Jgn lupa, sampe sekolahan pun digusur buat apartemen..
-----Original Message-----
From: Yulia [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 22, 2004 11:05 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Slamat Hari Bumi semua...

Ironisnya nih, Jakarta baru hujan gede dikit aja udah jadi langganan banjir, bukannya sistem drainase atau penyerapan air diperbaiki, malah pembangunan shopping mall, gedung perkantoran and apartemen diperbanyak....sementara taman kota tambah tergusur, skrg adanya dimana ? senayan aja malah tambah parah....gimana tanah nggak jenuh buat nyerap air ?
Saya pernah baca di kompas, struktur planologi yg bagus itu ada perbandingan proporsional antara taman-taman, pepohonan dengan jumlah bangunan ..saya lupa tepatnya berapa banding berapa...tapi kenyataan yang ada...? satu banding berapaaa yaa....
yah tinggal siap2 kena macet parah sama banjir kaya kemaren deh tiap ada hujan gede setengah harian...mending kalo aparat sigap gitu ngatur lalu lintas pas macet..cuma ngumpul di titik2 tertentu..yg lainnya .dunno where..3 in 1 aja baru dibuka menjelang jam berlakunya abis...
hiks...bete banget sama pemda jakarta....
 
 
-------Original Message-------
 
Date: Thursday, April 22, 2004 10:52:33 AM
Subject: [balita-anda] Slamat Hari Bumi semua...
 
Dear Jakartans,
 
Selamat hari bumi! Nasib Jakarta ada ditanganmu! Ayo pilih pemimpin yang peduli lingkungan!
 
  • Sepanjang tahun 2001 masyarakat dapat menghirup udara dengan kategori baik hanya selama 75 hari. Sementara pada tahun 2002 angka tersebut turun menjadi 22 hari.
  • Kategori udara tidak sehat meningkat 55% hanya dalam jangka waktu satu tahun pada tahun 2002.
  • Menurut penelitian yang dilakukan ADB, biaya kesehatan akibat dampak pencemaran udara adalah sebesar Rp 1,79 trilyun. Apabila dibagi rata, sama saja dengan tiap penduduk Jakarta harus mengeluarkan biaya sebesar 185 ribu rupiah per orang per tahun untuk mengatasi dampak kesehatan yang ditimbulkan pencemaran udara. Angka tersebut sama besarnya dengan total pendapatan PEMDA Propinsi DKI Jakarta pada tahun tersebut.
  • Kondisi ruang terbuka hijau di Jakarta pada tahun 2000 tercatat hanya seluas 1300 ha, kurang dari 2% luas lahan di Jakarta. Padahal lahan untuk resapan air hujan baru dapat tercukupi jika luas taman kota mencapai sekitar 10% dari luas wilayah Jakarta. Ruang terbuka hijau telah berubah menjadi gedung-gedung bertingkat dan shopping malls!
  • Pencinta seafood, berhentilah makan kerang. Anda terancam resiko terpapar logam berat seperti timbal, merkuri, kadmium maupun tembaga dengan ancaman membuat sistem syaraf lemah, IQ turun, dan berpengaruh ke tulang. Yang berbahaya, bila racun tadi dideposit tulang dan mengendap di dalamnya. Menurut peneliti LIPI, kandungan timbel (Pb) pada kerang hijau saat ini sekitar 1,8 - 2 ppm. Sedangkan kandungan timbel pada sedimen sudah mencapai angka 180 ppm. Padahal batas aman kandungan timbel pada kerang hijau untuk konsumsi adalah 0,003 ppm.
  • Warga Munjul, Cipayung kehilangan sumber air bersih ketika sumr-sumur mereka tercemar limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya) dari industri.
  • Hasil penelitian BPLHD DKI Jakarta pad atahun 2003 terhadap 13 sungai, ternyata kualitas air itu rendah dan jauh di bawah standar yang ditetapkan. Buruknya mutu air itu akibat banyaknya limbah cemaran domestik dan industri. Bahkan, beberapa sungai semisal Ciliwung, Kali Krukut dan Kalimalang yang airnya dimanfaatkan sebagai air baku, nyatanya sudah tercemar berat bakteri yang antara lain dari kotoran buangan perut manusia juga. Kualitas air tanahnya juga sama saja, sama saja kotornya. Selain bakteri coli, air tanah itu pun sudah terpolusi logam, yakni besi dan mangan.
  • Di Jakarta, Daan Mogot dan sebagian wilayah Jakarta Utara tercatat sebagai wilayah terparah krisis air tanah. Amblesan tanah mencapai 80 cm di Daan Mogot, Jelambar, Kapuk, Sunter, dan Tanjung Priok.
  • 95% air tanah Jakarta tercemar bakteri e-coli.
  • Pencemaran lingkungan di perairan Teluk Jakarta semakin mencemaskan para nelayan dalam memperoleh hasil tangkapan ikan. Akibat pencemaran, para nelayan harus melaut ke tempat yang lebih jauh hingga mencapai lebih dari satu mil laut. Pencemaran di Teluk Jakarta itu antara lain sedimen yang terbawa arus sungai, sampah, dan ceceran bahan bakar minyak di sekitar pantai telah menyebabkan kepekatan air laut sangat tinggi. Akibatnya, ikan-ikan menjauh dari pantai dan para nelayan harus melaut semakin jauh.
  • Akibat beroperasinya TPA Cilincing, puluhan hektar areal tambak dan sawah rusak berat akibat air lindi (air sampah/leachet) yang dihasilkan pembusukan sampah. Pencemaran air lindi ke dalam areal tambak menyebabkan ratusan ribu udang dan ikan bandeng yang sudah siap panen mati.
masih ada listnya?? monggo ditambah lo...
 
Selain itu, masih ingat tragedi demam berdarah kemarin? ingat banjir besar yang melanda Jakarta? Ingat musim kering yang berkepanjangan hingga mengganggu suplai listrik PLN? apa hubungannya dengan isu climate change?
 
Aktivitas kita, warga Jakarta (dan Indonesia) menimbulkan kenaikan konsentrasi gas rumah kaca (antara lain karbondioksida, metana, dan nitroksida) di atmosfer. Hal ini menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.
Pemanasan global ini pada akhirnya membawa dampak terjadinya Perubahan Iklim yang mempengaruhi kehidupan di bumi, melalui adanya perubahan musim secara ekstrem. Contohnya musim kemarau yang berkepanjangan yang menyebabkan kekeringan yang dibarengi dengan kenaikan intensitas curah hujan yang menyebabkan banjir.
Perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan air laut akibat mencairnya es dan glasier di kutub, meningkatnya frekuensi kebakaran, meningkatnya penyebaran penyakit tropis (seperti malaria dan demam berdarah), serta akan ada daerah-daerah yang penuh sesak karena banyaknya pengungsi.
Jika Indonesia tidak melakukan sesuatu untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca, maka diprediksikan hal-hal berikut akan terjadi:
  •  Kenaikan permukaan air laut setinggi 60 cm pada tahun 2070. Bagi penduduk di daerah pantai, hal ini akan menjadi ancaman karena tempat tinggal mereka terancam banjir, sementara penghasilan mereka (baik sebagai nelayan maupun dari sektor pariwisata) terancam oleh perubahan gelombang pasang.
  • Rusaknya infrastruktur daerah tepi pantai sehingga Indonesia akan kehilangan sekitar 1.000 km jalan dan 5 pelabuhan lautnya. Selain itu infrastruktur lain di sekeliling pantai perlu direhabilitasi dan ditinggikan.
  • Akan terjadi krisis air bersih di perkotaan, khususnya Jakarta. Naiknya permukaan laut tidak hanya mempengaruhi mereka yang tinggal di tepi pantai, tapi juga mereka yang di perkotaan akibat intrusi air laut.
  • Meningkatnya frekuensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti penyakit malaria dan demam berdarah.
  • Menurunnya produktivitas pertanian akibat perubahan suhu dan pola hujan yang tak tentu.
  • Sejumlah keanekaragaman hayati terancam punah akibat peningkatan suhu bumi rata-rata sebesar 1oC. Setiap individu harus beradaptasi pada perubahan yang terjadi, sementara habitatnya akan terdegradasi. Spesies yang tidak dapat beradaptasi akan punah. Spesies-spesies yang tinggal di kutub, seperti penguin, anjing laut, dan beruang kutub, juga akan mengalami kepunahan, akibat mencairnya sejumlah es di kutub.
Kalau ini semua tidak berubah, I am afraid Naufal -my 6 months baby- will never know how beautiful a rainbow looks like after the rain.
 
 
Salam,
Rika
---------------------------------------------------
http://new.kamus.web.id/album/index.php?cat=10004
____________________________________________________
  IncrediMail - Email has finally evolved - Click Here

<<attachment: cid:BAD50B2E-16B7-4196-98AE-0157D6013758>>

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke