Aduh Mba Renny, pleassssse deh.... peace.....

Lala Nurlilawati
PT Thames Pam Jaya / Perkantoran Pulomas Satu Gedung I Lt. 2, Jl. A. Yani No. 2, 
Jakarta Timur 
13210 / Tel : (021) 47867941 Ext. 2304 / Fax : (021) 47867943 / mailto:[EMAIL 
PROTECTED]
 




"Renny Burhan" <[EMAIL PROTECTED]>
04/19/2004 02:38 PM
Please respond to balita-anda

 
        To:     <[EMAIL PROTECTED]>
        cc: 
        Subject:        Re: [balita-anda] OOT- Orang Brengsek Guru Sejati by 
GedePrama+++


Senjata makan tuan..........
siapa yg paling suka menentang?????????????????????????????

Renny
MEMAHAMI LEBIH, MENGURANGI PRASANGKA


----- Original Message -----
From: Nur Idham Khalid <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, April 19, 2004 2:24 PM
Subject: Re: [balita-anda] OOT- Orang Brengsek Guru Sejati by GedePrama+++


> intinya
> mirip dengan INUL ya bapak...?
> karena ditentang,
> malah jadi terkenal khan
> berarti......
>
>
> On Sat, 17 Apr 2004 13:04:14 +0700
>   "ayahnya irfan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >Sang Imam
> >
> >
> >Sebuah artikel yang dimuat oleh harian umum al-Ahraam
> >telah membuat Sang
> >Imam dan murid-muridnya gelisah. Bagaimana tidak, artikel
> >yang ditulis
> >oleh si Fulan itu berisi pemikiran yang sangat
> >bertentangan dengan
> >nilai-nilai Islam. Si Fulan mengatakan bahwa tidak ada
> >kewajiban bagi
> >manusia untuk menutup auratnya. Sebab secara fitrah, tiap
> >manusia
> >dilahirkan dalam keadaan telanjang. Maka ia menyerukan
> >agar budaya
> >telanjang itu dilestarikan di tengah masyarakat Mesir.
> >
> >Maka para ikhwan yang merasa marah, langsung membuat
> >artikel bantahan dan
> >siap dikirim ke harian umum yang sama. Namun sebelum itu,
> >mereka mengutus
> >seorang ikhwan bernama Mahmoud yang merupakan penulis
> >artikel bantahan
> >itu, untuk meminta pendapat dan izin dari Sang Imam.
> >
> >"Ya, Ustadz. Bagaimana pendapat anda?" tanya Mahmoud pada
> >Sang Imam yang
> >tampak terdiam lama setelah membaca artikel bantahan itu.
> >
> >"Saudaraku." Sang Imam menatap Mahmuod. "Artikelmu ini
> >sangat bagus dan
> >penuh
> >argumentasi yang jitu. Tapi."
> >
> >"Tapi apa ya, Ustadz?" tanya Mahmoud heran. Wajah Sang
> >Imam yang teduh itu
> >berubah galau. Ditatapnya artikel bantahan yang
> >tergenggam di tangnnya.
> >
> >"Dalam pikiranku, tergambar beberapa dampak dari
> >tulisanmu ini jika ia
> >jadi dimuat," ujar Sang Imam pelan sambil kembali menatap
> >Mahmoud.
> >"Pertama, artikel yang ditulis si Fulan itu sangatlah
> >tajam, menusuk hati
> >kaum Muslimin. Sementara konsumen pembaca harian
> >al-Ahraam itu sendiri
> >relatif sedikit dibanding jumlah penduduk Mesir secara
> >keseluruhan. Dan
> >rata-rata, mereka tidak membacanya dengan serius."
> >
> >Mahmoud menyimak uraian Sang Imam dengan hati
> >bertanya-tanya. Ia belum
> >paham maksud gurunya itu.
> >
> >"Jika kita menurunkan bantahan terhadap artikel tersebut,
> >maka akan timbul
> >beberapa titik rawan. Diantaranya, justru akan mengekspos
> >artikel tersebut
> >dan memancing keingintahuan bagi mereka yang belum
> >membacanya. Sementara
> >yang sudah membaca, akan kembali terpancing untuk membaca
> >dengan serius.
> >Dengan demikian, tanpa sadar kita telah memicu perhatian
> >masyarakat kepada
> >sesuatu yang buruk, yang bisa saja mendatangkan mudharat
> >bagi orang-orang
> >yang berjiwa lemah. Kalau artikel si Fulan itu kita
> >diamkan saja, insya
> >Allah ia akan tenggelam dengan sendirinya," tutur Sang
> >Imam pelan. Mahmoud
> >masih tampak belum puas dengan penjelasan itu, meski ia
> >mulai bisa meraba
> >maksud gurunya.
> >
> >"Saudaraku, bantahan adalah salah satu bentuk tantangan
> >yang akan memancing
> >sikap keras kepala bagi yang dibantah. Dan sekalipun ia
> >menyadari bahwa ia
> >salah, tapi bantahan itu akan membuatnya bersikukuh pada
> >kesalahannya.
> >Ketahuilah, Saudaraku, si Fulan itu telah terpengaruh
> >oleh sebuah lingkungan
> >yang membuatnya berpikir seperti itu. Dan aku melihat,
> >tujuannya menulis
> >artikel itu bukanlah untuk mengungkapkan apa yang menjadi
> >keyakinannya.
> >Melainkan sekedar mencari perhatian dengan cara
> >menghalalkan segala cara."
> >Sang Imam diam sejenak. Sementara Mahmoud yang duduk di
> >hadapannya masih
> >menunggu kelanjutan kalimatnya dengan raut serius.
> >
> >"Saudaraku, jika sampai si Fulan bersikukuh dalam
> >kesalahan itu akibat
> >bantahan
> >yang kita sampaikan, maka secara tidak langsung kita
> >telah menghalangi
> >pintu taubat baginya. Si Fulan itu masih muda. Membukakan
> >pintu kebenaran
> >baginya jauh lebih baik daripada melemparkannya jauh-jauh
> >dari kebenaran
> >yang sebenarnya menjadi hak dia. Justru kewajiban kitalah
> >untuk
> >membantunya meraih kebenaran itu. Aku tidak ingin, emosi
> >yang bermain
> >dalam dada kita membuat sesorang terhalang dari hidayah
> >Allah. Begitulah
> >pemikiranku. Bagaimana menurutmu, Saudaraku?" Sang Imam
> >menutup
> >penjelasannya.
> >
> >Mahmoud yang sejak tadi diam menatapnya, perlahan
> >menunduk. Kini semakin
> >disadarinya betapa Sang Imam adalah manusia yang sangat
> >bijak. Sosok yang
> >penuh kharisma dan telah melebur ke dalam kancah dakwah
> >secara jasad, ruh,
> >akal, dan hartanya. Pengetahuan yang dalam dan
> >hubungannya yang erat
> >dengan Allah telah menjadikan pandangannya demikian luas,
> >nalurinya peka,
> >mata hatinya tajam, jauh menembus ke depan. Ya, ia telah
> >dianugerahi
> >bu'dunnazar*, sesuatu yang jarang dimiliki oleh orang
> >biasa.
> >
> >Perlahan Mahmoud mengangkat kepalanya. Ditatapnya wajah
> >Sang Imam sambil
> >tersenyum. "Anda benar sekali ya, Ustadz. Saya setuju
> >dengan pendapat
> >anda."
> >Sang Imam pun tersenyum melihat muridnya mau memahami apa
> >yang ada dalam
> >pikirannya. Maka perlahan dirobeknya artikel yang
> >tergenggam di tangannya
> >saat itu.
> >
> >Epilog
> >
> >Waktu terus berlalu, dan artikel si Fulan yang
> >membahayakan itupun berlalu
> >begitu saja. Masyarakat sepertinya tidak terusik sama
> >sekali. Namun,
> >apakah yang terjadi pada si Fulan sendiri? Sejarahlah
> >kemudian yang
> >mencatat bahwa ia telah menjelma menjadi sosok paling
> >heroik di kancah
> >dakwah. Ia telah tercatat sebagai salah seorang prajurit
> >Islam yang gagah
> >berani, yang menyuarakan kebenaran dengan suara lantang
> >meski penjara
> >mengurung jasadnya. Ia telah menjadi orang terdepan dalam
> >perjuangan
> >menegakkan kalimatullah di Mesir dan menutup sejarah
> >hidupnya sebagai
> >seorang syuhada di tiang gantungan. Dialah. Sayyid Quthb!
> >(NoS)
> >
> >*bu'dunnazar = pandangan yang jauh ke depan
> >
> >
> >
> >
> >Oleh: Novia Syahidah
> >
> >-----Original Message-----
> >From: mel/chan <[EMAIL PROTECTED]>
> >To: [EMAIL PROTECTED]
> ><[EMAIL PROTECTED]>
> >Date: Saturday, April 17, 2004 12:43 PM
> >Subject: [balita-anda] OOT- Orang Brengsek Guru Sejati by
> >Gede Prama
> >
> >
> >> ORANG BRENGSEK GURU SEJATI
> >>
> >> Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat
> >>senang mengundang
> >> saya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing
> >>With Difficult
> >> People.
> >> Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang
> >>demikian tertarik dan
> >> tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau
> >>bukan dengan niat
> >> untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari
> >>manusia-manusia sulit seperti
> >> keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau
> >>kerja sama dll.
> >>
> >> Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali
> >>untuk membuat
> >> manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka
> >>yang datang menemui
> >> saya
> >> menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain
> >>di luar sana
> >> sebagian adalah manusia sulit.
> >>
> >> Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara
> >>mereka sendiri untuk
> >> memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang
> >>memamerkan
> >> perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan
> >>perilaku mereka ;
> >> seperti keras kepala, menang sendiri, dll dan kemudian
> >>saya tanya apakah
> >> itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari
> >>mereka hanya tersenyum
> >> kecut.
> >>
> >> Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan
> >>untuk membersihkan
> >> kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain.
> >>Dalam banyak kasus,
> >> karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka
> >>orangpun kelihatan
> >> kotor.
> >> Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit,
> >>yakinlah kalau bukan
> >> Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala,
> >>maka orang berbeda
> >> pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah
> >>tersinggung, maka
> >> orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda
> >>jadi kesal.
> >>
> >> Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh
> >>dibicarakan dalam
> >> keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya
> >>ingin mengajak Anda
> >> masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit.
> >>Dengan meyakini
> >> bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah
> >>guru kehidupan, maka
> >> guru
> >> terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super
> >>sulit. Terutama
> >> karena
> >> beberapa alasan.
> >>
> >> Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita
> >>dengan menunjukkan
> >> betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika
> >>orang-orang ramai
> >> menyatukan
> >> pendapat, ia mau menang sendiri. Tatkala orang belajar
> >>melihat dari segi
> >> positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain.
> >>Semakin sering kita
> >> bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang
> >>semakin diingatkan
> >> untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Saya
> >>berterimakasih
> >> sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka
> >>menghina dulu.
> >> Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak
> >>mengizinkan
> >> putera-puteri
> >> saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak
> >>kecil yang kasar
> >> dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu
> >>pendidikan
> >> anak-anak di
> >> rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit
> >>hati dan tidak
> >> enaknya dihina anak kecil.
> >>
> >> Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam
> >>membuat kita jadi
> >> orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan
> >>dan jiwa ini seperti
> >> karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering
> >>ditarik maka ia akan
> >> longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita
> >>dibuat panas kepala,
> >> mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh
> >>manusia super sulit,
> >> itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh
> >>dan jiwa ini)
> >> menjadi
> >> lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulan
> >>anak-anak muda yang
> >> tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin
> >>mengkritik. Setiap di depan
> >> kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya
> >>memang membuat
> >> tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini
> >>jadi kebal. Seorang
> >> anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil
> >>saya, pernah
> >> heran dengan
> >> cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan
> >>gurunya ya itu tadi,
> >> manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.
> >>
> >> Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi
> >>pemimpin jempolan.
> >> Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan
> >>dipimpin manusia
> >> sulit,
> >> ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan
> >>daya kontribusinya.
> >> Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi
> >>pengalaman memimpin
> >> dan
> >> dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat
> >>banyak sekali orang
> >> menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih
> >>asertif setelah
> >> dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras
> >>dan diktator.
> >>
> >> Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang
> >>memproduksi kita
> >> menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan
> >>tukang hina tentu saja
> >> kita
> >> memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan
> >>orang yang berhobi
> >> menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi,
> >>betapa tidak enaknya
> >> dihina orang lain.
> >>
> >> Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif manusia
> >>super sulit
> >> sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Di masa
> >>kecil, saya termasuk
> >> orang yang dibesarkan oleh penghina-penghina saya.
> >>Sebab, hinaan mereka
> >> membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha.
> >>Dan kemudian, kalau
> >> ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina
> >>tadi. Dan betapa besar
> >> dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu
> >>orang yang tadinya
> >> menghina kita.
> >>
> >> Terakhir dan yang paling penting, manusia super sulit
> >>sebenarnya
> >> menunjukkan jalan ke surga, serta mendoakan kita masuk
> >>surga. Pasalnya,
> >> kalau kita
> >> berhasil membalas hinaan dengan senyuman, batu dengan
> >>bunga, bau busuk
> >> dengan bau harum, bukankah kemungkinan masuk surga
> >>menjadi lebih tinggi ?
> >>
> >> ***
> >>
> >> Sumber: Orang Brengsek Guru Sejati oleh Gede Prama
> >>
> >
> >
> >
> >
> >---------------------------------------------------------------------
> >>> Kirim bunga, buket balon atau cake,
> >>>klik,http://www.indokado.com/
> >>> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >>> Stop berlangganan, e-mail ke:
> >>>[EMAIL PROTECTED]
> >
>
>
>
============================================================================
===============
> Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA
berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004
>
============================================================================
===============
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke