intinya
mirip dengan INUL ya bapak...?
karena ditentang,
malah jadi terkenal khan
berarti......


On Sat, 17 Apr 2004 13:04:14 +0700 "ayahnya irfan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sang Imam


Sebuah artikel yang dimuat oleh harian umum al-Ahraam telah membuat Sang
Imam dan murid-muridnya gelisah. Bagaimana tidak, artikel yang ditulis
oleh si Fulan itu berisi pemikiran yang sangat bertentangan dengan
nilai-nilai Islam. Si Fulan mengatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi
manusia untuk menutup auratnya. Sebab secara fitrah, tiap manusia
dilahirkan dalam keadaan telanjang. Maka ia menyerukan agar budaya
telanjang itu dilestarikan di tengah masyarakat Mesir.


Maka para ikhwan yang merasa marah, langsung membuat artikel bantahan dan
siap dikirim ke harian umum yang sama. Namun sebelum itu, mereka mengutus
seorang ikhwan bernama Mahmoud yang merupakan penulis artikel bantahan
itu, untuk meminta pendapat dan izin dari Sang Imam.


"Ya, Ustadz. Bagaimana pendapat anda?" tanya Mahmoud pada Sang Imam yang
tampak terdiam lama setelah membaca artikel bantahan itu.


"Saudaraku." Sang Imam menatap Mahmuod. "Artikelmu ini sangat bagus dan
penuh
argumentasi yang jitu. Tapi."


"Tapi apa ya, Ustadz?" tanya Mahmoud heran. Wajah Sang Imam yang teduh itu
berubah galau. Ditatapnya artikel bantahan yang tergenggam di tangnnya.


"Dalam pikiranku, tergambar beberapa dampak dari tulisanmu ini jika ia
jadi dimuat," ujar Sang Imam pelan sambil kembali menatap Mahmoud.
"Pertama, artikel yang ditulis si Fulan itu sangatlah tajam, menusuk hati
kaum Muslimin. Sementara konsumen pembaca harian al-Ahraam itu sendiri
relatif sedikit dibanding jumlah penduduk Mesir secara keseluruhan. Dan
rata-rata, mereka tidak membacanya dengan serius."


Mahmoud menyimak uraian Sang Imam dengan hati bertanya-tanya. Ia belum
paham maksud gurunya itu.


"Jika kita menurunkan bantahan terhadap artikel tersebut, maka akan timbul
beberapa titik rawan. Diantaranya, justru akan mengekspos artikel tersebut
dan memancing keingintahuan bagi mereka yang belum membacanya. Sementara
yang sudah membaca, akan kembali terpancing untuk membaca dengan serius.
Dengan demikian, tanpa sadar kita telah memicu perhatian masyarakat kepada
sesuatu yang buruk, yang bisa saja mendatangkan mudharat bagi orang-orang
yang berjiwa lemah. Kalau artikel si Fulan itu kita diamkan saja, insya
Allah ia akan tenggelam dengan sendirinya," tutur Sang Imam pelan. Mahmoud
masih tampak belum puas dengan penjelasan itu, meski ia mulai bisa meraba
maksud gurunya.


"Saudaraku, bantahan adalah salah satu bentuk tantangan yang akan memancing
sikap keras kepala bagi yang dibantah. Dan sekalipun ia menyadari bahwa ia
salah, tapi bantahan itu akan membuatnya bersikukuh pada kesalahannya.
Ketahuilah, Saudaraku, si Fulan itu telah terpengaruh oleh sebuah lingkungan
yang membuatnya berpikir seperti itu. Dan aku melihat, tujuannya menulis
artikel itu bukanlah untuk mengungkapkan apa yang menjadi keyakinannya.
Melainkan sekedar mencari perhatian dengan cara menghalalkan segala cara."
Sang Imam diam sejenak. Sementara Mahmoud yang duduk di hadapannya masih
menunggu kelanjutan kalimatnya dengan raut serius.


"Saudaraku, jika sampai si Fulan bersikukuh dalam kesalahan itu akibat
bantahan
yang kita sampaikan, maka secara tidak langsung kita telah menghalangi
pintu taubat baginya. Si Fulan itu masih muda. Membukakan pintu kebenaran
baginya jauh lebih baik daripada melemparkannya jauh-jauh dari kebenaran
yang sebenarnya menjadi hak dia. Justru kewajiban kitalah untuk
membantunya meraih kebenaran itu. Aku tidak ingin, emosi yang bermain
dalam dada kita membuat sesorang terhalang dari hidayah Allah. Begitulah
pemikiranku. Bagaimana menurutmu, Saudaraku?" Sang Imam menutup
penjelasannya.


Mahmoud yang sejak tadi diam menatapnya, perlahan menunduk. Kini semakin
disadarinya betapa Sang Imam adalah manusia yang sangat bijak. Sosok yang
penuh kharisma dan telah melebur ke dalam kancah dakwah secara jasad, ruh,
akal, dan hartanya. Pengetahuan yang dalam dan hubungannya yang erat
dengan Allah telah menjadikan pandangannya demikian luas, nalurinya peka,
mata hatinya tajam, jauh menembus ke depan. Ya, ia telah dianugerahi
bu'dunnazar*, sesuatu yang jarang dimiliki oleh orang biasa.


Perlahan Mahmoud mengangkat kepalanya. Ditatapnya wajah Sang Imam sambil
tersenyum. "Anda benar sekali ya, Ustadz. Saya setuju dengan pendapat
anda."
Sang Imam pun tersenyum melihat muridnya mau memahami apa yang ada dalam
pikirannya. Maka perlahan dirobeknya artikel yang tergenggam di tangannya
saat itu.


Epilog

Waktu terus berlalu, dan artikel si Fulan yang membahayakan itupun berlalu
begitu saja. Masyarakat sepertinya tidak terusik sama sekali. Namun,
apakah yang terjadi pada si Fulan sendiri? Sejarahlah kemudian yang
mencatat bahwa ia telah menjelma menjadi sosok paling heroik di kancah
dakwah. Ia telah tercatat sebagai salah seorang prajurit Islam yang gagah
berani, yang menyuarakan kebenaran dengan suara lantang meski penjara
mengurung jasadnya. Ia telah menjadi orang terdepan dalam perjuangan
menegakkan kalimatullah di Mesir dan menutup sejarah hidupnya sebagai
seorang syuhada di tiang gantungan. Dialah. Sayyid Quthb! (NoS)


*bu'dunnazar = pandangan yang jauh ke depan




Oleh: Novia Syahidah


-----Original Message-----
From: mel/chan <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Saturday, April 17, 2004 12:43 PM
Subject: [balita-anda] OOT- Orang Brengsek Guru Sejati by Gede Prama



ORANG BRENGSEK GURU SEJATI

Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat senang mengundang
saya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing With Difficult
People.
Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarik dan
tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan dengan niat
untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulit seperti
keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja sama dll.


Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat
manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui
saya
menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana
sebagian adalah manusia sulit.


Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk
memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan
perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka ;
seperti keras kepala, menang sendiri, dll dan kemudian saya tanya apakah
itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum
kecut.


Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan
kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyak kasus,
karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan
kotor.
Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau bukan
Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda
pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah tersinggung, maka
orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.


Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam
keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya ingin mengajak Anda
masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit. Dengan meyakini
bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka
guru
terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit. Terutama
karena
beberapa alasan.


Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan
betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramai
menyatukan
pendapat, ia mau menang sendiri. Tatkala orang belajar melihat dari segi
positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakin sering kita
bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan
untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Saya berterimakasih
sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu.
Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan
putera-puteri
saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar
dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan
anak-anak di
rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak
enaknya dihina anak kecil.


Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi
orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti
karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering ditarik maka ia akan
longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala,
mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit,
itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh dan jiwa ini)
menjadi
lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulan anak-anak muda yang
tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik. Setiap di depan
kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya memang membuat
tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal. Seorang
anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah
heran dengan
cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi,
manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.


Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan.
Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia
sulit,
ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya.
Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin
dan
dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang
menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah
dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator.


Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita
menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja
kita
memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi
menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya
dihina orang lain.


Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif manusia super sulit
sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Di masa kecil, saya termasuk
orang yang dibesarkan oleh penghina-penghina saya. Sebab, hinaan mereka
membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian, kalau
ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina tadi. Dan betapa besar
dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu orang yang tadinya
menghina kita.


Terakhir dan yang paling penting, manusia super sulit sebenarnya
menunjukkan jalan ke surga, serta mendoakan kita masuk surga. Pasalnya,
kalau kita
berhasil membalas hinaan dengan senyuman, batu dengan bunga, bau busuk
dengan bau harum, bukankah kemungkinan masuk surga menjadi lebih tinggi ?


***

Sumber: Orang Brengsek Guru Sejati oleh Gede Prama





---------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
Info balita, http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



===========================================================================================
Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA berhadiah total 
puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004
===========================================================================================

---------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
Info balita, http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke