http://cyberwoman.cbn.net.id/konsulchild2.asp?nomoract=386

      ini salah satu contohnya

       Jamur Pada Feses
      Tuesday, 19 Oct 2004
      Marianka --- Jakarta
      Putra pertama saya lahir normal usia 35 minggu berat 2,8 kg pj 46 cm. Sekarang 
usia 11 bln berat 10 kg pj 73 cm. Setelah imunisasi DPT 3 & Polio 4 mengalami demam 2 
hari. Pada hari ke-4 & 5 demam tinggi 38,5 derajat C dan diberi Tempra paracetamol 
tapi panasnya tdk turun, BAB encer 4x sehari dan sering kecepirit tapi putra saya 
masih aktif bermain. 

      Pada hari ke-6 tengah malam saya ukur dengan termometer biasa suhunya 40,5 
derajat C tapi putra saya tertidur pulas. Kemudian saya bawa ke UGD RS. Harapan Kita, 
diinfus & opname. 

      Selama 10 jam pertama di RS. putra saya masih demam 38,5 derajat C meskipun 
diberi obat turun panas dan pada saat dimasukan obat turun panas dari dubur langsung 
BAB encer dgn jumlah banyak. DSA memberi obat Paracetamol 125, Urineg, Lacto b, 
Smecta. DSA menyatakan tes darah & urine baik hanya tes feses menunjukkan adanya 
jamur. 

      Putra saya hanya dirawat sehari karena terus menangis tidak mau diam, setelah 19 
jam panasnya turun dan diperbolehkan pulang. DSA memberikan tambahan obat Candidistis. 
Obat dari RS hanya saya berikan selama 3 hari di rumah dan obat Candidistis belum saya 
berikan karena ragu-ragu akan efek sampingnya. 

      Sekarang suhu tubuhnya 36 derajat C & BAB 2x sehari terkadang padat/encer. Tidur 
11-12 jam dalam 24 jam. Pola makan & minum dalam 24 jam : 3x sehari tim instan, jeruk 
1 bh, susu Chil Mil 500 ml, air putih 200 ml. Pertanyaan saya :

        1.. Apakah obat dari DSA & Candidistis masih perlu diberikan, apakah efek 
sampingnya sesuai di brosur yaitu gastrointestinal,mual,muntah,diare?

        2.. Apa penyebab adanya jamur di feses & apakah berbahaya?

        3.. Apakah makanan tim instan seduh tidak berbahaya bila dikonsumsi sejak usia 
8 bln hingga sekarang (11 bln)?

        4.. Apakah paracetamol, acetaminophen atau ibuprofen yang efektif & aman bagi 
bayi?

        5.. Normalkah tumbuh kembang putra saya, sekarang baru belajar berdiri dengan 
merambat dan tubuhnya masih belum seimbang saat duduk & merangkak?

        6.. Bagaimana dengan pola makan & minum putra saya apakah perlu tambahan 
vitamin?

      Demikian saya sampaikan, jawaban Dokter saya nantikan. Atas bantuan Dokter, saya 
ucapkan terima kasih.

      Jawaban:
      Dear Marianka
      Ada beberapa hal yg menarik untuk kita diskusikan
      Pertama; demam bukan momok, demam justru merupakan salah satu mekanisme tubuh 
untuk mengatasi infeksinya (penyebab utama demam pada anak kan infeksi virus dan 
infeksi virus kan tidak ada obatnya - TIDAK BISA DIATASI DENGAN ANTIBIOTIKA; yang bisa 
melawan infeksi virus kan daya tahan tubuh kita sendiri, antara lain ya dengan 
membentuk peningkatan suhu tubuh alias demam), Dan ini terbukti dari hasil labnya yang 
katanya - baik. 

      Kedua: Tingginya demam tidak otomatis menyiratkan bahwa penyakitnya berat. 
Bahaya demam adalah dehidrasi, jadi yang paling penting saat anak demam adalah 
perhatikan perilakunya, kalau tidur terus menerus dan tidak atau sulit dibangunkan, 
nah kamu harus cemas. Kedua, saat anak demam, berikan minum lebih banyak dari 
biasanya. 

      Ketiga: diare. Anak demam tinggi, pasti sistem pencernaannya sedikit banyak 
terganggu karena ensim pencernaan terkena dampak dari suhu yg tinggi (ensim kan suatu 
protein dan suhu tinggi akan "merusak" protein - sehingga fungsinya terganggu). Jadi, 
expected bahwa pola BAB anakmu berubah, menjadi lebih cair dari biasanya. Tapi rasanya 
anakmu belum masuk kriteria diare karena definisi diare adalah BAB cair, dalam jumlah 
besar setiap kali si anak BAB, dan frekuensinya 6 kali atau lebih. 

      Keempat: jamur pada tinja. Pada dasarnya, saluran cerna kita mulai dari mulut 
sampai anus penuh dengan bakteri alias kuman. Namun demikian, kuman ini merupakan 
kuman "baik" yang membantu pencernaan kita, membantu mengolah makanan yang kita makan 
menjadi makanan yang bergizi, serta membantu membentuk vit B dan vitamin K. Selain 
itu, kuman baik ini mencegah maraknya kuman yang jahat di usus kita. Nah, pemberian 
antibiotika ketika tidak ada infeksi kuman (terbukti dari lab nya yang normal), 
tentunya lantas kita berpikir, siapa yg dibunuh oleh antibiotika tsb? tentunya kuman 
baik yang ada di sal cerna kita. 

      Nah akibat matinya kuman baik ini, maka terjadi kevakuman dan kavling yang 
semula ditempati oleh kuman baik akan diisi oleh kuman jahat termasuk jamur. Namun 
demikian, jamur ini hanya sementara saja kok, kecuali kita menderita gangguan sistem 
imun dimana sistem imun kita amat sangat menurun seperti pada penderita HIV, atau 
pasien pasca transplantasi organ. TIDAK PERLU OBAT ANTI JAMUR. Jadi kamu sudah benar, 
tidak usah berikan anti jamurnya

      kelima: pola makan. Wah anakmu kan sudah 11 bulan ya sebentar lagi di usia 12 
bulan seharusnya dia sudah makan apa yg kita makan; jangan terlalu lembek lagi dan 
perkenalkan banyak serat dalam makanannya.
      nah, kalau pada pasien saya dan para orang tua yang mengikuti kelompok edukasi, 
saya selalu nyatakan bahwa feeding itu bukan sekedar memberikan makanan ....

      Feeeding merupakan proses belajar bagi si anak; feeding juga harus merupakan 
adventure dan harus entertaining alias menyenangkan
      Perkenalkan anak pada berbagai variasi makanan termasuk sayur dan buah. Dan 
makan, tidak harus bubur susu atau nasi tim; kentang puree, ubi kukus, labu siam 
kukus, alpukat/apel/per dll juga makan.
      Buatlah menu yang bervariasi bagi anak, sesedikit mungkin penggunaan makanan 
instan kecuali kamu bepergian dan repot

      Ok good luck
      wati 

     

Kirim email ke