ya...h that's woman.
Ada lagi yang lebih parah dari itu semua....

TriJoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
wah pengalamannya rata2 sama nih, sering juga ngalamin kayak gitu...
jangankan HP ga aktif, telp di kantor kalo diangkat sama orang lain (lagi ga
di tempat)bisa marah2, apalagi kalo anak buah cewek yang angkat....wuah...
pusing, gimana caa jelasin yang efektif


-----Original Message-----
From: Ralp Andrean [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 16, 2004 8:25 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] SULITNYA MEMAHAMI WANITA (CURAHAN HATI SEORANG
SUAMI)


Keluh kesahnya seorang teman dari millis sebelah, adakah yang pernah atau
sedang mengalaminya juga..?? Lalu apa kiatnya? Alhamdulillah, saya tidak
mengalami hal seperti itu, karena kami berdua punya komitmen dan rasa saling
percaya. Dan untuk hal-hal yang kita tidak saling bisa melihat, maka kita
kembalikan tanggung jawabnya langsung kepada Yang Maha Mengetahui. Bener gak
mamanya Nicko?

I love you soo much.....cieeee....



Papanya Nicko, Jeddah K.S.A

www.geocities.com/nickoandrean/nicko.html ( ada foto2 yang baru di upload
lohh....promosi)



----------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------



SULITNYA MEMAHAMI WANITA (CURAHAN HATI SEORANG SUAMI)





Sulitnya memahami seorang wanita, ternyata bukan mitos semata. Meski waktu
pacaran memang sudah terasa sulitnya, saya pikir setelah menikah lebih mudah
memahami wanita. Ternyata, makin sulit! Berdasarkan hasil pengamatan saya,
ternyata justru hal-hal kecil dari sisi kehidupan seorang wanita yang paling
sulit dipahami.

Semua orang juga tau kalo wanita itu senang shopping. Saya juga senang
menemani istri shopping; lumayan bisa ikutan "cuci mata"...he..he...Kalo
saya sih ( mungkin hampir semua pria juga sama ) selalu straight to the
point, niat mau beli sepatu, langsung ke toko sepatu dan tak sampai
tigapuluh menit belanjaan sudah di tangan. Sedang istri tercinta yang
tadinya dari rumah niatnya cuma mau beli jepit rambut membutuhkan waktu
lebih dari dua jam! Itupun akhirnya sang jepit tak terbeli, malahan beli
daster, tas, dan mainan untuk si kecil. Pernah juga saya mengantar dia ke
Pasar Baru untuk beli sandal dan setelah berkelana dari satu toko ke toko
lain selama berjam-jam, dengan muka ditekuk mengatakan bahwa modelnya tidak
ada yang cocok dan minta diantar ke tempat lain. 



Oh my, God! Dari sekian puluh toko yang berjajar tak satupun model yang
berkenan di hatinya.....rasanya gemas sekali, tapi karena cinta, ya sudah
saya turuti saja ( meskipun dalam hati saya mangkel luar biasa...)

Masalah bajupun sering bikin pusing. Kalo dia pake baju baru dan saya ngga
ngeh, pasti buntutnya ngambek. Saya dibilang ngga memperhatikan istri,dst,
dst.... Padahal maksud saya ngga begitu kok. Wong, bajunya segudang; mana
saya hafal yang baru mana yang lama mana.....ha..ha... saya sering jadi
ketawa sendiri. Soal penampilanpun demikian. Kalo saya puji dia cantik, dia
ngga percaya; rayuan gombal katanya; kalo ngga memuji dianya ngambek,
katanya ngga cinta lagi ..wah...pusing!

Belum lagi seringnya dia mengeluh kegemukan, alias ngga pede. Padahal di
mata saya dia sudah terlihat perfect. Dengan status sudah menjadi ibu,
tubuhnya terbilang ramping. Tapi katanya masih kurang malah pingin diet
ketat segala.....lha...memangnya mau jadi papan setrika? Katanya pingin
punya penampilan menarik untuk suami, nah saya selaku suami udah merasa
fine-fine aja kok masih tetap ngga pede.

Yang juga sering jadi pemicu pertengkaran adalah rasa curiga yang kadang
bikin saya pingin tertawa terpingkal-pingkal. Istri saya itu hobi banget
nonton telenovela dan sinetron. Kadang saya ikut nemanin dia nonton,
hasilnya saat ada adegan suami yang punya selingkuhan, dengan tatapan
penuh kecurigaan dia ngomong gini: "Papa ngga kayak gitu kan?!" Huh, sebal
rasanya, niat baik ikut nemanin nonton-meski saya sebetulnya alergi sama
tontonan model begitu-malah dia jadi curiga sama saya.

Acara ke bengkel pun ngga luput dari kecurigaan istri saya tersayang itu.
Kalo saya larang untuk ikut-karena di bengkel panas dan kotor- dia ngambek
dan menuduh saya yang bukan-bukan, misalnya punya janji kencan dengan
cewek... Ya, sudah sekalian saja saya ajak. Eh, disana dia kepanasan dan
baru sebentar aja udah ngambek minta pulang. Kalo saya mau ngumpul bareng
sahabat lama, maka wajib bagi saya untuk menyerahkan daftar pengikut acara.



Kalo ada satu nama saja yang tak berkenan, jangan harap ijin bisa
keluar..... wah, galaknya lebih-lebih dari ibu kos saya dulu...he..he.... HP
juga sering lho, jadi masalah. Kalo pas dia nelfon ke HP dan ngga aktif,
sudah bisa dipastikan mailbox saya akan penuh dengan omelannya. Lha, di
dalam ruang meeting memang ngga ada signal dari sananya kok saya yang
didamprat? Ha..ha.. lagi-lagi saya jadi ketawa sendiri.

Begitulah, bagi saya wanita itu ternyata memang sangat sulit dipahami,
cinta saja tak cukup untuk memahami mereka, diperlukan pula kesabaran yang
tinggi. Adakah perasaan saya ini mewakili para suami yang lain?

Salam :
Seorang suami yang selalu ingin menyenangkan dan lebih memahami istrinya
tercinta



Replyer....



Saya kagum atas kesabaran penulis artikel (Toeris Harijanto?) terhadap
kelakuan jahat istrinya. Saya mempunyai pengalaman yang serupa, punya istri
yang menindas suami, tidak ada yang dipikirkannya selain bagaimana menyakiti
suami. Bagi saya, wanita bukannya sulit dipahami, tetapi (banyak) wanita itu
sangat egois dan posesiv. Semua yang dikisahkan TH tsb saya alami, bahkan
barangkali saya lebih sakit, atau mungkin juga dialami TH tetapi tidak
dikisahkan semua .



Terlambat pulang kantor karena macet dicecar tuduhan-tudahan. Mau lembur
karena rasa tanggung jawab pekerjaan nggak mau ngerti. Semua orang dicurigai
dan dicemburui: anak kecil, nenek-nenek, tetangga, adik kandung perempuan,
apalagi misal tidak sengaja memandang wanita lain, apalagi cantik. Adalah
celaka mengatakan seorang wanita lain cantik, meskipun ia artis.



Marah karena saya menemui orang tua tanpa setahu dia, padahal saya tidak
melakukannya.. Tidak menghargai oleh-oleh yang dibawa suami dari jauh.Kalau
dinas atau kursus memaksa ikut, padahal selalu akan bertengkar di sana,
karena wataknya yang selalu penuh curiga. Jangan sampai komen atas masakan,
bisa jadi huruhara, jadi telan ajah, dan besoknya gitu juga,selama-lamanya
meskipun nggak cocok karena tidak berani komen. Seperti mas TH, sama, kalau
lihat kisah perselingkuhan di TV terus saya dicurigai. Baca majalah wanita
bukan menambah wawasannya tetapi yang diingat cerita-cerita negatip, yang
kemudian disangkakan kepada saya. Meskipun
demikian saya tetap merindukan istri dan anak kalau sedang jauh di negeri
orang. Menyesal tidak bisa menikmati bersama keluarga apa yang sedang saya
nikmati. Ini berjalan sampai 25 tahun. Seluruh gaji utuh tetap diserahkan
kepada istri, tetapi masih mencuri uang yang saya peroleh di luar gaji yang
dicadangkan banyak keperluan seperti beli bensin, pemeliharaan mobil,
rumah, tambahan uang saku anak-anak, dan santunan ke kerabat. Kegilaan
bertambah,
Menolak digauli berbulan-bulan tetapi uangnya mau. Melecehkan doa saya untuk
anak sendiri, dan mendokan agar pesawat yang akan saya tumpangi celaka waktu
saya akan ke AS (Ini saya ketahui kemudian dari suratnya setelah dia kabur).



Semula saya bertahan terus, karena mengangap ini hukuman dari Allah karena
pernah tidak taat kepada ibu (beliau tidak merestui perkawinan saya dengan
dia), di samping kecintaan kepada anak-anak menjadi ikatan kuat.



Arf.




                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! - Internet access at a great low price.

Kirim email ke