Kehilangan Buah Hati tercinta memang suatu peristiwa yang paling menyedihkan, tapi Pak, masihkah Bapak percaya,bahwa suatu peristiwa sedih/kegagalan adalah suatu kebahagiaan yang tertunda ?

Adik ipar saya baru +/- dua bulan yll mengalami hal yang hampir sama dengan Bapak, Anak pertamanya,satu-satunya LAKI-LAKI (usia 6,5 tahun) meninggal setelah 1 minggu koma dengan diagnosa "VIRUS UNKNOWN", mereka mempunyai tiga orang anak, akan tetapi anak yang meninggal ini diakui oleh semua orang termasuk anak yang cukup SUPER baik dari segi Physik maupun intelektualitas. Sangat tampan, pinter di sekolah, supel & pandai bergaul baik kepada teman sebayanya atau kepada orang dewasa sampai Monsinyur Bogor adalah sahabatnya dan sangat peduli dengan orang-orang miskin, dia sangat peduli dengan orang miskin, sering dia bagi-bagikan pakaian bekasnya kepada anak-anak jalanan di lampu merah dan dia lakukan sendiri. Untuk anak seusia dia memang boleh dikatakan SUPER sayang usianya sangat pendek, hanya karena demam dan proses yang sangat cepat, timbul kejang dan koma selama 7 hari tanpa diawali sakit yang serius ..... dan tidak terlambat di bawah ke RS....
Bisa dibayangkan bagaimana hancurnya hati kedua orang tua anak tsb, dua adiknya yang perempuan memang jauh berbeda dari segi intelektualitas dari kakaknya tsb, cuma wajah yang sangat mirip.... dan ibu anak tsb sudah menjalani proses sterilisasi setelah kelahiran anak ke-3.


Saat ini semangat hidup ke dua orang tuanya masih ada karena dua buah hatinya tsb, mereka sadar mereka masih diperlukan, mungkin boleh saya kasih saran ada baiknya Bapak dan Ibu meneruskan planning punya anak laki apalagi kalau usia masih memungkinkan, mungkin kejadian yang dialami bisa menjadikan pengalaman yang sangat berharga untuk menciptakan kehamilan yang sehat dan aman. Saya sadar sepenuhnya jika bukan yang mengalaminya mungkin lebih mudah untuk bicara, semoga Bapak berkenan .....

Salam,
Mama Domi.




-----Original Message-----
From: Fanani, Mr. M. Firdaus [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 17, 2004 12:39 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] belum ada judul



Saya sendiri tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaan saya hingga
saat ini. Sejak wafatnya buah hati tercinta 5 bulan yg lalu karena
sakit/kelainan yg dibawa sejak lahir, saya seperti trauma untuk punya
momongan lagi. Trauma bila melihat berita di TV atau koran tentang anak
sakit ini & itu, mengantar istri ke bidan untuk berKB, mengendong
ponakan sendiri, apalagi bila tanpa sengaja kami sekedar lewat di depan
RS tempat almarhum dulu menghabiskan sisa hidupnya. Tanpa sadar hati
saya akan langsung bergejolak dan bayang2 akan wajah almarhum langsung
hadir di kepala disertai perasaan hancur akan rasa bersalah, merasa
bodoh, serta rasa menyesal yang terus menerus menghantui. Semua yg
terlibat secara langsung atau tidak selama almarhum dirawat seolah2
menjadi musuh saya. Saya seperti menyimpan dendam. Kepada orang2 di
kantor, di rumah bahkan dendam kepada diri sendiri. Saya menyimpan
dendam pada orang2 di kantor yg saya anggap tidak punya toleransi karena
komplain meskipun tidak secara langsung akibat seringnya saya ijin cuti
untuk sekedar menemani atau mengantar berobat, dirawat hingga akhirnya
sekarat di RS. Dendam kpd orang rumah termasuk istri yg saya anggap
kurang perhatian pd penderitaan anak saya, dendam kepada diri sendiri
karena ketololan dan kebodohan saya tidak memeriksakan awal kehamilan
istri pada dokter kandungan. Serta ketololan2 lain dari saya yg serasa
terus menghimpit dada, ditambah masalah ekonomi yg juga terus
mengganggu. Tapi sering pula muncul rasa iri bila melihat orang
berjalan2 di mal dengan bahagia menggendong buah hati mereka yg sehat
dan lucu, rasa ingin segera punya anak lagi langsung timbul. Perasaan2
yg bertentangan ini terus menghantui saya hingga saat ini. Bahkan sampai
saat ini saya masih sering membeli mainan seolah2 almarhum masih ada,
bila ada yg bertanya saya katakan untuk momongan yg baru nanti. Kadang
saya juga berharap kelak punya anak laki2 lagi yg kalo bisa berwajah
sama dengan mendiang anak saya, tapi lebih sehat dari almarhum. Agar
bisa mengobati rindu saya kepada almarhum. Hal itu terus saya ungkapkan
dalam do'a2 saya dengan harapan dikabulkan oleh Allah. Saya juga
bersyukur karena masih bisa mengontrol diri dan tidak bertindak yang
irrasional.


Saya menulis ini ke milis bukan untuk mendapat belas kasihan apalagi
pujian dari moms n dads sekalian, melainkan sekedar curhat yg mungkin
bisa jadi pelajaran, terutama buat diri saya sendiri dan paling tidak
mengurangi beban perasaan saya karena sejujurnya saya seperti kehilangan
orang untuk berbagi.


salam,

---------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke:

[EMAIL PROTECTED]




---------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
Info balita, http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


=========================================================================================== Netkuis Instan untuk wilayah Bandung (kode area 022) - SD,SMP,SMA berhadiah total puluhan juta rupiah... periode I dimulai 1 April 2004 ===========================================================================================

---------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
Info balita, http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke