanya sekedar sharing saja, walaupun tidak semua seperti ini, tapi
  saya yakin masih banyak anak2 yang tertekan dengan metoda pengajaran
  disekolah. Oleh sebab itu emang pendidikan yang bagus itu MAHAL.

  Diluar negeri walaupun perbedaannya tidak mencolok spt Indonesia, tapi
  tetap aja ada perbedaan antara sekolah bagus dan sekolah biasa.
Sekolah
  bagus mampu sediain teknologi canggih...anak2 diajarin bikin robot lho
(
  saya pernah lihat di TV).

  Sekarang gimana dong kalau gitu, tetap aja khan ada perbedaan.

  Mohon maaf ya kalau ada yang tidak berkenan, tapi itu murni adalah
  sharing saya, dari pengalaman sehari2 saya lihat 2 anak itu.


  ---------------------------------------------------------------------
  >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ 
  >> Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail
ke:

  >> [EMAIL PROTECTED]


  ---
  Incoming mail is certified Virus Free.
  Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
  Version: 6.0.516 / Virus Database: 313 - Release Date: 01/09/2003
   

  ---
  Outgoing mail is certified Virus Free.
  Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
  Version: 6.0.516 / Virus Database: 313 - Release Date: 01/09/2003
   


  ---------------------------------------------------------------------
  >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
  >> Info balita, http://www.balita-anda.com
  >> Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]



---
Incoming mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.516 / Virus Database: 313 - Release Date: 01/09/2003
 

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.516 / Virus Database: 313 - Release Date: 01/09/2003
 


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke