Thanks banget nih artikelnya. Apalagi ditambah dengan pemakaian aromatherapy, maka udara yang kita hirup semakin bersih dan batuk pilekpun nggak akan mampir.....
-----Original Message----- From: Arie Indra [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 16, 2004 12:55 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] PILEK & BATUK APA SICH OBATNYA?... Dear Yani, Mungkin tiap kali sakit (batuk, pilek) selalu dikasih obat sama dokter? Justru karena keseringan minum obat bayi jadi lebih rentan terhadap penyakit, karena kuman2 tersebut berkembang jadi lebih kuat dan resistan terhadap obat yang sama. Lama2 nanti jadi harus mengkonsumsi obat2 yang lebih kuat. Yah emang negeri kita tergolong jorok, tapi sebgai ortu kita harus pinter2 menjaga kebersihan dan kesehatan. Jadi buat saya gak ada hubungannya tuh... Gak semua penyakit butuh obat. Misalnya demam, pilek, batuk... itu hanya mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan/ menghilangkan benda asing ditubuh: kuman & virus. Saya akan forward artikel dari milis sebelah Salam, arie >>>> Demam, batuk-pilek, radang tenggorokan, diare, merupakan kondisi langganan anak-anak. Pelajarilah, agar dapat bertindak dengan tenang dan rasional, agar tidak tergopoh-gopoh mengambil obat dan mengobati gejala-gejala tersebut. Seperti sudah kita ketahui, konsumen (pasien) yang rasional akan mendorong iklim layanan kesehatan yang rasional pula. RATIONAL USE OF DRUGS (IRUD) - pola pengobatan yang aman, cost effective Minimal ada dua masalah utama pola pemberian obat yaitu polifarmasi dan pemberian antibiotik yg berlebihan/kurang pada tempatnya. Dokter mengajukan minimal 3 alasan : - LACK OF CONFIDENCE. Para dokter sering âkurang confidenceâ dan âinsecureâ takut pasien pindah ke dokter lain - PATIENT PRESSURE. Pasien yang irasional, sering menuntut dokter untuk memberikan antibiotik & obat yang cespleng, karena menganggap antibiotik merupakan âobat dewaâ yang bisa menyembuhkan segala kondisi. - COMPANY PRESSURE. IMMUNE SYSTEM - sistem pertahanan tubuh Secara garis besar, sistem imun terdiri dari 1. bagian yang langsung âmembunuhâ kuman/virus/parasit dan lain-lain yang menyerang tubuh kita, yaitu sel darah putih atau leukosit. Leukosit juga membentuk antibodi, suatu zat untuk menetralisir âmusuhâ bila suatu saat kita kembali terserang oleh infeksi yang sama. 2. bagian atau sel-sel yang tugasnya membantu sel leukosit sehingga leukosit jauh lebih efektif âseranganânya. BAKTERI DAN VIRUS Bakteri. Bakteri ada dimana-mana, di alam, di tubuh kita; menyiratkan bahwa mayoritas bakteri tidak jahat Bakteri yang baik yang ada di dalam usus kita berfungsi untuk : a) Mencernakan makanan menjadi zat-zat bergizi b) Mengolah makanan menjadi vitamin B & K c) Melindungi kita agar tidak terinfeksi oleh kuman yang jahat. d) Membantu pencernaan agar kita tidak sembelit Berdasarkan sifat kimiawinya, bakteri dibagi dua yaitu bakteri Gram Positif dan bakteri Gram negatif. 1. Bakteri Gram positif a. umumnya lebih mudah diâlawanâ dibandingkan bakteri Gram negatif. b. dapat diatasi oleh antibiotik yang ringan (narrow spectrum antibiotik) c. umumnya menyebabkan Infeksi di bagian atas diafragma 2. bakteri Gram negatif a. menyebabkan infeksi di bagian bawah diafragma Broad spectrum antibiotics adalah antibiotik yang menyerang kedua kelompok bakteri di atas Ingat: - Pemberian antibiotik yang terlalu sering dan terlalu lama akan mematikan kuman yang baik. Hal ini akan menganggu pencernaan misalnya diare akibat munculnya banyak jamur, kekurangan vitamin B & K. - Semakin sering kita memakan antibiotik, semakin sering kita jatuh sakit. Virus. Virus jauh lebih kecil daripada bakteri. Virus tidak dapat dibunuh oleh obat, antibiotik samasekali tidak bekerja terhadap virus. Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau daya tahan tubuh kita. BERBAGAI MASALAH KESEHATAN YANG UMUM TERJADI PADA BAYI DAN ANAK. Selain demam, alasan terbanyak anak dibawa ke dokter adalah batuk pilek, radang tenggorokan, dan diare. Orang tua panik, anak memperoleh berbagai macam obat yang belum tentu diperlukan, yang belum tentu tanpa efek samping. Sedihnya lagi, kondisi tersebut juga paling potensial untuk diterapi dengan antibiotik, padahal sebagian besar penyebabnya adalah virus, yang tidak bisa âdilawanâ oleh antibiotik. A. RADANG/INFLAMMATION - ITIS Radang atau inflamasi artinya merah, bengkak, dan sakit. Radang tenggorokan, artinya tenggorokannya merah, sakit, dan mungkin agak membengkak (amandelnya). 1. Penyebab 2. Cara Mengatasi - Radang bisa karena INFEKSI tetapi bisa juga BUKAN INFEKSI. Radang akibat infeksi dapat dibagi dua radang karena kuman atau radang karena virus. - 85% radang tenggorokan pada bayi/anak disebabkan oleh infeksi VIRUS - tidak perlu antibiotik. - Radang bukan infeksi misalnya ALERGI, TRAUMA, AUTOIMMUN, TEETHING, dll. Kesemua nya, tidak dapat diobati dengan antibiotik. Upaya terbaik mengatasi alergi adalah avoidance - mengurangi kemungkinan exposure hal2 yang bisa menimbulkan alergi (debu, karpet, binatang berbulu, mainan berbulu, AC, makanan tertentu dengan pewarna, pengawet, perasa sintetik, permen, , sea food). B. FEVER (lihat juga summary demam seminar paket 1 pada milis sehat tanggal 28 januari 2004 oleh bpk gendi) 1. Yang harus dilakukan a. Cari penyebab timbulnya demam; pada anak penyebab utamanya adalah infeksi virus. b. waspadai kemungkinan terjadinya komplikasi dehidrasi. c. Selama infeksi masih berlangsung, memang harus ada demam. Beri minum lebih banyak dari biasanya. 2. Kapan harus menghubungi dokter a. Bila bayi berusia < 3 bulan dengan suhu tubuh  38C b. Bila bayi berusia 3 â 6 bulan dengan suhu tubuh  38.3C c. Bayi dan anak berusia > 6 bulan, dengan suhu tubuh  40C d. Sama sekali tidak mau minum atau sudah dehidrasi; Gelisah, muntah, diare e. Iritabel atau menangis terus menerus, tidak dapat ditenangkan f. Tidur terus menerus, lemas dan sulit dibangunkan (lethargic) g. Kejang; Kaku kuduk leher; Sakit kepala hebat h. Sesak napas Ingat: DO NOT TREAT LOW GRADE FEVER (< 38.3C) C. COLDS AND FLU 1. Penyebab Infeksi virus. Umumnya berlangsung selama 5 hari (3 â 14 hari rentangnya) tergantung daya tahan tubuh dan tergantung ada tidaknya penderita flu di rumah atau di sekolah. Tidak ada obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh anak terhadap infeksi virus flu akan meningkat sejalan dengan waktu 2. Penanganan a. Yang paling dibutuhkan adalah cairan, sering minum meski sedikit2. b. Supaya âingusâ tidak kental dan menyumbat jalan nafas, berikan air garam steril sebagai tetes hidung. Menghirup uap air panas juga banyak membantu. c. Humid environment, jangan kering seperti dalam ruangan berAC. Kalau perlu, taruh satu ember berisi air mendidih setelah anat tidur. d. Paracetamol â bila bayi/anak uncomfortable atau high fever (>38.5) e. Di lain pihak, kita sering mengacaukan alergi dengan flu. Pada alergi yg mengenai hidung, anak juga akan âmelerâ tetapi anak tidak demam, tetap aktif bermain. 3. Pencegahan Sering cuci tangan, hindari kontak erat dengan penderita flu, jaga kebersihan rumah terutama sehabis penderita flu atau bersin dan batuk, haru di lap bagian permukaan peralatan rumah tangga atau lantai kamar mandinya, 4. Kapan Menghubungi Dokter â Bila mengalami demam > 72 jam atau bila batuk terus menerus â Sesak nafas, kuku dan bibir tampak biru â Luar biasa rewel, atau luar biasa mengantuk (sangat sulit dibangunkan) Ingat: Tidak ada obat pilek yang efektif untuk bayi dan anak. D. SORE THROAT/PHARYNGITIS (Radang tenggorokan dan infeksi amandel) 1. Penyebab Umumnya infeksi virus. ARTINYA: akan sembuh sendiri â self limiting; dan samasekali tidak memerlukan antibiotik. Hanya sekitar 15% saja yg infeksinya disebabkan oleh kuman Streptococcus dan umumnya menyerang anak usia 4 â 7 tahun. Dengan catatan, diagnosisnya harus berdasarkan biakan usap tenggorok. 2. Penanganan a) Banyak minum; minuman yg hangat akan memberikan rasa nyaman di tenggorokan. Kalau anak sudah besar, bisa diajarkan untuk kumur2 atau mengisap lozenges. Kalau panas atau kesakitan, berikan paracetamol b) Kalau hidung tersumbat, dapat diberikan tetes hidung NaCl dan menghirup uap panas. E. COUGHS 1. Penyebab Batuk adalah mekanisme tubuh yang membantu kita mengeluarkan segala sesuatu yg mengganggu saluran napas kita, misalnya, lendir/ âslemâ benda asing yang tersedak (susu, kacang, air dll). Yang terpenting, mencari tahu apa pencetus batuk. Infeksi kah atau bukan infeksi. Pada anak, batuk umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau oleh alergi. Batuk akibat infeksi virus flu misalnya bisa berlangsung sd 2 minggu bahkan lebih lama lagi bila anak kita sensitif atau alergi, atau bila di rumah ada anak lain yang lebih besar atau yang juga sedang sakit. Batuk karena alergi juga bisa berlangsung lama atau hilang timbul selama pencetus alerginya tidak diatasi. 2. Penanganan a. Upayakan untuk mengurangi produksi lendir: â Minum banyak yang hangat misalnya lemon â Jangan ada asap rokok â Ruangan jangan kering (Moist air - kamar mandi - buka keran air panas biarkan beberapa lama sehingga ruangan, atau taruh satu ember air panas mendidih, atau pasang humidifier) b. Agar anak lebih nyaman, tidurkan dengan bantal agak tinggi Ingat: â kebanyakan batuk tidak memerlukan antibiotik â Jangan beri obat untuk menekan refleks batuk (Codein), Pada dasarnya, tidak ada yang namanya obat batuk itu. Juga tidak ada obat pencair dahak. Cari pencetusnya F. BRONCHITIS (âINFEKSIâ SAL NAPAS) 1. Penyebab Penyebab tersering adalah alergi (Allergic rhinitis, asthma, environmental exposures). Bisa juga karena sinusitis, refluks, reaksi obat, kelainan bawaan saluran napas, tersedak âbenda asingâ, pneumonia (virus, jamur). Mohon diingat â pneumonia belum tentu karena infeksi bakteria. Jadi - belum tentu perlu antibiotik. Gejala yang tersering adalah batuk lama 2. Penanganan a. Mencari penyebab. Bila karena alergi â modifikasi lingkungan sekitar untuk mengurangi eksposur pada anak b. Humidifikasi c. Ekstra cairan, dll Ingat: Dengan demikian, kalau anak kita dinyatakan menderita bronkitis, kita harus segera berpikir bahwa itis di sini artinya radang â inflamasi. Penyebabnya belum tentu infeksi bakteri - mayoritas bronkitis pada anak tidak perlu antibiotik. G. EAR INFECTION 1. Penyebab Umumnya adalah infeksi virus, dan umumnya terjadi setelah anak mengalami flu. Kadang-kadang juga ada kaitannya dengan masalah gigi. 2. Gejala a. Sakit telinga (biasanya 1 sisi), demam, pilek dengan hidung buntu, rewel, telinga di-tarik2, nafsu makan menurun b. Kadang2 tampak cairan kuning keluar dari telinga, kadang2 juga anak mengalami sedikit gangguan pendengaran 3. Penanganan a. Penghilang rasa sakit b. Posisi tegak/upright position, c. Jangan ada yang merokok d. Jangan mimum susu dari dot-botol sambil tiduran e. Air hangat di botol, bungkus kain perca, taruh di atas telinga f. Kalau perlu minum obat decongestant (mnengurangi hidung buntu) 4. Pencegahan Berikan ASI selama mungkin dan jangan biasakan minum sambil tidur/ dalam posisi tidur 5. ANTIBIOTIK atau KONTAK DOKTER a. Bila berkepanjangan, lebih dari 2 minggu atau b. Bila infeksi berat dan anak kesakitan hebat H. DIARE â MUNTAH Pada dasarnya, diare dan muntah adalah upaya tubuh untuk mengeluarkan racun dan mengeluarkan virus/kuman. Tidak perlu memberikan obat anti muntah atau obat untuk âmampetâkan diarenya. Obat-obat semacam ini dapat megurangi/menghentikan gejala diare/muntah tetapi tidak dapat mengobati penyakitnya. Perbaikan tersebut bersifat âsemuâ. Kita bisa terkecoh, seolah anak membaik, padahal penyakitnya masih terus berlangsung. Selain itu, obat2 tersebut juga bukan tanpa risiko efek samping. 1. Penyebab Pada anak terutama bayi, umumnya disebabkan oleh virus. Penyebab lainnya adalah food posoning, alergi makanan, dan pemakaian antibiotik 2. Penanganan a. Cegah Dehidrasi dengan Minum Banyak b. ASI diteruskan, campur dg Oral rehydration Solution (ORS) seperti pedialit atau oralit c. Bila diare hebat, fokus pada upaya rehidrasi, kalau perlu, untuk sementara waktu tidak perlu makan sampai dehidrasi teratasi 3. Kapan menghubungi dokter . a. Ada darah di tinja b. Tidak buang air kecil > 8 jam, bibir kering, air mata kering c. Luar biasa mengantuk, sulit dibangunkan d. Lemas, layu Ingat: a. Umumnya tidak perlu diberi antibiotik, antibiotik hanya bila tinja berdarah (butuh evidence/lab). Antibiotik justru akan memperparah diarenya dan akan menyebabkan infeksi tambahan oleh jamur/fungus/candida b. Jangan minum obat untuk menghentikan diare seperti primperan, motilium, juga tidak perlu minum Kaopectate, smecta, ensim c. Pada diare akut, tdk perlu mengganti susu formula. d. INGAT - Jangan memberikan obat anti muntah!!!! Obat anti muntah akan menyebabkan masking effect. I. KONSTIPASI 1. Penyebab a. utamanya adalah pola perilaku khususnya pola konsumsi makanan. Pola makan kita dulu sarat dengan sayur dan buah (serat), sekarang beralih ke fast food yang bukan hanya rendah serat, tetapi juga tinggi garam dan lemak b. Kurang minum c. Ignoring the urge (anak mengacuhkan rasa ingin buang air besar dan justru menahannya) d. Kurang gerak/olah raga, banyak duduk) e. Penyakit: Hypothyroidism (kelenjar gondok kurang berfungsi, jarang, ada gejala lain sejak bayi seperti retardasi mental), retardasi mental 2. Gejala â Sakit perut, melilit, mules, kembung â Nafsu makan menurun â Rewel â Celana dalam ada berkas tinja (Soiled underwear) â Tinja keras, tinja ada goresan/bercak darah (Large/blood streaked stools) â Sering buang air kecil J. TYPHUS Sebenarnya, tifus tdk tergolong kondisi yang sering terjadi pada anak. Namun demikian, kondisi ini sering sekali didiagnosis (âgejala tifusâ/verdacht typhusâ). Padahal seharusnya, jelas dan tegas, tifus atau bukan. Bagaimana dan kapan kita menegakkan diagnosis tifus? â Curigai bila anak (bukan bayi karena tifus ditularkan memalui makanan dan minuman yang tercemar; bayi masih mengkonsumsi ASI.formula, makanan rumah) demam >5 hari. â Diagnosis: pemeriksaan laboratorium biakan empedu (Gal culture) bukan pemeriksaan widal. Di negara endemis seperti Indonesia, pemeriksaan widal hampir pasti akan positif tetapi tidak otomatis menyatakan yang bersangkutan sedang menderita infeksi tifus. K. TBC Kondisi yang juga sering salah didiagnosis. Angka kejadian infeksi TBC di Indonesia memang tinggi, tetapi itu bukan berarti â sedikit-sedikit TBC. Anak yang kurus, yang kurang nafsu makan, anak yang batuk-batuk, sering dicap âada vlekâ di paru2nya. Padahal mendiagnosis TB tidak sesederhana ini. Di lain pihak, kalau memang anak kita TBC, perlu diterapi dengan benar agar kuman TBC benar2 bisa dieradikasi dari tubuh kita. Yang sering terjadi: â anak mendapat obat TBC tanpa dasar diagnosis yang jelas â obat TBC tersebut tidak diberikan dengan benar (jenis obat, jumlah obat, dosis, lama pemberian). Selalu second opinion, karena: diagnosis TBC tidak mudah, dan sekali anak didiagnosis TBC - konsekuensinya banyak â harus mengkonsumsi obat2 anti untuk jangka panjang, padahal obat-obatan tersebut sangat berat`- potensial untuk menimbulkan gangguan hati. HOSPITALIZATION Sebelum memutuskan untuk membawa anak ke rumah sakit, Indikasi rawat inap harus kuat yaitu: a. Tidak sadar, b. Kejang berulang c. Sesak napas d. Dehidrasi berat e. Membutuhkan obat yang harus diberikan ke pembuluh darah Ingat Bagi anak, rawat inap di rumah sakit bukan hanya menyebabkan taruma kejiwaan tetapi juga menghadapkan anak kepada risiko tertular INFEKSI NOSOKOMIAL (infeksi akibat kuman rumah sakit, dari pasien lain) padahal, kuman di rumah sakit jauh lebih âGANASâ dibandingkan kuman di rumah. Mengapa? Di Rumah sakit, kita terlalu banyak mempergunakan antibiotik dan umumnya yang dipergunakan adalah antibiotik yang âkuatâ. Dengan demikian, kuman di rumah sakit banyak yang sudah resisten (kebal) terhadap berbagai macam antibiotik (superbugs). Kuman di rumah jauh lebih âjinakâ. THE LIVER AND THE DRUGS Apa yang terjadi dengan obat yang kita konsumsi? Obat harus menjalani serangkaian proses metabolisme di hati. Prosesnya dua tahap. Di antara kedua tahapan tersebut, dihasilkan suatu zat antara yang bersifat toksik (beracun). Hal inilah yang dapat menyebabkan timbulnya kemungkinan kerusakan hati akibat obat. Makin banyak obat, makin besar kemungkinan terjadinya efek samping (termasuk kerusakan hati). Sebagai contoh adalah gabungan beberapa obat dalam satu puyer. Ibu umumnya tidak menyadari bahwa puyer tersebut terdiri dari beberapa obat. Tidak tertutup kemungkinan obat-obat tersebut saling berinteraksi. Siapa yang potensial terkena efek samping obat? Yang berusia sangat muda dan yang lanjut usia Bagaimana mengurangi risiko terkena efek samping obat? 1. Pada dasarnya, obat itu âracunâ sehingga potensial menimbulkan efek samping. Konsumsi obat hanya bilamana benar2 diperlukan. Dengan demikian, hindari polypharmacy. 2. Antibiotik bukan obat yang bisa menyembuhkan semua penyakit, atau menyembuhkan semua gejala (mulai dari demam, diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, alergi, dll). WHAT ARE ANTIBIOTICS (antibiotic & its proper use akan dibahas pada 13 maret 2004) Antibiotik adalah obat untuk membunuh infeksi bakteri (ANTIBIOTIK TIDAK DAPAT MEMATIKAN VIRUS). Antibiotics = Against Life. Artinya antibiotik adalah suatu zat yang sifatnya mematikan kehidupan dalam hal ini, mematikan kuman. APA BAHAYA PEMBERIAN ANTIBIOTIK YANG MEMBABI BUTA? Setelah pemakaian antibiotik selama beberapa dekade, ternyata bermunculan banyak bakteri yang resisten (kebal) terhadap antibiotik. Hal ini membuktikan bahwa pemakaian antibiotik yang tidak rasional/membabi buta, justru akan merugikan pasien dan khalayak luas. Antibiotik merupakan satu2nya obat yang memiliki dampak sosial yang besar. Contoh. Anak X sering memakan antibiotik setiap kali demam atau pilek.batuk, diare. Cepat atau lambat, kuman-kuman di sekitar X menjadi kebal terhadap berbagai antibiotik. Bila kuman yang resisten terhadap antibiotik tersebut menyerang anak Y, maka anak Y otomatis juga tiurut dirugikan, bukan hanya anak X. Antibiotic resistance dapat membahayakan jiwa dan memperberat kondisi dan penderitaan si pasien yang mungkin infeksinya sebenarnya tidak berat tetapi kumannya tidak dapat dibunuh oleh berbagai antibiotik (padahal sebelumnya, infeksi kuman ni dengan mudah dapat diatasi). Kuman yang kebal terhadap antibiotik ini âberkembang biak dengan cepat, menyerang anggota keluarga lainnya, tetangga, teman sekolah, teman kerja â mengancam seluruh komunitas. Lingkungan terancam infeksi oleh kuman jenis baru, yang sudah berubah bentuk, yang lebih ganas, kuman yang sulit dibunuh oleh antibiotik. THE TROUBLE WITH ANTIBIOTICS F Pemberian antibiotik yang berlebihan menyebabkan kuman yang tidak terbunuh mengubah diri (mutasi) menjadi âsuperbugsâ yang tidak mempan dilawan antibiotik. F Superbugs ini memerlukan antibiotik yang jauh lebih kuat, pasien harus dirawat di rumah sakit karena antibiotik harus diberikan melalui selang infus. Antibiotik super kuat ini berisiko menimbulkan efek samping yang lebih berat. F Dampak negatif kedua adalah terbunuhnya âkuman baikâ di dalam tubuh kita. Tempat yang semula dipakai oleh kuman2 ini menjadi vakum dan kekosongan ini diisi oleh kuman âjahatâ atau jamur. Kondisi infeksi ini disebut sebagai âsuperinfectionâ. F Semakin lama/sering makan antibiotik semakin besar risiko terbentuknya superbugs, dan superinfection, dan SEMAKIN SERING KITA SAKIT. Antibiotik adalah sumber alam karunia Tuhan yang harus dipergunakan secara bijaksana. Antibiotik menyelamatkan kita, kita harus âmenyelamatkanâ mereka dari âkepunahanâ. APPROPRIATE ANTIBIOTIC USE Penelitian membuktikan setiap harinya, telah diresepkan jutaan antibiotik bagi pasien infeksi virus. Suatu kekeliruan yang sangat besar. Beberapa alasannya: â pasien meminta obat yang cespleng â apa saja â termasuk antibiotik ,kalau perlu antibiotik yang superkuat â bagi dokter, jauh lebih mudah menulis resep dibandingkan harus bersusah payah memberi penjelasan, menenangkan orang tua. Pada tabel tertera beberapa kondisi yang umumnya disebabkan infeksi virus dan tidak memerlukan antibiotik. HOW TO BE A GOOD HEALTH CONSUMER Selalu pertanyakan: Does MY child really need the drug? Hal lain yang selanjutnya perlu dilakukan adalah: â Hitung jumlah obat yang diberikan kepada anak. Bila dalam bentuk puyer, hitung jumlah baris dipuyer â yang mencerminkan jumlah obat (bila bingung, tanya ke ahli farmasinya) â Selalu membuat foto kopi resep dan diarsip dengan baik. â Konsultasi ahli farmasi. Tanyakan obat apa saja (minta agar ditulis nama obat satu persatu), apa mekanisme kerja obat2 tersebut, apakah ada antibiotik, berapa antibiotik yang diberikan, bagaimana interaksi obat sebanyak itu. â Beritahu dokter bila anak anda sedang mengkonsumsi produk herbal, suplemen, obat tradisional. Obat2 tersebut mungkin saja berinteraksi dengan zat2 tambahan tersebut. Intinya: 1. Hindarkan polifarmasi â mengkonsumsi obat sesedikit mungkin. 2. Antibiotik bukan âmagic saver. Hanya keadaan tertentu saja yg memerlukan antibiotik. Dan Mayoritas penyakit pada anak â disebabkan oleh infeksi virus, yg samasekali tdk membutuhkan antibiotik. -----Original Message----- From: Yani [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, April 17, 2004 3:45 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] PILEK & BATUK APA SICH OBATNYA?... Moms & Dads, Dyo anakku (umur 11 bln, bb 11.5 kg, tb 75 cm), sering sekali kena batuk & pilek, setiap sakit pasti langsung aku bawa ke DSAnya di Hermina Podomoro, sembuh sebentar, gak lama pasti kena lagi...& aku gak mau anakku jadi ketergantungan minum obat terus nih... Saya pernah tanya ke DSAnya kenapa sering sekali terkena batuk & pilek, DSAnya bilang resiko hidup dinegeri jorok ...gimana sich!..(apa bener?....) utk moms&dads kalo punya resep mencegah & mengobati batuk & pilek tanpa obat2an kimia, saya minta sarannya donk!... Thanks, Bunda-DYO --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]