Keluh kesahnya seorang teman dari millis sebelah, adakah yang pernah atau sedang mengalaminya juga..?? Lalu apa kiatnya? Alhamdulillah, saya tidak mengalami hal seperti itu, karena kami berdua punya komitmen dan rasa saling percaya. Dan untuk hal-hal yang kita tidak saling bisa melihat, maka kita kembalikan tanggung jawabnya langsung kepada Yang Maha Mengetahui. Bener gak mamanya Nicko?
I love you soo much.....cieeee.... Papanya Nicko, Jeddah K.S.A www.geocities.com/nickoandrean/nicko.html ( ada foto2 yang baru di upload lohh....promosi) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- SULITNYA MEMAHAMI WANITA (CURAHAN HATI SEORANG SUAMI) Sulitnya memahami seorang wanita, ternyata bukan mitos semata. Meski waktu pacaran memang sudah terasa sulitnya, saya pikir setelah menikah lebih mudah memahami wanita. Ternyata, makin sulit! Berdasarkan hasil pengamatan saya, ternyata justru hal-hal kecil dari sisi kehidupan seorang wanita yang paling sulit dipahami. Semua orang juga tau kalo wanita itu senang shopping. Saya juga senang menemani istri shopping; lumayan bisa ikutan "cuci mata"...he..he...Kalo saya sih ( mungkin hampir semua pria juga sama ) selalu straight to the point, niat mau beli sepatu, langsung ke toko sepatu dan tak sampai tigapuluh menit belanjaan sudah di tangan. Sedang istri tercinta yang tadinya dari rumah niatnya cuma mau beli jepit rambut membutuhkan waktu lebih dari dua jam! Itupun akhirnya sang jepit tak terbeli, malahan beli daster, tas, dan mainan untuk si kecil. Pernah juga saya mengantar dia ke Pasar Baru untuk beli sandal dan setelah berkelana dari satu toko ke toko lain selama berjam-jam, dengan muka ditekuk mengatakan bahwa modelnya tidak ada yang cocok dan minta diantar ke tempat lain. Oh my, God! Dari sekian puluh toko yang berjajar tak satupun model yang berkenan di hatinya.....rasanya gemas sekali, tapi karena cinta, ya sudah saya turuti saja ( meskipun dalam hati saya mangkel luar biasa...) Masalah bajupun sering bikin pusing. Kalo dia pake baju baru dan saya ngga ngeh, pasti buntutnya ngambek. Saya dibilang ngga memperhatikan istri,dst, dst.... Padahal maksud saya ngga begitu kok. Wong, bajunya segudang; mana saya hafal yang baru mana yang lama mana.....ha..ha... saya sering jadi ketawa sendiri. Soal penampilanpun demikian. Kalo saya puji dia cantik, dia ngga percaya; rayuan gombal katanya; kalo ngga memuji dianya ngambek, katanya ngga cinta lagi ..wah...pusing! Belum lagi seringnya dia mengeluh kegemukan, alias ngga pede. Padahal di mata saya dia sudah terlihat perfect. Dengan status sudah menjadi ibu, tubuhnya terbilang ramping. Tapi katanya masih kurang malah pingin diet ketat segala.....lha...memangnya mau jadi papan setrika? Katanya pingin punya penampilan menarik untuk suami, nah saya selaku suami udah merasa fine-fine aja kok masih tetap ngga pede. Yang juga sering jadi pemicu pertengkaran adalah rasa curiga yang kadang bikin saya pingin tertawa terpingkal-pingkal. Istri saya itu hobi banget nonton telenovela dan sinetron. Kadang saya ikut nemanin dia nonton, hasilnya saat ada adegan suami yang punya selingkuhan, dengan tatapan penuh kecurigaan dia ngomong gini: "Papa ngga kayak gitu kan?!" Huh, sebal rasanya, niat baik ikut nemanin nonton-meski saya sebetulnya alergi sama tontonan model begitu-malah dia jadi curiga sama saya. Acara ke bengkel pun ngga luput dari kecurigaan istri saya tersayang itu. Kalo saya larang untuk ikut-karena di bengkel panas dan kotor- dia ngambek dan menuduh saya yang bukan-bukan, misalnya punya janji kencan dengan cewek... Ya, sudah sekalian saja saya ajak. Eh, disana dia kepanasan dan baru sebentar aja udah ngambek minta pulang. Kalo saya mau ngumpul bareng sahabat lama, maka wajib bagi saya untuk menyerahkan daftar pengikut acara. Kalo ada satu nama saja yang tak berkenan, jangan harap ijin bisa keluar..... wah, galaknya lebih-lebih dari ibu kos saya dulu...he..he.... HP juga sering lho, jadi masalah. Kalo pas dia nelfon ke HP dan ngga aktif, sudah bisa dipastikan mailbox saya akan penuh dengan omelannya. Lha, di dalam ruang meeting memang ngga ada signal dari sananya kok saya yang didamprat? Ha..ha.. lagi-lagi saya jadi ketawa sendiri. Begitulah, bagi saya wanita itu ternyata memang sangat sulit dipahami, cinta saja tak cukup untuk memahami mereka, diperlukan pula kesabaran yang tinggi. Adakah perasaan saya ini mewakili para suami yang lain? Salam : Seorang suami yang selalu ingin menyenangkan dan lebih memahami istrinya tercinta Replyer.... Saya kagum atas kesabaran penulis artikel (Toeris Harijanto?) terhadap kelakuan jahat istrinya. Saya mempunyai pengalaman yang serupa, punya istri yang menindas suami, tidak ada yang dipikirkannya selain bagaimana menyakiti suami. Bagi saya, wanita bukannya sulit dipahami, tetapi (banyak) wanita itu sangat egois dan posesiv. Semua yang dikisahkan TH tsb saya alami, bahkan barangkali saya lebih sakit, atau mungkin juga dialami TH tetapi tidak dikisahkan semua . Terlambat pulang kantor karena macet dicecar tuduhan-tudahan. Mau lembur karena rasa tanggung jawab pekerjaan nggak mau ngerti. Semua orang dicurigai dan dicemburui: anak kecil, nenek-nenek, tetangga, adik kandung perempuan, apalagi misal tidak sengaja memandang wanita lain, apalagi cantik. Adalah celaka mengatakan seorang wanita lain cantik, meskipun ia artis. Marah karena saya menemui orang tua tanpa setahu dia, padahal saya tidak melakukannya.. Tidak menghargai oleh-oleh yang dibawa suami dari jauh.Kalau dinas atau kursus memaksa ikut, padahal selalu akan bertengkar di sana, karena wataknya yang selalu penuh curiga. Jangan sampai komen atas masakan, bisa jadi huruhara, jadi telan ajah, dan besoknya gitu juga,selama-lamanya meskipun nggak cocok karena tidak berani komen. Seperti mas TH, sama, kalau lihat kisah perselingkuhan di TV terus saya dicurigai. Baca majalah wanita bukan menambah wawasannya tetapi yang diingat cerita-cerita negatip, yang kemudian disangkakan kepada saya. Meskipun demikian saya tetap merindukan istri dan anak kalau sedang jauh di negeri orang. Menyesal tidak bisa menikmati bersama keluarga apa yang sedang saya nikmati. Ini berjalan sampai 25 tahun. Seluruh gaji utuh tetap diserahkan kepada istri, tetapi masih mencuri uang yang saya peroleh di luar gaji yang dicadangkan banyak keperluan seperti beli bensin, pemeliharaan mobil, rumah, tambahan uang saku anak-anak, dan santunan ke kerabat. Kegilaan bertambah, Menolak digauli berbulan-bulan tetapi uangnya mau. Melecehkan doa saya untuk anak sendiri, dan mendokan agar pesawat yang akan saya tumpangi celaka waktu saya akan ke AS (Ini saya ketahui kemudian dari suratnya setelah dia kabur). Semula saya bertahan terus, karena mengangap ini hukuman dari Allah karena pernah tidak taat kepada ibu (beliau tidak merestui perkawinan saya dengan dia), di samping kecintaan kepada anak-anak menjadi ikatan kuat. Arf.