A NEW THREAT TO YOUR HEALTH
ANTIBIOTIC RESISTANCE by Dr. Purnamawati SpAK MMPed

Antibiotik merupakan salah satu obat terpenting yang pernah diciptakan
manusia. Mengapa? Antibiotik membantu kita berperang melawan infeksi
kuman/bakteri, oleh karena itu, antibiotik bisa menjadi penyelamat jiwa.

Namun dengan berjalannya waktu, keampuhan antibiotik semakin memudar.
Apa
yang telah terjadi dengan antibiotik? Ternyata, penggunaan antibiotik
yang
membabi buta menyebabkan antibiotik kehilangan pamornya sebagai obat
“istimewa�.  Saat ini, di seluruh belahan dunia, sebagian besar
kuman
penyebab infeksi serius sudah resisten (kebal) terhadap antibiotik.
Kuman
yang resisten ini disebut sebagai “superbugs�. Besarnya permasalahan
yang
ditimbulkan oleh “superbugs� ini merupakan keprihatinan seluruh
dunia.
        Pada tahum 1995, berdasarkan penelitian bakteri resisten
antibiotik, The American Medical Association (AMA mengeluarkan
pernyataan
yang keras.  “The global increase in resistance to antimicrobial
drugs,
including the emergence of bacterial strains that are resistant to all
available antibacterial agents, has created a public health problem of
potentially crisis proportions�. Bakteri resisten antibiotik memang
telah
menimbulkan masalah kesehatan yang sangat serius di komunitas.
Penggunaan
antibiotik yang tidak rasional bukan hanya “merugikan� individu yang

bersangkutan (pasien yang memperoleh terapi antibiotik), melainkan juga
merugikan lingkungan sekitarnya. Bila anggota masyarakat di suatu
lingkungan mengkonsumsi antibiotik secara berlebihan (tidak rasional)
maka
lingkungan tersebut potensial terinfeksi oleh kuman yang sudah resisten
antibiotik.
Tidak sedikit konsumen kesehatan maupun dokter yang masih menganggap
bahwa
antibiotik itu “obat dewa� alias “magic savers�. Konsep keliru
ini
segeralah tanggalkan. Hampir semua kondisi kesehatan diterapi dengan
antibiotik termasuk infeksi virus seperti flu. Padahal, antibiotik
“impoten� terhadap virus. Celakanya, justru anak-anak sangat sering
memperoleh antibiotik. Hal ini sangat memprihatinkan, karena cepat atau
lambat, kita akan “terpental� kembali ke era kegelapan, era pra
antibiotik.

SLIDE 2. HISTORICAL PERSPECTIVES
Antibiotik an pertamakali diketemukan secara kebetulan di awal abad 20.
Sejak itu, telah ditemukan berbagai antibiotik baru yang lebih kuat,
lebih
canggih. Namun demikian, sejak tahun 1998, praktis tidak ada lagi
penemuan
antibiotik baru. Padahal saat ini, para dokter sudah seperti berkejaran
di
“treadmill� (berlari - tetapi pada dasarnya jalan di tempat), terus
mencari dan mempergunakan antibiotik yang lebih baru dan lebih kuat.
Padahal, kalau perilaku penggunaan antibiotik tidak berubah menjadi
rasional, dalam waktu singkat antibiotik baru tersebut (kalaupun
ditemukan) juga menjadi “impoten�.

SLIDE 3. BACTERIA AND VIRUS - organisme yang sangat kecil
(mikro-organisme)
Bakteri. Banyak sekali bakteri di dalam tubuh kita. Bahkan, salah satu
kandungan di ASI adalah bakteri. Alam semesta pun penuh dengan bakteri.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas bakteri - tidak “jahat�, bahkan
menguntungkan. Kita dan tubuh kita justru membutuhkan bakteri ini,
mereka
membantu kesehatan kita.
Berdasarkan sifat fisiknya di laboratorium,  secara garis besar bakteri
dapat digolongkan sebagai bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.

Virus. Virus jauh lebih kecil daripada bakteri. Mereka berkembangbiak
dengan mempergunakan sel tubuh kita. Oleh karena itu, diluar tubuh kita,

virus tidak berkembang biak. Virus tidak dapat dibunuh oleh obat,
antibiotik samasekali tidak bekerja terhadap virus. Virus hanya bisa
dibasmi oleh sistem imun atau daya tahan tubuh kita.


SLIDE 4. LIVING WITH BACTERIA
Di dalam tubuh kita ditemukan banyak bakteri terutama di saluran cerna
(mulai dari mulut sampai usus dan anus). Usus kita dipenuhi oleh kurang
lebih 500 jenis bakteri dan berat bakteri di usus orang dewasa normal
bisa
mencapai 1.5 kg. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri memegang peran
penting
dalam sistem pencernaan kita. Apa gunanya usus kita dipenuhi bakteri?

1.      Bakteri mengubah apa yang kita makan menjadi nutrisi yang
dibutuhkan tubuh
2.      Memproduksi vitamin B & vitamin K,
3.      Memperbaiki sel dinding usus yang tua dan sudah rusak
4.      Merangsang gerak usus (peristaltis) sehingga kitatidak mudah
mengalami konstipasi
5.      Menghambat berkembang biaknya bakteri jahat dan secara tidak
langsung, mencegah tubuh kita agar tidak terinfeksi bakteri jahat.

Nah, antibiotik yang kita makan, otomatis akan membunuh bakteri
“baik�
tersebut.


SLIDE 5. WHAT ARE ANTIBIOTICS?
Antibiotics are compounds isolated from one living organism that kill or

inhibit the growth of other organisms. Antibiotik dibuat dari
Molds/jamur;
Bakteri,  atau sintetik/semisintetik yang akan membunuh atau menghambat
pertumbuhan bakteri yang menyerang tubuh.
Antibiotik tidak dapat membasmi semua infeksi. Infeksi yang disebabkan
virus (pilek-flu, sebagian besar radang tenggorokan, kebanyakan batuk)
tidak dapat di�basmi� oleh antibiotik.

SLIDE 6. HOW DO I KNOW WHEN I NEED ANTIBIOTICS
When they can and can’t help?

Konsumen harus mengetahui kapan mereka memerlukan antibiotik dan kapan
mereka tidak perlu mengkonsumsi antibiotik. Kesadaran seperti ini akan
sangat membantu dokter karena tidak jarang, justru pasien yang minta
diberi antibiotik. Penelitian menunjukkan,  paling tidak, ada tiga
kondisi
yang umumnya diterapi dengan antibiotik:

•  Demam
•  Radang tenggorokan/Sore throat
•  Diare



Penggunaan antibiotik yang berlebihan, tidak akan menguntungkan, bahkan
dapat merugikan/membahayakan. Manusia dikaruniai Tuhan anugrah berupa
antibiotik untuk membunuh infeksi bakteri, namun demikian, manusia
jugalah
yang merusak karunia tersebut dengan pola penggunaan antibiotik yang
tidak
bijaksana. Marilah kita jaga dan lindungi karunia ini. Antibiotics save
us
– we have to save antibiotics.


SLIDE 7. THE TROUBLE WITH ANTIBIOTICS
Long-term damage to individual & community

F       Pemberian antibiotik yang berlebihan akan menyebabkan kuman2
yang
tidak terbunuh mengalami perubahan diri (mutasi) menjadi kuman yang
tidak
mempan dilawan antibiotik. Kuman ini disebut “superbugs�. Selain
itu,
“superbugs� juga sering lolos dari serangan sistem imun tubuh karena

perubahan diri tersebut menyebabkan sistem imun tidak dapat lagi
mengenali
si kuman. Superbugs memerlukan antibiotik yang jauh lebih kuat, pasien
harus dirawat di rumah sakit karena antibiotiknya harus diberikan
melalui
selang infus. Antibiotik super kuat ini berisiko menimbulkan efek
samping
yang lebih berat. Selain itu, dalam waktu cepat, bakterinya juga menjadi

kebal terhadap antibiotik yang superkuat tadi.
F       Dampak negatif kedua pemberian antibiotik yang berlebihan dan
tidak bijaksana adalah  terbunuhnya “kuman baik� yang ada di dalam
tubuh
kita. Tempat yang semula ditempati mereka menjadi vakum dan kekosongan
ini
diisi oleh kuman  “jahat� atau oleh jamur. Kondisi ini disebut
sebagai
“superinfection�.
Antibiotik adalah sumber alam, karunia Tuhan yang harus dipergunakan
dengan bijaksana. Pemberian antibiotik yang berlebihan menyebabkan
infeksi
yang semula dapat dibasmi, kini justru semakin subur karena kumannya
telah
kebal.

SLIDE 8. WHY OVERUSE OF ANTIBIOTICS IS DANGEROUS?

Bakteri jahat akan menjadi resisten bila ANTIBIOTIK terlalu sering
dipergunakan. Mengapa pemakaian antibiotik yang berlebihan berbahaya?
Karena, yang akan dirugikan bukan saja pasien/individu yang memperoleh
antibiotik – tetapi juga lingkungan sekitarnya (komunitas). Oleh
karena
itu antibiotik adalah satu2nya obat komunitas, obat yang berdampak
terhadap lingkungan  (ANTIBIOTICS are SOCIETAL MEDICINE).
Dampak negatif individual.
Antibiotik tidak lagi dapat membantu anda saat anda mengkonsumsinya di
kemudian hari.
Dampak negatif komunitas.

Kelompok bakteri yang resisten tersebut selanjutnya juga menginfeksi
seluruh populasi tetapi TIDAK ADA ANTIBIOTIK yang MEMPAN – meskipun
sebagian orangdi populasi tersebut baru pertamakali itu memakai
antibiotik
yang bersangkutan



SLIDE 9. QONSEQUENCES OF RESISTANCE
Dr. Richard Novick membuat pernyataan seperti di bawah ini:
Antibiotics are given for everything from  headaches to  ingrown
toenails;
they are swallowed, sucked, injected and smeared; they are painted on
cuts, dumped into wounds;  fed to chickens-pigs spread on the floors of
the hospital wards
Memang itulah kenyataan yang terjadi sehari-hari. Kita terlalu BOROS
dalam
penggunaan antibiotik yang bisa berdampak buruk  sebagai berikut (CDC,
Atlanta):

•   Prolonged illnesses, increased  risk of death
•   Increased cost
•   More toxic drugs
•   Longer periods in which a person is contagious & able to spread
the
resistant bugs to the community


SLIDE 10. Antimicrobial Use and Antimicrobial Resistance in Europe





SLIDE 11. Principles of Appropriate Antimicrobial Use:
The Common Cold - Key Message



SLIDE 12. Antibiotics for The Common Cold. Benefit on Day 5?


SLIDE 13. Appropriate Antimicrobial Use: Sinusitis - Key Message

Sinusitis umumnya terjadi akibat infeksi virus flu atau pilek. Oleh
karena
itu, umumnya tidak memerlukan antibiotik. Terapi antibiotik hanya perlu
diberikan bila:

-       Sinusitis berkepanjangan lebih dari 10 – 14 hari atau,
-       Sinusitis semakin berat (
demam > 39.0 C, bengkak di muka sekitar hidung dan mata/facial swelling,

rasa nyeri di daerah muka/facial pain)


SLIDE 14. Duration of Symptoms in 139 Rhinovirus Colds

SLIDE 15. Antibiotic Treatment of Sinusitis







SLIDE 16. Principles of Appropriate Antimicrobial Use:
Bronchitis - Key Message


Bronkitis adalah ITIS atau radang di saluran napas. Penyebabnya
macam-nacam. Penyebab tersering adalah alergi (Allergic rhinitis,
asthma,
environmental exposures), bisa juga karena sinusitis, reflux, reaksi
obat,
kelainan bawaan saluran napas, tersedak “benda asing�, pneumonia
(virus,
jamur). Mohon diingat – pneumonia belum tentu karena infeksi bakteria
jadi
belum tentu perlu antibiotik. Prinsip managemennya sama dengan batuk
pada
umumnya.

Anak-anak dengan batuk yang akut atau bronkitis, SELAMA TIDAK MENDERITA
PENYAKIT PARU-PARU KRONIS, UMUMNYA TIDAK MEMERLUKAN ANTIBIOTIK.
Antibiotik
HANYA diperlukan bila anak menderita infeksi bakteri  seperti pertussis
(batuk rejan/batuk 100 hari) atau infeksi  mycoplasma (memberikan
gambaran
foto ronsen yang khas).


SLIDE 17. Appropriate Antimicrobial Use: Otitis Media - Key Message

Otitis media adalah itis di telinga (otic) tengah (media), radang
telinga
tengah. Penyebabnya umumnya adalah Virus, pasca infeksi hidung atau
radang
tenggorokan seperti cold/flu, atau masalah gigi

Serangan atau episode otitis media dapat digolongkan atas:
-       Acute otitis media (AOM) atau radang telinga tengah akut
-       Otitis media with effusion (OME) atau radang telinga tengah
dengan
cairan
Terapi awal OME tidak memerlukan
Antibiotik



SLIDE 18. Appropriate Antimicrobial Use: Otitis Media - Key Message

Pada umumnya, sebagian besar atau mayoritas anak dengan serangan AOM
akan
sembuh sendiri (self-limited).
• Pada AOM, terapi antibiotik (5 – 7 hari) dapat dipertimbangkan
bila anak
tidak tergolong berisiko tinggi mengalami kegagalan terapi antibiotik.
Risiko kegagalan antibiotik pada AOM sebagai berikut:
– Berusia < 24 bulan
– Sehari-hari, anak ditipkan di tempat penitipan anak (seperti kita
ketahui, karena “kepadatan� suatu TPA, maka anak-anak yang berada di
TPA,
berisiko mengalami infeksi berulang terutama pilek dan batuk).
– Dalam 3 bulan terakhir telah mempergunakan antibiotik (disini kita
lihat, bahwa penggunaan antibiotik yang sering justru akan mengurangi
keberhasilan terapi antibiotik)
• Pasca terapi AOM, sudah dapat dipastikan bahwa cairan di ruang
telinga
tengah tidak akan langsung menghilang. Kondisi ini disebut sebagai OME
yang menetap (persistent middle ear effusion) dan kondisi ini tidak
berarti bahwa terapi antibiotik harus diulang.


SLIDE 19. Persistent Middle Ear Effusion (MEE) after Treatment of 1st
Episode of AOM (Cairan di ruang telinga tengah yang menetap pasca
pengobatan AOM)


SLIDE 20. Causes of Febrile Exudative Pharyngitis (Penyebab faringitis
atau radang tenggorokan yang disertai dengan demam dan nanah – di
tonsil/amandel)



SLIDE 21. Appropriate Antibiotic Use
Berjuta-juta resep ditulis yang mencantumkan antibiotik untuk infeksi
virus. Penelitian menunjukkan bahwa alasan yang dikemukakan para dokter
ada 3 seperti yang sudah dikemukakan di slide 2. yaitu:


•  Diagnostic uncertainty
•  Time pressure
•  Patient demand



SLIDE 22. HOW CAN PEOPLE HELP?

• Jangan sedikit-sedikit meminta dokter untuk memberikan antibiotik.
Jangan mengkonsumsi antibiotik untuk infeksi virus seperti flu/pilek,
batuk, atau radang tenggorokan. Kalau merasa tidak nyaman akibat infeksi

virus tersebut, tanya doikter bagaimana cara meringankan gejala tetapi
bukan dengan antibiotik

• DESINFEKTANT sebaiknya hanya dipergunakan di rumah sakit.
Sehari-hari di
rumah, kita tidak perlu mempergunakannya karena kuman di rumah umumnya
adalah kuman baik. Di rumah – “Good water and soap are sufficient�

Desinfektan mungkin hanya diperlukan bila di rumah ada orang sakit yang
daya tahan tubuhnya memang rendah (pasca transplantasi, anak penyakit
kronis yang memperoleh steroid, dan lain-lain).



SLIDE 23. APPROPRIATE TARGETED AGENT
Rule of thumb perihal pemakaian antibiotik yang lebih rasional:
1.      Seandainya anak kita membutuhkan antibiotik, pilihlah antibiotik

yang hanya bekerja terhadap bakteri yang dituju. Dalam hal ini,
antibiotik
yang narrow spectrum.
2.      Untuk infeksi bakteri yang “ringan� (infeksi saluran napas
atas
atau infeksi telinga dan infeksi sinus) yang memang perlu antibiotik
(seperti dikemukakan di slide sebelumnya), maka pilihlah yang bekerja
terhadap bakteri Gram positif.
3.      Untuk infeksi kuman yang berat, seperti infeksi di bawah daerah
diafragma (infeksi ginjal/saluran kemih, apendisitis, tifus, dll)
pilihlah
antibiotik yang membunuh kuman Gram negatif.
4.      Hindarkan pemakaian lebih dari satu antibiotik kecuali TBC atau
infeksi berat di rumah sakit.
5.      Hindarkan pemakaian salep antibiotik kecuali untuk infeksi mata.

6.


SLIDE 24. Antimicrobial Resistance Among Hospitalized Patients


(Bakteri resisten antibiotik pada pasien rawat inap di rumah sakit)

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit dan
penyebabnya adalah kuman/bakteri rumah sakit. Bakteri di rumah sakit
umumnya sudah resisten terhadap berbagai antibiotik dan kalaupun masih
ada
antibiotik yang bisa membunuhnya, maka antibiotik tersebut adalah
antibiotik yang sangat kuat. Sebagai contoh, anak kita dirawat karena
dehidrasi berat akibat diare. Kebanyakan diare pada bayi disebabkan oleh

virus. Tetapi saat dirawat, anak kita memperoleh infeksi tambahan yaitu
infeksi nosokomial, yang memerlukan antibiotik super canggih.
Pusat penyakit menular di Atlanta (CDC) Amerika Serikat menyatakan bahwa

setiap tahunnya sampai dengan 2 juta pasien mengalami infeksi nosokomial

saat dirawat di rumah sakit. Kondisi ini menyebabkan sejumlah  90,000
kematian.

SLIDE 25. Battle of the Bugs: Fighting antibiotic resistance
Sudah sejak beberapa dekade terakhir ini, dunia kedokteran
“mencanangkan�
PERANG TERHADAP BAKTERI RESISTEN ANTIBIOTIK. Caranya? (1) Kurangi
pemakaian antibiotik, jangan mempergunakan antibiotik untuk infeksi
virus.
(2) Pergunakan antibiotik hanya bila memang benar-benar diperlukan dan
mulailah dengan antibiotik yang “ringan� atau narrow spectrum. (4)
Kampanye penggunaan antibiotik yang rasional harus semakin
dikumandangkan,
termasuk pengaturan pemakaian antibiotik di bidang agrikultur.
Mengapa kita harus “hemat� dalam penggunaan antibiotik?

• Increasing antibiotic resistance threatens success of antibiotic
treatment for common infections

• Antibiotic overuse drives  the spread of resistance





SLIDE 26. ANTIBIOTIC MISUSE. Our window of opportunity is closing

• Saat ini, bertambah satu lagi krisis yang dihadapi kehidupan dan
manusianya. Penyakit-penyakit yang semula dapat disembuhkan  (TBC,
Gonorrhoea, typhoid/tifus) – saat ini sudah tidak lagi dapat
“DITEMBUS� –
akibat kondisi antibiotic resistance.
• Suatu kondisi yang sangat serius – yang diperparah oleh perilaku
overuse
of ANTIBIOTICS


• Oleh karena itu, masalah ANTIBIOTIC RESISTANCE bukan masalah dokter
dan
ilmuwan saja, MELAINKAN – MERUPAKAN MASALAH KITA BERSAMA. Everybody
needs
to help deal with this


SLIDE 27. Lessons Learned
Prescribers (docotrs) and patients are all part of the problem


Dokter dan pasien – SAMA-SAMA “BERSA;AH� perihal antibiotic
resistance
ini.


SLIDE 28. FINAL MESSAGE.
BE SMART AND CRITICAL CONSUMERS
Drugs are much too serious a thing to be left to the medical profession
and the pharmaceutical industry
Kata-kata di atas ditulis oleh seorang pakar ahli farmakologi klinik
(ahli
obat) di Australia. Memang  benar, obat dan praktek pemberian obat,
seyogyanya jangan sepenuhnya diserahkan ke tangan seorang dokter dan
ahli
farmasi. Sebagai konsumen kesehatan yang “bertanggung jawab�, kita
harus
berperan aktif “melindungi diri kita dan keluarga kita� dengan cara,

menggali dan mencari pengetahuan kedokteran serta belajar memahami
kondisi
yang kita alami. Dengan berbekal pengetahuan dasar ilmu kesehatan, maka
Insya Allah, kita akan menjadi konsumen kesehatan yang “smart and
critical�.

Regards,
Gendi Jatikusumah (father of pasha & sasi)



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke