Dear Bapak & Ibu,
      Sekedar buat bahan renungan demi putra-putri kita nantinya.
      ---------------------------------

      Mengaku Pernah Berhubungan Intim Pelaku Bantah Pacaran dengan Korban
     
      JAKARTA (Media): Ronald Johannes Posma Aruan, 23, tersangka pelaku pembunuhan 
terhadap Amanda Devina, 22, membantah bahwa dia dengan korban berpacaran. Namun, dia 
tidak menyangkal bahwa mereka pernah berhubungan intim.

      Menurut Ronald, dia berteman dekat dengan Amanda sejak tahun lalu setelah korban 
berkeluh kesah tentang hubungan percintaan dengan pacarnya yang bernama Acok.

      "Sebetulnya, Amanda itu berpacaran dengan Acok. Hubungan mereka memang sedang 
ada masalah. Kemudian, mulai tahun lalu, dia curhat ke saya mengenai semua masalah. 
Lama-kelamaan kami jadi dekat. Tapi, terus terang hubungan kami belum bisa dikatakan 
pacaran. Belum ada kata cinta. Soal sayang-sayangan sih memang ya. Orang tua Amanda 
juga enggak menganggap kami pacaran," kata Ronald, beberapa saat sebelum memasuki sel 
di Polres Jakarta Barat, Sabtu (31/7).

      Namun, Ronald mengaku telah tujuh kali berhubungan intim dengan Amanda sejak 
Februari lalu. Hubungan intim itu mereka lakukan bila ada kesempatan di rumah Amanda 
di Jalan Irian II, Blok A3-A4, No 6, Perumahan Villa Bintaro Regency, Pondok Aren, 
Tangerang, atau di rumah Ronald di Perumahan Jati Jajar BV/2 RT 01/11, Jati Jajar, 
Cimanggis, Depok.

      Berita mengejutkan didengar Ronald pada pekan lalu. Amanda mengadu dirinya telah 
hamil lima bulan, dan meminta Ronald mempertanggungjawabkannya.

      Ronald sempat berpikir bila janin yang dikandung Amanda bukan hasil 
perbuatannya. Pasalnya, ketika berhubungan, Ronald hampir selalu menggunakan alat 
kontrasepsi.

      Selain itu, di antara mahasiswa Universitas Trisakti, Ronald dan Amanda terkenal 
sebagai 'anak gaul' yang masing-masing memiliki banyak teman dekat yang berlainan 
jenis kelamin.

      Namun, Amanda tetap meyakini bila Ronald adalah ayah bayi yang dikandungnya. 
Ronald pun menyatakan siap bertanggung jawab. Bahkan, keduanya sempat patungan Rp70 
ribu untuk memeriksakan kandungan ke dokter.

      Beda agama

      Peristiwa pembunuhan itu berawal ketika Ronald dan Amanda berjanji untuk bertemu 
dan membicarakan masalah ini, Rabu (28/7). "Karena tempat kerja saya di seberang SCTV, 
saya minta dia jemput di dekat gedung SCTV. Saat ke rumah, saya yang pegang kemudi 
Nissan Terrano itu. Semuanya berlangsung seperti biasanya. Kebetulan, semua anggota 
keluarga saya sedang berada di luar rumah," kata Ronald yang saat ini sedang magang 
kerja di PT Telkom, Jl Gatot Subroto.

      Dalam pembicaraan yang dilakukan di dalam kamar Ronald itu, Ronald kembali 
menegaskan bila ia akan bertanggung jawab. Namun, karena keduanya berbeda agama, 
Ronald menyarankan agar Amanda pindah agama sehingga mempermudah proses pernikahan.

      Namun, usulan ini ditolak Amanda dengan alasan agama merupakan prinsip dasar 
yang tidak bisa diubah di keluarganya.

      Perdebatan pun memanas hingga pertengkaran. Ronald mengaku sempat melayangkan 
tamparan ke pipi Amanda, namun luput. Tamparan itu pun dibalas dengan cakaran ke tubuh 
Ronald.

      Ronald sempat membekap mulut Amanda, karena terus digigit dan dicakar, Ronald 
membanting Amanda ke tempat tidur. Di sana ia mencekik leher Amanda.

      Namun, Amanda tetap meronta-ronta dan mencakar tubuh Ronald. Karena 
terus-menerus melawan, Ronald lalu mempererat cekikan dan menutup wajah korban dengan 
bantal sampai cakaran dan gerakan tubuh Amanda berhenti.

      Ronald terkejut ketika bantal diangkat dari wajah Amanda, ternyata mahasiswi 
semester delapan itu sudah tewas dengan lidah terjulur.

      Tidak tahu

      Sementara itu, Sri Andiyani, 47, ibu Amanda, mengaku tidak tahu-menahu dengan 
kehamilan putrinya. Hanya saja ia mengatakan bahwa Ronald pernah datang ke rumahnya 
sebanyak dua kali, malam Senin (26/7) dan Selasa (27/7). ''Pada malam Senin, Ronald 
datang ke rumah dan mengajak Amanda nonton bioskop. Kemudian, Selasa siangnya dia 
datang kembali dan sempat makan bersama dengan saya,'' papar Sri yang tak pernah 
menduga Ronald akan berbuat keji seperti itu, mengingat Ronald adalah teman satu 
praktik kerja lapangan (PKL) dengan Amanda di Telkom.

      Menurut Sri, sebelum kejadian dia tidak mempunyai firasat apa-apa. Hanya saja 
dua hari sebelum ia menghilang, Amanda selalu menjemput Sri ke tempat kerjanya di 
Direktorat Bina Teknologi (Bintek), Dirjen Prasarana, Departemen Kimpraswil, Jakarta, 
untuk pulang bersama. ''Ini tidak seperti biasanya,'' kata Sri.

      Sri mulai khawatir terhadap Amanda, setelah Rabu (28/7) pukul 21.00 WIB belum 
pulang dari kuliahnya di Universitas Trisakti. Sri lalu menghubungi teman-teman dekat 
korban melalui ponsel, termasuk Firma, 22. Dari pengakuan teman-teman korban, 
disebutkan Amanda sudah pulang ke rumah pada pukul 12.00 WIB.

      ''Saat itulah saya mulai curiga, karena tidak seperti biasanya Amanda pulang 
hingga larut malam. Walaupun ia ada acara, baik kegiatan kampus maupun jalan-jalan, 
selalu kontak kepada saya,'' ujar Sri. (Ars/Yes/SM/J-2)
     

Kirim email ke