FYI aja...., Karena serangan infotainment di TV2 sdh sedemikian derasnya,
dan beritanya juga itu2 aja, mungkin pendapat2 di bawah ini perlu kita
perhatikan bersama.


rgrd.

-----Original Message-----

Date: Wednesday, August 18, 2004 4:18 PM
] FW: Kemana Saya Harus Mengadu ?


>Ikutan urun pendapat...
>
>Begitu baca email ini. Saya langsung membuka tabloit yang memuat jadwal
acara. Kemudian saya hitung rata-rata dalam satu hari terdapat 10 - 13
tayangan infotaiment dari 11 stasiun teve nasional. Jam tayang antara satu
infotaiment dengan yang lain waktunya hampir bersamaan. Jika "slot" siaran
sore atau pagi hanya berselisih 30 menit saja.
>
>Dari statistik diatas jika ada "kasus" yang menimpa "selebriti atau
siapapun" yang menjadi konsumsi tayangan infotaiment. Maka setiap hari ada
sekitar 10 -13 infotaiment yang menyorot kasus ini. Jika "kasus"ini
merupakan sajian utama "Head Line" maka liputannya berkisar antara 3 - 5
menit. Kita tinggal mengalikan saja waktu siarnya.
>Berarti sebuah "kasus" ini dalam satu hari akan ditayangkan antara 39 - 65
menit per hari.
>
>Biasanya dalam sebuah "kasus" setiap infotaiment akan mengangkat masalah
ini menjadi 3 - 4 episode. Rata-rata sebuah infotaiment dalam seminggu dua
kali siaran (belum di hitung siaran ulangan pada dini hari oleh beberapa
stasiun teve)
>
>Kita total lagi waktu penayangannya (kita ambil kuantitas terbanyak) 4 x 65
menit berarti sekitar 260 menit (dengan tema yang sama "hanya" berbeda
narasumbernya saja). Artinya seseorang akan menjadi sorotan oleh sebuah
infotaiment dalam dua minggu sekitar 260 menit atau sekitar 4 jam 33 menit.
>
>Ya... bisa dirasakan betapa "tidak nyamannya" seseorang menjadi sorotan
tersebut.Walaupun ada yang mengatakan "Itukan sudah resiko profesi sebagai
selebritis." Kalau tidak mau di sorot ya jangan jadi seleb.
>
>Pola tayangan yang "nyaris" sama dari setiap infotaiment. Sebetulnya sudah
mendekati titik jenuh. Seorang penonton yang menyaksikan tayangan
infotaiment hanya memerlukan waktu 10 - 30 detik saja untuk memutuskan
dirinya bertahan menyaksikan acara ini atau tidak. Jika dalam 10 - 30 detik
ia menemukan "pola menu pemberitaan" yang sama dengan infotaiment lainnya,
maka ia akan memindahkan acara tersebut ke acara yang lain.
>
>Mengapa demikian karena infotaiment menyajikan berita yang sama. Yaitu
narasumbernya diambil dari sebuah acara yang sama. Misalnya pas pers
konfrens atau nyegat narasumber secara ramai-ramai. (Kilahnya adalah
kesulitan dalam mencari narasumber karena di pepet oleh jadwal tayang).
>
>Nah... keseragaman berita ini. Sebenarnya mulai menjadi perhatian dan
keprihatinan dari beberapa pucuk pimpinan di stasiun teve nasional. Kenapa
harus seragam dan apa istimewanya dari sebuah tayangan infotaiment yang ada
di stasiun teve yang di kelolanya dengan yang lain. Padahal setiap
infotaiment "menjanjikan" beda dengan yang lain.
>
>Sebuah infotaiment perepisodenya di bayar sekitar 16 - 26 juta. Jika
demikian "seragamnya" sebuah pemberitaan. Kenapa harus membayar
"infotaiment"yang banyak untuk stasiun televisinya ? Cukup sebuah
infotaiment saja di setiap stasiun teve.
>
>Kemudian timbul "pemikiran". Kenapa tidak acara infotaiment dibuat secara
"in house". Stasiun teve tersebut bisa membuat perbedaan secara "ekstrim"
tayangan infotaimentnya. Mungkin stasiun teve tersebut cukup membuat 4 buah
infotaiment. Infotaiment A membahas kasus, Infotaiment B, C, dan D saling
berbeda.
>
>Toh... stasiun teve tersebut cukup memakai tenaga "lepas" untuk menggarap
acara ini.Toh jika dihitung secara "biaya produksi" jauh lebih murah per
episodenya dibandingkan dengan mengeluarkan biaya 16 - 26 juta rupiah. Gosip
yang ada saat ini.
>
>Beberapa stasiun teve nasional sedang melakukan study mengenai "in house
production" Kalau dulu kendalanya adalah tidak adanya SDM. Sekarang bukan
masalah lagi... karena PH-PH yang memproduksi "karyawan teve"cukup banyak
kok dan "skillnya lumayan".Tinggal diambil saja dengan tawaran"gaji" yang
lumayan dibandingkan yang diberikan oleh PH nya.
>
>Jika hal ini jadi direalisasikan oleh stasiun teve nasional tersebut. Maka
dalam waktu 1 tahun mendatang. Artinya "bisnis" infotaiment akan memasuki
masa surut. Langkah ekstrim yang harus dilakukan adalah harus adanya
"perubahan mendasar" dari pola tayangan infotaiment saat ini. Jika acara ini
tetap eksis.



>Sent: Wednesday, August 18, 2004 11:55 AM
>Subject: Kemana Saya Harus Mengadu ?
>
>
>MFMM : Setuju ! Saya sebenarnya juga tdk suka dg sinetron2 dan acar2 yg
>tidak mendidik di TV2 kita.  Jika ada teman2 yg mau share dg kita u/
>menyalurkan keluhan2 ini, monggo ya... -wulan
>
>Dear rekan-rekan,
>Saya sangat prihatin dengan tayangan stasiun-stasiun televisi kita yang
>menurut saya sungguh tidak etis untuk ditayangkan serta berdampak buruk
bagi
>kita semua. Acara tersebut adalah infotainment (Acara Gosip) yang
>ditiap-tiap setasiun TV memiliki judul yang berbeda-beda. Walaupun saya
>sendiri mengakui bahwa dampak informasi saat ini sudah sulit dibendung.
>Tetapi apa salahnya kita sebagai anak bangsa ini yang peduli terhadap
>generasi-generasi termasuk kita ini untuk berbuat paling tidak mencegah
>jangan sampai terjadi keadaan yang semakin parah.
>Kasus yang paling sederhana adalah ditayangkannya berita "Perceraian
>pasangan Selebritis" ditiap-tiap acara gosip tsb. Apakah rekan wartawan
>tidak dibekali ilmu ke-wartawanan-nya sehingga terkesan asal ambil berita.
>Padahal dengan tayangan tsb sangat berdampak negatif buat generasi kita.
>Oleh karena itu melalui milis ini saya berharap rekan-rekan sudi untuk
>mem-FOWARD-kan atau bahkan menambahkan saran kepada pihak stasiun TV atau
>pihak manapun yang berkompeten terhadap masalah ini kiranya dapat diseleksi
>lagi dalam menayangkan acara di Stasiun Televisi-nya.
>Demikian email saya mudah-mudahan dapat dipahami. Terima ksaih
>
>Best regards,



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke