Saya rasa semua masukan dari negara tetangga patut dicermati, untuk menghindari 
kejadian serupa di masa yang akan datang.

Contoh sederhana, saat salah satu tersangka bom bali (saya lupa namanya....pokoknya 
yang ditangkap di daerah Banten, rekan Amrozi), yang berteriak-teriak saat di 
persidangan, tanpa rasa penyesalan sedikitpun akan apa yang dia lakukan di Bali, yaitu 
"......... saya tetap akan melakukan pemboman lagi terutama ke sasaran-sasaran Amerika 
& Australia" (kejam 'kan???)

Sudah seharusnya Pemerintah RI bertindak tegas terhadap pelaku pemboman tsb...
  ----- Original Message ----- 
  From: Evi Eryani 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, September 10, 2004 2:50 PM
  Subject: Re: [balita-anda] Downer: Polri Terima Ancaman 45 Menit Sebelum Ledakan 
Terjadi



  Pak..kalau saya nggak percaya omongan australia atau amerika, pasti mereka menuduh 
kelompok itu-itu juga, bukan saya membela, tapi kok ya betapa hebatnya seorang lulusan 
madrasah bisa bikin bom sendiri, kalau semua orang Islam di Indonesia seperti itu wah 
bisa hebat dong Pak Indonesia.melebihi negara adidaya........lagipula sebelum kejadian 
amerika dan australia sudah memberikan travel warning to all their citizen not to 
visit Indonesia....lagian lagi yang kena cuman pintu gerbangnya.....lagian lagi yang 
mati nggak ada orang australianya, lagian lagi yang mati ya orang-orang kecil 
gitu.....ah it's all about conspiration, I Knew it, Don't you read it? 

  Best Regards,

  Evi Eryani
  Tax Planning & Control 


        "Georgius Iwan" <[EMAIL PROTECTED]> 
        10-09-2004 14:52 Please respond to
              [EMAIL PROTECTED] 


       To <[EMAIL PROTECTED]>  
              cc  
              Subject [balita-anda] Downer: Polri Terima Ancaman 45 Menit Sebelum 
Ledakan Terjadi 

              

       




  Jum'at, 10 September 2004 14:02 WIB

  Downer: Polri Terima Ancaman 45 Menit Sebelum Ledakan Terjadi


  JAKARTA--MIOL: Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Alexander Downer mengatakan 
bahwa Polri sebenarnya telah menerima ancaman pengeboman ke kedutaan-kedutaan asing 45 
menit sebelum ledakan terjadi di depan Kedubes Australia di kawasan Kuningan, Jakarta 
Selatan, Kamis (9/9) pagi.

  Dalam jumpa pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat siang, Downer mengatakan bahwa 
ancaman tersebut disampaikan melalui pesan singkat melalui telepon seluler (SMS), yang 
menginginkan agar Ustad Abu Bakar Ba'asyir dibebaskan dari tahanan kepolisian.

  "(Mereka) menerima pesan melalui SMS sekitar 45 menit sebelum serangan terjadi bahwa 
serangan akan dilancarkan kepada kedutaan kedutaan asing kecuali jika Abu Bakar 
Ba'asyir dibebaskan," kata Menlu Downer.

  Dalam beberapa kesempatan saat keberadaannya di Jakarta sejak Kamis (9/9) malam, 
Downer menyebut bahwa Jamaah Islamiyah sebagai pihak yang dicurigai berada di balik 
serangan bom tersebut.

  Sementara itu, saat memberi keterangan pers usai bertemu dengan Menlu Hassan 
Wirajuda di Gedung Pancasila, Pejambon, Jakarta, Jumat pagi, Downer menyatakan kembali 
bahwa Australia dan Indonesia akan bersama-sama mengejar para teroris yang melakukan 
pengeboman di depan Kedubes Australia.

  "Bersama-sama Indonesia kami akan memerangi terorisme dan kami akan memenangkan 
perang itu," kata Downer seraya menambahkan, bahwa Australia dan Indonesia telah 
menjadikan teroris sebagai musuh bersama.

  Karena itu, kata Downer, kendati tidak ada warga negara Australia yang menjadi 
korban jiwa dalam ledakan, pemerintahnya berkepentingan untuk memerangi terorisme, 
selain karena Australia juga ternyata menjadi target serangan pada Kamis pagi.

  "Tanggung jawab pemerintah Indonesia dan Australia adalah untuk menangkap para 
pelaku dan membawanya ke pengadilan," kata Downer.

  Sebelumnya, pada Jumat pagi Downer juga mengadakan pertemuan dengan Presiden 
Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, untuk 
menawarkan kerjasama dan bantuan untuk mengungkap para pelaku pengeboman Kedubes 
Australia, yang menewaskan 9 orang dan melukai sedikitnya 180 lainnya. (Ant/O-1)


  ----------------------------------------
  Sumber: Media Indonesia Online 

  Copyright © 2004 Media Indonesia Online. All rights reserved 

Kirim email ke