Mbak, menurut saya pribadi kita sudah selayaknya menyebarluaskan
informasi seperti ini, minimal ke teman2x sendiri sehingga kasus yang
serupa bisa dihindari. Ini kan sebenarnya sama saja seperti kasus
ketidakpuasan kita terhadap rumah sakit X misalnya. Pihak sekolah
seharusnya justru introspeksi & meminta maaf atau mencari solusi atas
hal ini. Jika tindakan yg dilakukan pihak sekolah terhadap adanya
komplain dari customer/ex customer adalah menuntut ke pengadilan, mereka
justru memperburuk citra mereka sendiri toh..karena tidak peduli dengan
customer satisfaction...

Ossi


-----Original Message-----
From: Milany Oktavia [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, August 23, 2004 3:33 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] Share : Pengalaman Buruk dengan Bright Little
Star Education Center

Mbak Diah,
 
Yang membuat saya tidak sreg itu guru2xnya, sehingga menurut penilaian
saya, anak2x dalam kelas itu koq hanya jadi obyek yah? kasihan sekali
mereka, berada di tengah orang dewasa yang seharusnya peduli dengan
aktivitas mereka, tapi kelihatannya mereka itu hanya jadi hiasan dalam
kelas. Dan para orang dewasa disana sebagian besar asik dengan dunia
mereka sendiri.
 
Apalagi kalau mendengar dan melihat perilaku para BS ke anak2x tsb, dan
guru2xnya pada diam saja lho..... Truz saya pikir, wah gimana nantinya
kalo anak saya juga seperti mereka? Mana bisa saya kerja dengan tenang
di kantor dan membiarkan anak saya sekolah disana padahal saya tahu
suasana kelas seperti itu?
 
Detailnya, seperti yang tadi sudah saya share ke P. Bambang dan parents
lainnya. Walaupun menurut P. Bambang, alasan para guru tidak mendekati
anak saya ada benarnya, tapi masakan iya, dari masuk kelas sampai dengan
pulang sekolah, anak saya tidak ditanyakan keberadaannya? Apalagi ada
saya, ibunya, di sampingnya. Jadi saya menyangsikan alasan dari pihak
sekolah mengenai complaint saya itu, apa benar itu metode mereka, atau
memang anak2x didik itu bukan jadi prioritas utama.
 
Saat ini saya masih trauma dan bingung juga mau cari sekolah lain,
kasihan sama putri saya, padahal dia setiap hari sudah minta mau sekolah
(walaupun belum bisa bicara, tapi dia suka bawa2x tas sekolahnya,
tarik2x saya, kalau ditanya, Eril mau sekolah? dia mengangguk2x).
 
Sedih jadinya kalau lihat dia. Tujuan saya mau menyekolahkan dia, karena
memang dia mau, selain itu supaya dia punya teman, dan bisa belajar
ngomong. 
 
Tapi akhirnya malah begini, terpaksa harus mem-budget-kan ulang dana
pendidikan untuk dia. Belum lagi mikirin kalau saya mau dituntut oleh
mereka kalau saya berani share hal ini ke orang lain.
 
Papa saya sih bilang, sudah lha diterima aza, ga usah diperpanjang,
kalau emang uangnya harus hilang, buat apa keluarin tenaga lebih banyak
lagi. Apalagi kalau orang itu bisa buka sekolah, artinya dia orang kaya.
Kalau saya dimacem2xin gimana?
 
Tapi hati kecil saya tidak setuju. Saya ga mau terima begitu saja,
walaupun uang itu saya relakan, tapi bagaimana dengan orang tua  yg lain
yang mungkin saja bisa membuat kesalahan yang sama dengan saya? Apalagi
saya merasa berada pada jalur yang benar. 
 
Jadi curhat nih....
 
Makasih Mbak untuk dukungan morilnya.
 
 


dhiedhie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Mbak Milany,

Boleh tau gak apa yg membuat rasa gak 'sreg' saat melihat langsung
jalannya
Proses pengajaran tersebut?siapa tau bisa jadi tambahan buat saya juga
bila
Mau milih sekolah anak saya selanjutnya.

Ps: Bright Little SECnya mengerikan juga ya,terima kasih banyak juga utk
infonya
yg Berharga ttg sekolah tersebut.

Thx.

-Bunda dextra-

-----Original Message-----
From: Milany Oktavia [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, August 23, 2004 11:39 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Share : Pengalaman Buruk dengan Bright Little
Star Education Center


Mbak Shinta,

Waktu saya bayar itu, saya memang belum menegaskan berapa % potongan
uang pendaftarannya, karena saat itu, tidak ada formulir apapun yang
mereka sodorkan ke saya untuk diisi, jadi saya pikir, nanti seusai
sekolah mungkin baru formulir itu disodorkan ke saya untuk kelengkapan
administrasi. Keteledoran saya juga sih.

Ternyata formulir itu memang tidak pernah ada, dan hanya ada selembar
tanda pembayaran saja.

Oh yah, ada cerita tambahan nih,
waktu hari Sabtu siang, saya bermaksud mengambil yg 500 rb itu, eh
ternyata pihak sekolah merubah keputusan dan bilang, mereka tidak mau
kembalikan uang saya sepeser pun karena saya berniat untuk membagikan
pengalaman buruk saya ini kepada rekan-rekan yang lain di milis ini. Dan
juga katanya (waktu via telepon ke HP saya), saya tidak menghargai
"waktu" yang disediakan oleh bapak pemilik sekolah untuk menelepon saya,
padahal urusan dia itu tuh banyak sekali, dan mestinya saya merasa
terhormati sekali karena dia mau menelepon saya (sesudah saya yang
berulang kali menelepon pihak sekolah).

Tapi segi positifnya adalah, ternyata nama baik itu tidak semurah Rp.
750 rb, jadinya harganya Rp. 1,25 jt. Cukup baik lha, artinya mereka
mulai menghargai nama baik institusi mereka dengan menahan semua uang
itu.

Dan waktu itu ibu pimpinan sekolah memberikan perumpamaan ke saya
seperti ini: Ibaratnya kalau kita buat pagar besi, dan ternyata hasilnya
tidak memuaskan, masak iya pagar besi itu dipulangin, yang ada khan
pagar besinya minta dibetulkan. Lalu saya bilang, apakah "anak" itu sama
dengan "pagar besi", dan dijawab IYA.

Kalau menurut Mbak, dan juga parents yang lain, apakah iya, anak buah
hati kita itu sama dengan benda mati? apakah iya, titipan Tuhan yang
tiada ternilai itu, masa depannya dianggap seperti pagar besi? 

Wah, saya kagum sekali lho.... secara eksplisit akhirnya mereka
menyatakan juga pandangan sekolah tentang anak-anak didik.

Lalu ibu pimpinan juga bilang, anak saya khan sudah masuk dulu 15 menit
baru saya bayar sisa uangnya, itu juga artinya anak saya sudah trial 15
menit di sekolah mereka. Trial bagaimana, lha saya udah DP duluan
koq.... Dan sebelum jam sekolah usai, juga sudah langsung saya ajukan
pembatalan.

Yah sudah lha. pengalaman memang guru yang terbaik untuk kita.

Oleh sebab itu, dengan niat yang tulus, dan idealisme yang ada, saya
tidak mau ada parents lain yang mengalami seperti apa yang saya alami
dengan lembaga pendidikan. Selain itu, saya juga amat prihatin sekali
dengan dunia pendidikan yang ada sekarang ini.

Selain itu yah, saya juga prihatin dengan respond dari pelaku usaha,
terlebih pelaku usaha jasa terhadap keluhan customer nya. Bukankah suatu
keluhan itu adalah masukan yang sangat baik dan gratis lagi buat para
pelaku usaha itu dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan mereka ke
customer? Mereka ga perlu mahal-mahal bayar konsultan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada.

Mungkin, untuk parents lain yang sudah lebih pengalaman bisa sharing
ilmu ke saya bagaimana dalam mencari sekolah yang bagus dan mempunyai
hati dan yang tujuan utamanya adalah menyediakan pendidikan untuk
menciptakan masa depan anak yang baik.


Salam sejahtera....




Shinta wrote:
MBak, sebelumnya sudah ada pembicaraan belum, kalau tidak berkenan
berapa % terpotong uang pendaftarannya.. ada pembicaraan ke arah sana
gak??

----- Original Message -----
From: "Milany Oktavia" 
To: 
Sent: Saturday, August 21, 2004 2:26 PM
Subject: [balita-anda] Share : Pengalaman Buruk dengan Bright Little
Star Education Center


>
> Dear Parents,
>
> Saat ini saya mau share pengalaman buruk saya dengan Bright Little 
> Star
Education Center yang beralamat di Krekot Bunder Raya No. 48, Jakarta
Pusat.
>
> Tujuan sharing saya ini adalah jangan sampai ada parents lain yang
terjebak dengan promosi manis sekolah2x untuk buah hati kita, seperti
yang saya alami barusan ini.
>
> Awalnya saya diberitahu oleh papa saya bahwa ada sebuah sekolah yang 
> cukup
baik fasilitas ruangan dan suasananya, dan memang saat itu saya sedang
mencari-cari sekolah yang tepat untuk putri saya yang berumur 18 bulan.
>
> Survey saya lakukan hari Sabtu, 07/08/04, siang hari, dimana saya
melihat-lihat tempat itu, termasuk ke ruang bermain dan juga
perpustakaan yang mereka sediakan. Secara fasilitas ruangan, saya cukup
puas, juga dari kurikulum yang ditawarkan, dan itu yang memutuskan saya
dan suami berminat menyekolahkan anak kami disana.
>
> Saya tanya, apakah bisa trial dulu, seperti layaknya sekolah lain yang
memberikan kita kesempatan untuk trial, tapi sayangnya dibilang tidak
bisa, dan harus bayar dulu.
>
> Akhirnya hari itu, saya bayar DP dulu dan baru akan dilunasi begitu 
> anak
saya masuk sekolahnya.
>
> Anak saya baru saya bawa untuk mencoba sekolah barunya itu pada tgl
18/08/04 masuk yang kelas jam 9. Nah, pada hari itu, saya lunasi seluruh
uang pendaftaran dan uang sekolah selama 1 bulan, total yg saya bayarkan
adalah Rp. 1.250.000.
>
> Tapi, di tengah jam pelajaran, tidak sampai 30 menit dari saya 
> membayar
uang sekolah itu, dan sesudah mengamat-amati kegiatan belajar mengajar
tersebut, saya koq merasa ga sreg yah dengan suasana yang ada. Lalu saya
langsung menyamperi bagian administrasi untuk mengajukan pembatalan. Dan
saya bersedia dipotong Rp. 250 rb, anggap saja anak saya sudah
bersekolah selama 1 bln disana, tapi saya minta dikembalikan uang
pendaftarannya yang 1 jt.
>
> Wah, parents, ternyata langsung tidak bisa lho dia bilang, katanya 
> harus
tunggu pimpinannya yang hari itu tidak hadir. OK lha, saya mengerti,
bahwa di organisasi manapun, khan memang ada prosedur untuk segala hal.
Saya dijanjikan akan dihubungi,
>
> Sampai petang hari, tidak ada tanggapan dari pihak sekolah. Lalu saya
menghubungi kembali, diberitahu, bahwa pimpinan sekolah belum datang
juga.
>
> Keesokan sorenya, saya telepon sekolah itu kembali, dan katanya
pimpinannya juga belum datang. Saya sudah sangat kecewa dengan respond
yang tidak ada dari pihak sekolah. Akhirnya saya bilang, bisa atau tidak
saya menghubungi langsung ke HP pimpinan sekolah, dan baru saat itu
bagian administrasi menjanjikan bahwa dalam waktu 5 menit dia akan
menghubungi saya.
>
> Sesudah 15 menit menunggu, akhirnya saya dihubungi dan dikatakan bahwa
saya datang saja ke sekolah jam 10 pagi hari Jumat.
>
> Dengan itikad baik, saya datang juga, walaupun harus ijin dari kantor
untuk menemui pimpinan sekolah dan menanyakan mengenai keinginan saya
untuk pembatalan pembayaran itu.
>
> Bertemu dengan pimpinan sekolah saya kembali menjelaskan
keberatan-keberatan saya sehingga saya membatalkan niat saya
menyekolahkan anak disana, yang intinya, saya tidak merasa aman dan
tidak bisa mempercayakan pendidikan anak saya kepada mereka.
>
> Pimpinan sekolah mencoba agar saya bisa menyekolahkan anak saya 
> kembali ke
sana, dengan menjanjikan memperbaiki keadaan yang ada, tapi saya bilang,
susah yah kalau memang saya sudah tidak sreg dan percaya, apalagi ini
khan masa depan anak kita.
>
> Tapi, ternyata pertemuan inipun tidak ada hasilnya. Saya diminta untuk
menunggu lagi, katanya dia juga ga bisa ambil keputusan, dan mau
bertanya dengan pemilik sekolah.
>
> Nah, siang ini nih, baru 1/2 jam yang lalu, setelah saya menghubungi 
> pihak
sekolah duluan, akhirnya pemilik sekolah menghubungi saya, dan kembali
lha saya diputar2x, bla bla bla.. yang intinya, masalah dimulai dari nol
lagi. Saya bilang, mestinya Bapak Pemilik khan sudah mendengar keluhan
dan keinginan saya baik dari staf administrasi maupun dari Ibu Pimpinan
sekolah, jadi kalau bisa, saya ini hanya minta keputusan saja.
>
> Dengan nada yang tidak enak (rasanya koq saya merasa, saya ini yang 
> salah
lho... jd complaint saya itu dianggap mengada-ada) ,.ybs tidak mau
mengembalikan uang saya. Coba bayangkan parents, 1 jam anak saya
bersekolah disitu, dan saya harus bayar Rp. 1.250.000!!! Bisa jadi ini
sekolah termahal di Indonesia kali yah?
>
> Saya keberatan donk, saya bilang, masa iya, sebuah sekolah bisa
sekomersial itu? Sangat memberatkan orang tua, apalagi ini hanya masalah
cocok dan tidak cocoknya visi dan misi kita sebagai orang tua dengan
sekolah tersebut.
>
> Saya merasa terjebak. Tidak boleh trial, tapi juga tidak bisa mendapat
uang saya kembali.
>
> Akhirnya, ybs bilang, bahwa ok, dia akan kembalikan hanya 500 rb. 
> Jadi,
biaya sekolah anak saya udah murahan nih, 1 jam = rp. 750 rb.
>
> Saya bilang, gapapa lah, kalau nama baik sebuah lembaga pendidikan 
> hanya
dihargai Rp. 750 rb, itu mungkin sudah diperhitungkan oleh mereka.
>
> Tapi bagi saya, 750 ribu itu cukup murah untuk membeli pengalaman 
> buruk
ini, dan juga untuk memberikan informasi yang berharga ini kepada
parents yang lain, walaupun saya diancam mau di-sue dengan mereka
menyewa pengacara dan menjadikan guru-guru dan babysitter2x yang hadir
waktu jam sekolah itu sebagai saksi2x.
>
> Jadi parents, nilai moral yang saya dapat disini adalah:
>
> 1. sebagai orang tua, kita harus extra hati-hati dalam memilih sebuah
sekolah
>
> 2. sekolah itu merupakan 1 kesatuan dari gedung, manajemen, kurikulum,

> dan
yang terpeting adalah guru2xnya.
>
> 3. untuk anak-anak balita kita, selalu minta free trial sebelum kita 
> bayar
semua biaya sekolah tersebut.
>
> 4. tidak semua sekolah yang ada menjadikan anak-anak didik itu sebagai
prioritas utama mereka.
>
> 5. hati-hati kalau di sekolah ternyata anak-anak kita hanya jadi obyek
pendidikan, dan bukan subyek dari pendidikan itu sendiri.
>
> Saya berharap, semoga kejadian ini tidak dialami oleh Parents yang 
> lain.
>
> Salam,
>
> Milany
>
>
>
>
>
>
>
> .
>
>
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Win 1 of 4,000 free domain names from Yahoo! Enter now.


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ 
>> Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke:

>> [EMAIL PROTECTED]

---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses.


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages!

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke