Menyelamatkan dan Hidup Kembali

* Dibalik cerita Pedonor sumsum tulang belakang
dan pelaku pemerkosaan

Di suatu Koran Itali, muncullah berita pencarian orang
yang istimewa : 17 Mei 1992 di parkiran mobil ke 5
Wayeli (nama kota, tak tahu aku bener engga nulisnya),
seorang wanita kulit putih diperkosa oleh seorang
kulit hitam.

Tak lama kemudian, sang wanita melahirkan seorang bayi
perempuan berkulit hitam. Ia dan suaminya tiba-tiba
saja menanggung tanggung jawab untuk memelihara anak
ini. Sayangnya, sang bayi kini menderita leukemia
(kanker darah). Dan ia memerlukan transfer sumsum
tulang belakang segera.
Ayah kandungnya merupakan satu-satunya penyambung
harapan hidupnya. Berharap
agar pelaku pada waktu itu saat melihat berita ini,
bersedia menghubungi Dr. Adely di RS Elisabeth.

Berita pencarian orang ini membuat seluruh masyarakat
gempar. Setiap orang membicarakannya.
Masalahnya adalah apakah orang hitam ini berani muncul
Padahal jelas ia akan menghadapi kesulitan besar, Jika
ia berani muncul, ia akan menghadapi masalah hukum dan
ada kemungkinan merusak kehidupan rumah
tangganya sendiri. Jika ia tetap bersikeras untuk
diam, ia sekali lagi membuat dosa yang tak terampuni.

Seorang anak perempuan yang menderita leukemia
ternyata menyimpan suatu kisah yang memalukan di suatu perkampungan Itali.
Martha, 35 thn, adalah wanita yang menjadi pembicaraan
semua orang. Ia dan suaminya Peterson adalah warga kulit putih, tetapi
diantara kedua anaknya, ternyata terdapat satu yang berkulit hitam. Hal ini
menarik perhatian setiap orang disekitar mereka untuk
bertanya, Martha hanya tersenyum kecil berkata pada
mereka bahwa nenek berkulit hitam dan kakeknya
berkulit putih, maka anaknya Monika mendapat
kemungkinan seperti ini Musim gugur 2002,
Monika yang berkulit hitam terus menerus mengalami demam tinggi.

Terakhir, Dr. Adely memvonis Monika menderita
leukimia. Harapan satu-satunya hanyalah mencari
pedonor sumsum tulang belakang yang paling cocok
untuknya. Dokter menjelaskan lebih lanjut : Diantara
mereka yang ada hubungan darah dengan Monika merupakan
cara yang paling mudah untuk menemukan pedonor
tercocok. Harap seluruh anggota keluarga kalian
berkumpul untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang
belakang.

Raut wajah Martha berubah, tapi tetap saja seluruh
keluarga menjalani pemeriksaan. Hasilnya tak satupun
yang cocok. Dokter memberi tahu mereka, dalam kasus
seperti Monika ini, mencari pedonor yang cocok
sangatlah kecil kemungkinannya.
Sekarang hanya ada satu cara yang paling manjur, yaitu
Martha dan suaminya kembali mengandung anak lagi. Dan
mendonorkan darah anak untuk Monika. Mendengar usul
ini Martha tiba-tiba menjadi panik, dan berkata tanpa
suara : Tuhan.. kenapa menjadi begini ? Ia menatap
suaminya, sinar matanya dipenuhi ketakutan dan putus
asa. Peterson mengerutkan keningnya berpikir.
Dr. Adely berusaha menjelaskan pada mereka, saat ini
banyak orang yang menggunakan cara ini untuk menolong
nyawa para penderita leukemia, lagi pula cara ini
terhadap bayi yang baru dilahirkan sama sekali tak ada
pengaruhnya.
Hal ini hanya didengarkan oleh pasangan suami istri
tersebut dan termenung begitu lama.
Terakhir mereka hanya berkata : Biarkan kami
memikirkannya kembali.

Malam kedua, Dr. Adely tengah bergiliran tugas,
tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka, pasangan
suami-istri tersebut. Martha menggigit bibirnya keras,
suaminya Peterson, menggenggam tangannya, dan berkata
serius pada dokter : Kami ada suatu hal yang perlu
memberitahumu. Tapi harap Anda berjanji untuk menjaga
kerahasiaan ini, karena ini merupakan rahasia kami
suami-istri selama beberapa tahun. Dr.Adely
menganggukkan kepalanya.

Itu adalah 10 tahun lalu, bulan Mei 1992. Waktu itu
anak kami yang pertama, Eleana telah berusia 2 tahun.
Martha bekerja di sebuah restoran fast food. Setiap
hari pukul 10 malam baru pulang kerja. Malam itu,
turun hujan lebat. Saat Martha pulang kerja, seluruh
jalanan telah tiada orang satupun. Saat melalui suatu
parkiran yang tak terpakai lagi. Martha mendengar
suara langkah kaki, dengan ketakutan memutar kepala
untuk melihat, seorang remaja berkulit hitam tengah
berdiri di belakang tubuhnya. Orang tersebut
menggunakan sepotong kayu, memukulnya hingga pingsan,
dan memperkosanya.
Saat Martha sadar dan pulang ke rumah dengan
tergesa-gesa, waktu telah menunjukkan pukul 1 malam.
Waktu itu aku bagaikan gila keluar rumah mencari orang
hitam itu untuk membuat perhitungan.Tapi telah tak ada
bayangan orang satupun. Malam itu kami hanya dapat
memeluk kepala masing-masing menahan kepedihan.
Sepertinya seluruh langit runtuh.

Bicara sampai sini, Peterson telah dibanjiri air mata,
Ia melanjutkan kembali :Tak lama kemudian Martha
mendapati dirinya hamil. Kami merasa sangat ketakutan,
kuatir bila anak yang dikandungnya merupakan milik
orang hitam tersebut. Martha berencana untuk
menggugurkannya, tapi aku masih mengharapkan
keberuntungan, mungkin anak yang dikandungnya adalah
bayi kami. Begitulah, kami ketakutan menunggu beberapa
bulan.
Maret 1993, Martha melahirkan bayi perempuan, dan ia
berkulit hitam. Kami begitu putus asa, pernah terpikir
untuk mengirim sang anak ke panti asuhan. Tapi
mendengar suara tangisnya, kami sungguh tak tega.
Terlebih lagi bagaimanapun Martha telah mengandungnya,
ia juga merupakan sebuah nyawa. Aku dan Martha
merupakan warga Kristen yang taat, pada akhirnya kami
memutuskan untuk memeliharanya, dan memberinya nama
Monika.?

Mata Dr.Adely juga digenangi air mata, pada akhirnya
ia memahami kenapa bagi
kedua suami istri tersebut kembali mengandung anak
merupakan hal yang
sangat mengkuatirkan. Ia berpikir sambil
mengangguk-anggukkan kepala
berkata : Memang jika demikian, kalian melahirkan 10
anak sekalipun akan
sulit untuk mendapatkan donor yang cocok untuk Monika!
Beberapa lamakemudian, ia memandang Martha dan
berkata : Kelihatannya, kalian harus mencari ayah
kandung Monika. Barangkali sumsum tulangnya, atau
sumsum
tulang belakang anaknya ada yang cocok untuk
Monika.Tetapi, apakah kalian
bersedia membiarkan ia kembali muncul dalam kehidupan
kalian ? Martha berkata : Demi anak, aku bersedia
berlapang dada memaafkannya. Bila ia bersedia muncul
menyelamatkannya. Aku tak akan memperkarakannya.
Dr.Adely merasa terkejut akan kedalaman cinta sang
ibu.

Berita pencarian yang istimewa ini mengakibatkan
banjir pedonor sumsum tulang belakang. Terlebih lagi
lewat waktu begitu lama, mau mencari sang pemerkosa
dimana Martha dan Peterson mempertimbangkannya
baik-baik, sebelum akhirnya memutuskan memuat berita
pencarian ini di koran dengan menggunakan nama
samaran.
November 2002, di koran Wayeli termuat berita
pencarian ini, seperti yang digambarkan sebelumnya.
Berita ini memohon sang pelaku pemerkosaan waktu itu
berani muncul, demi untuk menolong sebuah nyawa
seorang anak perempuan penderita leukimia !
Begitu berita ini keluar, tanggapan masyarakat begitu
menggemparkan. Kotak surat dan telepon Dr. Adely
bagaikan meledak saja, kebanjiran surat masuk dan
telepon, orang-orang terus bertanya siapakah wanita
ini Mereka ingin bertemu dengannya, berharap dapat
memberikan bantuan padanya.

Tetapi Martha menolak semua perhatian mereka, ia tak
ingin mengungkapkan
identitas sebenarnya, lebih tak ingin lagi identitas
Monika sebagai anak hasil pemerkosaan terungkap. Saat
ini juga seluruh media penuh dengan diskusi tentang
bagaimana cerita ini berakhir. (surat kabar Roma)
Komentar dengan topik :  Orang hitam itu akan
munculkah ?

Jika orang hitam ini berani muncul, akan bagaimanakah
masyarakat kita sekarang menilainya
Akankah menggunakan hukum yang berlaku untuk
menghakiminya
Haruskah ia menerima hukuman dan cacian untuk masa
lalunya, ataukah ia harus menerima pujian karena
keberaniannya hari ini ?

(Surat kabar Wayeli) menulis topik
Bila Anda orang berkulit hitam itu, apa tindakan yang
Anda lakukan sebagai bahan diskusi.
Dan menarik berbagai pendapat akan sulitnya berada di
dua pilihan ini. Bagian penjara setempat terus
berupaya membantu Martha, memberikan laporan terpidana
hukuman pada tahun 1992 pada RS. Dikarenakan jumlah
orang berkulit hitam di kota ini hanya sedikit, maka
dalam 10 tahun terakhir ini juga hanya sedikit jumlah
terhukum berkulit hitam.

Mereka berkata pada Martha : Sekalipun beberapa orang
bukanlah terhukum
karena tindak perkosaan, tapi mungkin beberapa juga
menemui hal seperti ini.
Beberapa orang ini juga sebagian telah keluar
penjara, sebagian lainnya masih berada di dalam
penjara. Martha dan Peterson menghubungi beberapa
orang ini, begitu banyak terpidana waktu itu yang
bersungguh-sungguh dan antusias untuk memberikan
petunjuk. Tapi sayangnya, mereka semua bukanlah orang
hitam yang memperkosanya waktu itu.

Tak lama kemudian, kisah Martha menyebar ke seluruh
rumah tahanan, tak
sedikit terpidana yang tergerak karena kasih ibu ini,
tak peduli mereka berkulit hitam maupun berkulit
putih, mereka semua bersukarela mendaftar untuk
menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang, berharap
dapat mendonorkannya untuk Monika. Tapi tak satupun
pedonor yang memenuhi kriteria di antara mereka.
Berita pencarian ini mengharukan banyak orang, tak
sedikit orang yang bersukarela untuk menjalani
pemeriksaan sumsum tulang belakang, untuk mengetahui
apakah dirinya memenuhi kriteria. Parasukarelawan
semakin lama semakin bertambah, di Wayeli timbullah
wabah untuk mendonorkan sumsum tulang belakang. Hal
yang mengejutkan adalah kesediaan para sukarelawan ini
menyelamatkan banyak penderita leukimia lainnya,
sayangnya Monika tak termasuk diantara mereka yang
beruntung.

Martha dan Peterson menantikan dengan panik kemunculan
si kulit hitam. Akhirnya dua bulan telah lewat, orang
ini tak muncul-muncul juga. Dengan tidak tenang,
mereka mulai berpikir, mungkin orang hitam itu sudah
telah meninggalkan dunia ini Mungkin ia telah
meninggalkan jauh-jauh kampung halamannya. Sudah sejak
lama tak berada di Itali.
Mungkin ia tak bersedia merusak kehidupannya sendiri,
tak ingin muncul
Tapi tak peduli bagaimanapun, asalkan Monika hidup
sehari lagi, mereka tak rela untuk melepaskan harapan
untuk mencari orang hitam itu.

Disaat sebuah jiwa merana tak menentu, harapan selalu
disaat keputus asaan
melanda kembali muncul. Saat itu berita pencarian juga
muncul di Napulese,
memporak porandakan perasaan seorang pengelola toko
minuman keras berusia 30
tahun. Iaseorang kulit hitam, bernama Ajili.
17 Mei 1992 waktu itu, ia memiliki lembaran tergelam
merupakan mimpi terburuknya di malam berhujan itu. Ia
adalah sang peran utama dalam kisah ini. Tak
seorangpun menyangka, Ajili yang sangat kaya raya itu,
pernah bekerja sebagai pencuci piring panggilan.
Dikarenakan orang tuanya telah meninggal sejak ia
masih muda, ia yang tak pernah mengenyam dunia
pendidikan terpaksa bekerja sejak dini.
Ia yang begitu pandai dan cekatan, berharap dirinya
sendiri bekerja dengan giat demi mendapatkan sedikit
uang dan penghargaan dari orang lain. Tapi sialnya,
bosnya merupakan seorang rasialis, yang selalu
mendiskriminasikannya. Tak peduli segiat apapun
dirinya, selalu memukul dan memakinya.

17 Mei 1992, merupakan ulang tahunnya ke 20, ia
berencana untuk pulang kerja
lebih awal merayakan hari ulang tahunnya. Siapa
menyangka, ditengah kesibukan ia memecahkan sebuah
piring.
Sang bos menahan kepalanya, memaksanya untuk menelan
pecahan piring. Ajili begitu marah dan memukul sang
bos, lalu berlari keluar meninggalkan restoran.
Ditengah kemarahannya iabertekad untuk membalas dendam
pada si kulit putih. Malam berhujan lebat, tiada
seorangpun lewat, dan di parkiran ia bertemu Martha.
Untuk membalaskan dendamnya akibat pendiskriminasian,
ia pun memperkosa sang wanita yang tak berdosa ini.
Tapi selesai melakukannya, Ajili mulai panik dan
ketakutan. Malam itu juga ia menggunakan uang ulang
tahunnya untuk membeli tiket KA menuju Napulese,
meninggalkan kota ini.

Di Napulese, ia bertemu keberuntungannya. Ajili
mendapatkan pekerjaan dengan
lancar di restoran milik orang Amerika. Kedua pasangan
Amerika ini sangatlah
mengagumi kemampuannya, dan menikahkannya dengan anak
perempuan mereka,
Lina, dan pada akhirnya juga mempercayainya untuk
mengelola toko mereka. Beberapa tahun ini, ia yang
begitu tangkas, tak hanya memajukan bisnis toko
minuman keras ini, ia juga memiliki 3 anak yang lucu.
Dimata pekerja lainnya dan seluruh anggota keluarga,
Ajili merupakan bos yang baik, suami yang baik, ayah
yang baik.

Tapi hati nuraninya tetap membuatnya tak melupakan
dosa yang pernah diperbuatnya. Iaselalu memohon ampun
pada Tuhan dan berharap Tuhan melindungi wanita yang
pernah diperkosanya, berharap ia selalu hidup damai
dan tentram. Tapi ia menyimpan rahasianya rapat-rapat,
tak memberitahu seorangpun.
Pagi hari itu, Ajili berkali-kali membolak-balik
koran, ia terus mempertimbangkan kemungkinan
dirinyalah pelaku yang dimaksud.
Sedikitpun ia tak pernah membayangkan bahwa wanita
malang itu mengandung
anaknya, bahkan menanggung tanggung jawab untuk
memelihara dan menjaga anak
yang awalnya bukanlah miliknya.
Hari itu, Ajili beberapa kali mencoba menghubungi
no.Telepon Dr.Adely.Tapi setiap kali, belum sempat
menekan habis tombol telepon, ia telah menutupnya
kembali. Hatinya terus bertentangan, bila ia bersedia
mengakui semuanya, setiap orang kelak akan mengetahui
sisi terburuknya ini, anak-anaknya tak akan lagi
mencintainya,
ia akan kehilangan keluarganya yang bahagia dan
istrinya yang cantik. Juga
akan kehilangan penghormatan masyarakat disekitarnya.
Semua yang ia dapatkan
dengan ditukar kerja kerasnya bertahun-tahun.

Malam itu, saat makan bersama, seluruh keluarga
mendiskusikan kasus Martha. Sang istri, Lina berkata :
Aku sangat mengagumi Martha. Bila aku diposisinya, aku
tak akanmemiliki keberanian untuk memelihara anak
hasil perkosaan hingga dewasa. Aku lebih mengagumi
lagi suami Martha, ia sungguh pria yang patut
dihormati, tak disangka ia dapat menerima anak yang
demikian.
Ajili termenung mendengarkan pendapat istrinya, dan
tiba-tiba mengajukan pertanyaan : Kalau begitu,
bagaimana kau memandang pelaku pemerkosaan itu
??Sedikitpun aku tak akan memaafkannya !!!
Waktu itu ia sudah membuat kesalahan, kali ini juga
hanya dapat meringkuk menyelingkupi dirinya sendiri,
ia benar-benar begitu rendah, begitu egois, begitu
pengecut ! Ia benar-benar seorang pengecut !? demikian
istrinya menjawab
dengan dipenuhi api kemarahan.

Ajili mendengarkan saja, tak berani mengatakan
kenyataan pada istrinya.
Malam itu, anaknya yang baru berusia 5 tahun begitu
rewel tak bersedia tidur, untuk pertama kalinya Ajili
kehilangan kesabaran dan menamparnya. Sang anak sambil
menangis berkata : Kau ayah yang jahat, aku tak mau
peduli kamu lagi. Aku tak ingin kau menjadi ayahku.
Hati Ajili bagai terpukul keras mendengarnya, iapun
memeluk erat-erat sang anak dan berkata : Maaf, ayah
tak akan memukulmu lagi. Ayah yang salah, maafkan papa
ya...

Sampai sini, Ajili pun tiba-tiba menangis. Sang anak
terkejut dibuatnya, dan buru-buru berkata padanya
untuk menenangkan ayahnya : Baiklah, kumaafkan. Guru
TK ku bilang, anak yang baik adalah anak yang mau
memperbaiki kesalahannya.?

Malam itu, Ajili tak dapat terlelap, merasa dirinya
bagaikan terbakar dalam neraka. Dimatanya selalu
terbayang kejadian malam berhujan deras itu, dan
bayangan sang wanita. Ia sepertinya dapat mendengarkan
jerit tangis wanita itu. Tak henti-hentinya ia
bertanya pada dirinya sendiri : Aku ini sebenarnya
orang baik, atau orang jahat ? Mendengar bunyi napas
istrinya yang teratur, iapun kehilangan seluruh
keberaniannya untuk berdiri.

Hari kedua, ia hampir tak tahan lagi rasanya. Istrinya
mulai merasakan adanya ketidak beresan pada dirinya,
memberikan perhatian padanya dengan menanyakan apakah
ada masalah
Dan ia mencari alasan tak enak badan untuk meloloskan
dirinya. Pagi hari di jam kerja, sang karyawan
menyapanya ramah: Selamat pagi, manager !
Mendengar itu, wajahnya tiba-tiba menjadi pucat pasi,
dalam hati dipenuhi perasaan tak menentu dan rasa
malu. Ia merasa dirinya hampir menjadi gila saja
rasanya. Setelah berhari-hari memeriksa hati
nuraninya, Ajili tak dapat lagi terus diam saja, iapun
menelepon Dr. Adely. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga
suaranya supaya tetap tenang : Aku ingin mengetahui
keadaan anak malang itu.

Dr. Adely memberitahunya, keadaan sang anak sangat
parah. Dr.Adely menambahkan kalimat terakhirnya
berkata : Entah apa ia dapat menunggu hari kemunculan
ayah kandungnya. Kalimat terakhir ini menyentuh hati
Ajili yang paling dalam, suatu perasaan hangat sebagai
sang ayah mengalir keluar, bagaimanapun anak itu juga
merupakan darah dagingnya sendiri ! Ia pun membulatkan
tekad untuk menolong Monika.

Ia telah melakukan kesalahan sekali, tak boleh kembali
membiarkan dirinya
meneruskan kesalahan ini. Malam hari itu juga, iapun
mengobarkan keberaniannya sendiri untuk memberitahu
sang istri tentang segala rahasianya. Terakhir ia
berkata : Sangatlah mungkin bahwa aku adalah ayah
Monika ! Aku harus menyelamatkannya !Lina sangat
terkejut, marah dan terluka, mendengar semuanya, ia
berteriak marah : Kau PEMBOHONG !
Malam itu juga iamembawa ketiga anak mereka, dan lari
pulang ke rumah ayah
ibunya. Ketika ia memberitahu mereka tentang kisah
Ajili, kemarahan kedua
suami-istri tersebut dengan segera mereda.

Mereka adalah dua orang tua yang penuh pengalaman
hidup, mereka menasehati nya : Memang benar, kita
patut marah terhadap segala tingkah laku Ajili di masa
lalu. Tapi pernahkah kamu memikirkan, ia dapat
mengulurkan dirinya untuk muncul, perlu berapa banyak
keberanian besar. Hal ini membuktikan bahwa hati
nuraninya belum sepenuhnya terkubur.

Apakah kau mengharapkan seorang suami yang pernah
melakukan kesalahan tapi kini bersedia memperbaiki
dirinya Ataukah seorang suami yang selamanya menyimpan
kebusukan ini didalamnya ? Mendengar ini Lina terpekur
beberapa lama.
Pagi-pagi di hari kedua, ia langsung kembali ke sisi
Ajili, menatap mata sang suami yang dipenuhi
penderitaan, Lina menetapkan hatinya berkata : Ajili,
pergilah menemui Dr. Adely ! Aku akan menemanimu !

3 Februari 2003, suami istri Ajili, menghubungi Dr.
Adely.
8 Februari, pasangan tersebut tiba di RS Elisabeth,
demi untuk pemeriksaan DNA
Ajili. Hasilnya Ajili benar-benar adalah ayah Monika.
Ketika Martha mengetahui bahwa orang hitam
pemerkosanya itu pada akhirnya berani
memunculkan dirinya, iapun tak dapat menahan air
matanya. Sepuluh tahun ini
ia terus memendam dendam kesumat terhadap Ajili, namun
saat ini ia hanya
dipenuhi perasaan terharu.

Segalanya berlangsung dalam keheningan. Demi untuk
melindungi pasangan Ajili
dan pasangan Martha, pihak RS tidak mengungkapkan
dengan jelas identitas
mereka semua pada media, dan juga tak bersedia
mengungkapkan keadaan
sebenarnya, mereka hanya memberitahu media bahwa ayah
kandung Monika telah
ditemukan. Berita ini mengejutkan seluruh pemerhati
berita ini. Mereka terus-menerus menelepon, menulis
surat pada Dr. Adely, memohon untuk dapat menyampaikan
kemarahan mereka pada orang hitam ini, sekaligus
penghormatan mereka padanya. Mereka berpendapat :
Barangkali ia pernah melakukan tindak pidana, namun
saat ini ia seorang pahlawan !

10 Februari, kedua pasangan Martha dan suami memohon
untuk dapat bertemu
muka langsung dengan Ajili. Awalnya Ajili tak berani
untuk menemui mereka, namun pada permohonan ketiga
Martha, iapun menyetujui hal ini.
18 Februari, dalam ruang tertutup dan dirahasiakan di
RS, Martha bertemu langsung dengan Ajili. Ajili baru
saja memangkas rambutnya, saat ia melihat Martha,
langkah
kakinya terasa sangatlah berat, raut wajahnya memucat.
Martha dan suaminya
melangkah maju, dan mereka bersama-sama saling
menjabat tangan masing-masing, sesaat ketiga orang
tersebut diam tanpa suara menahan kepedihan, sebelum
akhirnya air mata mereka bersama-sama mengalir.
Beberapa waktu kemudian, dengan suara serak Ajili
berkata : Maaf...mohon maafkan aku ! Kalimat ini telah
terpendam dalam hatiku selama 10 tahun. Hari ini
akhirnya aku mendapat kesempatan untuk mengatakannya
langsung kepadamu. Martha menjawab : Terima kasih Kau
dapat muncul. Semoga Tuhan memberkati, sehingga sumsum
tulang belakangmu dapat menolong putriku.?

19 Februari, dokter melakukan pemeriksaan sumsum
tulang belakang Ajili. Untungnya, sumsum tulang
belakangnya sangat cocok bagi Monika ! Sang dokter
berkata dengan antusias : Ini suatu keajaiban !
22 Februari 2003, sekian lama harapan masyarakat luas
akhirnya terkabulkan. Monika menerima sumsum tulang
belakang Ajili, dan pada akhirnya Monika telah
melewati masa kritis. Satu minggu kemudian, Monika
boleh keluar RS dengan sehat walafiat.

Martha dan suami memaafkan Ajili sepenuhnya, dan
secara khusus mengundang
Ajili dan Dr. Adely datang kerumah mereka untuk
merayakannya.Tapi hari itu Ajili tidak hadir, ia
memohon Dr. Adely membawa suratnya bagi mereka. Dalam
suratnya ia menyatakan penyesalan dan rasa malunya
berkata : Aku tak ingin
kembali mengganggu kehidupan tenang kalian. Aku
berharap Monika berbahagia
selalu hidup dan tumbuh dewasa bersama kalian. Bila
kalian menghadapi
kesulitan bagaimanapun, harap hubungi aku, aku akan
berusaha sekuat tenaga
untuk membantu kalian !
Saat ini juga, aku sangat berterima kasih pada Monika,
dari dalam lubuk hatiku terdalam, dialah yang
memberiku kesempatan untuk menebus dosa. Dialah yang
membuatku dapat memiliki kehidupan yang benar-benar
bahagia di saparuh usiaku selanjutnya.
Ini adalah hadiah yang ia berikan padaku !

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)





                                                                      
 ----------------------------------------------------                 
                                                                      
 EMAIL DISCLAIMER                                                     
                                                                      
 This email and any files transmitted with it is confidential         
 and intended solely for the use of the individual or entity          
 to whom it is addressed. Any personal views or opinions              
 stated are solely those of the author and do not necessarily         
 represent those of the company.                                      
                                                                      
 If you have received this email in error please notify               
 the sender immediately. Please also delete this message              
 and attachments if any from your computer.                           
                                                                      
                                                                      





---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke