fyi
potongan artikel :
 
Imam Ibn Qayyim berkata, "Dan bila engkau memperhatikan kerusakan yang
menimpa anak-anak, maka engkau akan mendapati bahwa mayoritas kerusakan itu
berawal dari kedua orang tua." 
 
Papanya Hafizh
= = = = = = = = = = =
Tanamkan Cinta dan Taat Kepada Allah Dalam Qalbu Anak

Banyak kita dengar sebagian ibu-ibu menyaringkan suara-suara mereka,
mewanti-wanti dan memberikan ancaman kepada anak dengan ungkapan "Kalau kamu
begitu, Rabb-ku tidak akan mencintaimu, ... Kalau kamu begitu Allah akan
menyiksamu, ... Jika kamu terus begitu Allah akan mengadzabmu, Allah akan
memarahimu, ... Allah akan menempatkanmu dalam api neraka yang sangat panas"

Model demikian terkadang bisa menumbuhkan dalam jiwa sang anak gambaran yang
jelek. Benar, memang kita harus mengingatkan sang anak dengan keagungan dan
kemahakuasaan Allah, surga dan neraka sehingga tumbuh dalam qalbu sang anak
pengagungan terhadap Allah, takut kepadanya, hingga terkumpullah padanya dua
hal berharap sekaligus takut kepada-Nya.

Akan tetapi, tidak semestinya orang tua lebih banyak mewanti-wanti,
menakut-nakuti, kaitkanlah anakmu dengan Allah, ingatkan ia akan luasnya
rahma-Nya, keutamaan, dan kebaikan. Jika engkau ingin memotivasi sang anak
untuk berjiwa tulus, maka ingatkan kepadanya akan keutamaan sifat tulus,
Allah ta'alaa cinta kepada orang-orang yang tulus, suruhlah sang anak untuk
menjadi baik sebab Allah cinta kepada orang-orang yang baik, dan maafkanlah
kedhaliman yang menimpamu dari orang lain maka Allah akan mengampunimu.
Ingatkan ia dengan keutamaan Allah bahw ajika kita berbuat satu kebaikan,
Allah akan lipatgandakanmenjadi 10 kebaikan, motivasilah dia dengan surga,
kenikmatan dan segala hal yang berkaitan dengan surga. Dan ungkapkan
kepadanya bahwa kalau kamu ingin masuk surga, maka berbuatlah sesuatu yang
menjadi syarat dan tuntutannya.

Ada satu hal yang mesti digarisbawahi; sebagian ibu-ibu tidak tega untuk
menyuruh anak-anaknya untuk mengerjakan sejumlah amalan shalih yang terkesan
berat, seperti shalat di waktu musim dingin, puasa, shalat shubuh. Bahkan
mereka mengatakan, "Selama belum diwajibkan kepadanya, maka aku tidak perlu
menyuruhnya untuk melakukan hal-hal itu."
 

Saya katakan, "Ketahuilah bahwa setiap amalan shalih yang dikerjakan sang
anak akan ditulis sebagai kebaikan baginya dan ia akan menerima pahalanya;
selama ia belum baligh maka setiap kebaikan dicatat dan keburukan yang ia
lakukan tidak dicatat. Dan motivasimu kepada anak-anak untuk berbuat shalih,
santun maka itupun akan membuahkan hasil yang banyak, diantaranya:
 
1. Menambah tabungan kebaikan, sebab setiap kebaikan oleh Allah
dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan; 
 
2. Membiasakan anak-anak dengan aktivitas ibadah dengan cara yang lembut,
hal ini dibutuhkan sebab sang anak masih kecil, maka jika dari kecil
dibiasakan maka tidak sulit untuk mengarahkan ketika sudah besar. Berbeda
keadaannya dengan anak yang tidak pernah dididik untuk itu. Misalnya anak
yang dari kecil didik untukshalat shubuh tepat waktu maka tidak berat ketika
sudah dewasa. Maka, siapa yang membiasakan sang anak untuk memakai gamis
sejak kecil, maka ia tidak risih ketika sudah dewasa; 
 
3.Ketahuilah bahwa engkau akan mendapatkan pahala sebagaimana kisah seorang
perempuan yang anaknya meninggal dibawa kepada Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam. Sang perempuan berkata, "Apakah untuk yang ini aku
berhaji. Rasulullah menjawab, "Ya, dan engkau mendapat pahala." Imam Ibn
Qayyim berkata, "Dan bila engkau memperhatikan kerusakan yang menimpa
anak-anak, maka engkau akan mendapati bahwa mayoritas kerusakan itu berawal
dari kedua orang tua." 
 
Semoga Allah memperbaiki keadaan kami dan anda semua, melimpahkan anak
keturunan, isteri-isteri yang menyejukkan hati. Shalawat dan salam untuk
Nabi Muhammad. 
Sumber: Majalah Al-Da'wah (Riyadh-KSA) No. 1923/02121424H/25122003M
(Selasa, 10032004M/18011425H)

Kirim email ke