fyi
MUI Diminta Tegas Larang Televisi Tayangkan Acara Mistik sumber http://www.mediaindo.co.id/ <http://www.mediaindo.co.id/> JAKARTA--MIOL: Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus lebih tegas meminta media televisi menghentikan tayangan-tayangan berbau mistik, karena anak-anak sangat rentan terhadap pengaruh buruk tayangan tersebut. Demikian hasil kesimpulan dari diskusi dan bedah buku Enam Jenis Gangguan Jin pada Anak pada Pameran Buku bertajuk Books and Children di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, Minggu. "MUI harus lebih tegas lagi menegur media televisi. Tayangan semacam itu memberikan pengaruh yang sangat buruk kepada masyarakat, terutama anak-anak," kata penulis buku tersebut Hasan Bishri Lc. Ia menilai, MUI selama ini terkesan lamban dan lunak dalam menangani masalah itu sehingga sampai saat ini belum ada tindakan tegas yang telah diambil. "Kita ingin masalah ini ditangani sejak dini. Jangan menunggu adanya korban baru bertindak," katanya. * Berdasarkan survei lapangan yang ia lakukan bersama Tim Ruqyah dari Majalah Ghoib sebagian besar korban akibat tayangan mistis di media televisi adalah anak-anak. "Anak-anak itu tidak mengerti. Apa yang mereka lihat, mereka anggap benar," katanya. Itu sebabnya, Hasan menyarankan, orangtua sebaiknya melarang anak-anak menonton acara-acara mistik itu jika tidak mampu memberi penjelasan kepada anak. * Dalam acara bedah buku tersebut, hampir setiap peserta yang mengajukan pertanyaan mengeluhkan sikap anak mereka yang semakin aneh karena tayangan mistis di televisi. "Anak saya selalu menonton acara itu. Mereka malah menangis jika televisinya saya matikan. Tetapi, anehnya, mereka selalu menangis setelah menonton acara itu, bahkan hampir setiap malam," kata Koyumah, peserta diskusi dari Lampung. Lebih jauh, Hasan khawatir tayangan yang merusak akidah, akhlaq dan psikologi anak tidak hanya ada dalam tayangan yang dari judulnya berisi tahayul dan mistik. "Tidak hanya tayangan misteri yang berbahaya bagi anak. Tayangan sinetron pun tidak luput dari unsur-unsur mistis yang berbahaya," katanya. Sejak 2002, Hasan Bishri terus berupaya menanggulangi pengaruh buruk tayangan misteri bagi masyarakat melalui Yayasan Titian Iman. Upaya yang telah ia tempuh beragam, mulai dari bidang penerbitan hingga program terapi. "Kami mempunyai majalah mingguan Ghoib dan penerbit Ghoib Pustaka. Kami ingin menjelaskan fenomena alam ghaib melalui kacamata Islam," katanya. Sedangkan, untuk program terapi, Yayasan Titian Iman mendirikan Jakarta Ruqyah Center (JRC) di Gedung Iz, Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Rencananya, JRC akan memperluas jangkauan pelayanan terapi ke seluruh Indonesia. "Padang merupakan cabang pertama. Nanti akan menyusul cabang-cabang yang lain," katanya. Hingga kini, Yayasan Titian Iman telah membantu lebih kurang 30.000 orang yang meminta penjelasan serta bantuan terapi untuk mengatasi persoalan yang bersifat ghaib atau mistik. (Ant/O-1) Papanya RH(Rahma&Hafizh)