Mba Sulis, ko' artikelnya ngga ada?
 
 
Salam,
Yani
 

-----Original Message-----
From: SEKR RM JATIM (SULISTYAWATI) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, May 05, 2004 1:23 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Artikel : Hubungan Emosi Ibu bekerja dan anaknya


Dear Mom's..
semoga artikel ini membantu para mom yang bekerja di luar rumah.

salam manisss



      Langkah Mudah Membina Kedekatan Emosi
     
      ............
     dengan Anak
     
      

     Kerapkali, seorang ibu bekerja merasa bersalah karena terlalu lama meninggalkan 
buah hati di rumah hanya bersama pengasuh. Hingga tak sedikit yang akhirnya memilih 
mengundurkan diri dari pekerjaan kantoran, dan memilih menjadi ibu rumah tangga biasa. 
Padahal si ibu tadi merupakan karyawan yang cukup diandalkan di perusahaan tersebut.
     
     ......................
     
      Pasti di antara Anda ada yang mengalami masalah seperti ini. Tak sederhana 
memang, dan kadang sulit dicari pemecahan atau jalan tengahnya. Sebutlah Sisy (31 
tahun), seorang karyawan perusahaan consumer goods papan atas di Indonesia, ibu dari 
dua anak balita berusia 5 dan 3 tahun. "Saya harus berangkat kerja jam setengah enam 
pagi dan pulang lagi jam delapan malam. Saat saya berangkat anak belum bangun, dan 
ketika saya pulang mereka sudah jatuh tertidur. Waktu saya bersama anak-anak nyaris 
tak ada," ujarnya.

      Hal yang paling 'mengiris' hatinya adalah manakala si buah hati cenderung lebih 
dekat ke pengasuh ketimbang dirinya. "Bayangkan, saat sakit, anak saya yang nomor dua 
malah makin kenceng nangisnya waktu saya gendong. Giliran digendong si mbak 
(pengasuh), tangisnya berangsur-angsur reda. Apa tidak nelangsa saya?" kata Sisy yang 
sempat berpikir ingin berhenti kerja saja.
     
      ......................
     
      Apakah pilihan berhenti kerja adalah pilihan bijak? "Tergantung, apa motifnya 
ibu ikut bekerja kantoran," kata Eileen Rachman, Direktur Experd, lembaga pengembangan 
kinerja eksekutif dalam acara talkshow yang digelar Unilever bertajuk 'Membina 
Kedekatan Emosi Ibu Bekerja dengan Anak' baru-baru ini. 
     
     
       ......................
     
      Menurut Eileen, jika motivasi ibu bekerja karena ingin membantu menambah 
penghasilan suami yang belum cukup, maka pilihan untuk mengundurkan diri dari 
pekerjaan bukan pilihan bijak. "Anda bisa memberi pengertian kepada anak dengan jujur 
kepada mereka, bahwa ibu bekerja demi memenuhi kebutuhan mereka juga. Tentu dengan 
bahasa yang mereka mengerti," ujarnya.

      Soal masalah kedekatan emosi antara ibu bekerja dan anak-anaknya, sebenarnya 
bisa diatur. "Strategi masing-masing keluarga berbeda. Ada yang bisa pagi hari waktu 
sarapan bersama, atau sore hari dengan membantu mengerjakan PR," kata Eileen, yang 
juga seorang ibu dari dua putra ini.
     
       ......................
     
      Ada sejumlah cara yang disarankan pakar yang berpengalaman ini untuk membina 
kedekatan hubungan emosi dengan 
      anak bagi ibu bekerja, yakni:
     
      :: Manfaatkan fasilitas/teknologi yang ada untuk mengucapkan pesan-pesan   
pendek yang mesra bernada sayang, seperti I Love You, Mama Sayang Kamu, atau 
bahasa-bahasa lain yang lazim Anda gunakan di keluarga
      :: Dengarkan anak bicara, ketahui bagaimana perasaan mereka. Jangan merasa tahu 
perasaan anak dengan cara mengasumsikannya! "Bagaimana harimu, apa yang diajarkan 
bapak-ibu guru hari ini?" kalimat sederhana itu bisa membuatnya bicara dan 
mengekspresikan perasaannya
      :: Habiskan waktu bersama mereka, utamakan kualitas bukan kuantitasnya.
      :: Biasakan mengekspresikan perasaan, dengan memeluk atau mencium. Anak akan 
tahu Anda amat mencintainya.
      :: Usahakan mengetahui apa yang dibutuhkan anak, dengan bertanya kepadanya.
      :: Jika anak berbuat salah, jangan bersikap frontal/tegang. Ajak bicara 
baik-baik, minta dia tak mengulang kesalahan sama.
     
        
      ......................
     
      Sebenarnya ada banyak lagi cara untuk membina kedekatan hubungan dengan anak, 
bisa sesekali menelpon ke rumah untuk memantau aktivitasnya, atau cara lain yang lazim 
Anda gunakan. Pada dasarnya, setiap keluarga memiliki strategi masing-masing untuk 
meningkatkan kualitas hubungan antar mereka, kata Eileen.
     


[Non-text portions of this message have been removed]



UNSUBSCRIBE: [EMAIL PROTECTED]

UNBOUNCING: [EMAIL PROTECTED]

Sulis
Sekr. RM JATIM BANUS
PT. BENTOEL PRIMA
Jl. Susanto 2 A Malang
TELP. 0341-359621
FAX. 0341-359621
EMAIL :[EMAIL PROTECTED]
              <mailto:[EMAIL PROTECTED]> [EMAIL PROTECTED]
 


 



Kirim email ke