makasih mbak Erna.. renungannya bagus & memnyentuh.... saya menulis ini.. sambil mengucurkan air mata..... memang sering kita atau suami... kalo udah cape... pulang kerja... kebanyakan anak-2 musti minta diajak main-2 sama kita.... namun kita slalu malah sebaliknya... jangan main dulu lah... belajar dulu lah... klo udah belajar.. pasti disuruh tidur... jadi gak ada kesempatan tuk bermain bersama kita...seakan-2 mereka merasa terbebani dengan kewajibannya untuk belajar... dari renungan ini .. aku jadi pengin cepet-2 pulang & ngajak mereka main...
----- Original Message ----- From: "Erna Hairunnisa" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, September 02, 2004 11:02 AM Subject: [balita-anda] Fw: Renungan Buat yang sibuk berkarir > > > > > Dear all, > > > > Renungan Buat yang sibuk berkarir > > ===================== > > > > Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka > > di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti > biasanya, > > Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD yang > membukakan > > pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama. > > > > "Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. > > > > Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga > > ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. > > > > Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku > > nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?" > > > > "Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?" > > > > "Ah, enggak. Pengen tahu aja." > > > > "Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam > > dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari > > kerja. Sabtu dan minggu libur, kadang sabtu Ayah masih lembur. Jadi, > gaji > > Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?" Imron berlari mengambil kertas dan > > pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan > > menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti > > pakaian, Imron berlari mengikutinya. "Kalau satu hari ayah dibayar Rp > > 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," > > katanya. > > > > "Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,"perintah Rudi. > Tetapi > > Imron tak beranjak. > > > > Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, > > "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp.5.000,- nggak?" > > > > "Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam > > begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah. "Tapi, Ayah..."Kesabaran > > Rudi habis. "Ayah bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron. > > > > Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak > > menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak > > kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak > pelan > > sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. > > > > Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, > > "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron.Buat apa sih minta uang > > malam-malam begini? > > > > Kalau mau beli mainan, besok'kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari > > itu pun ayah kasih." > > > > "Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau > sudah > > menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini. > > "Iya,iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut. > > > > "Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga > > puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat > berharga. > > Jadi, aku mau beli waktu Ayah. > > > > Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam > > Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit > > tabunganku kurang Rp 5.000,- . Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata > > Imron polos. > > > > Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu > > erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan > harta > > yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan > > anaknya. > > > > > > Semoga cerita diatas bisa jadi renungan..... > > > > > --------------------------------------------------------------------- > >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ > >> Info balita, http://www.balita-anda.com > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]