Hi pak Okki,
 
Umur kandungan istrinya berapa, pak?
Kalau sudah hamil tua, jumlah air ketuban memang jadi lebih sedikit dan semakin 
berkurang -- itu juga pertanda bayi sudah tiba waktunya untuk dilahirkan.
 
Kalau memang kurangnya air ketuban (oligohydramnion) terdeteksi di kehamilan trimester 
2 atau bahkan 1, dampaknya yang 'mungkin' yaitu bayi dilahirkan prematur. 
 
Penyebabnya, selain memang jumlah cairan ketubannya memang sudah sedikit (tidak tahu 
penyebabnya), atau si ibu mengalami rembesan cairan ketuban (prematurely ruptured 
membrane/PROM) karena adanya infeksi kuman.  Salah satu gejalanya, si ibu rasanya 
ingin BAK tapi tidak bisa ditahan (karena memang tidak ada otot di area rahim yang 
bisa menahannya, berbeda dengan bila ingin BAK biasa).
 
Kalau memang yang dialami si ibu adalah PROM, rembesan cairan ketuban bisa dideteksi 
dari pembalut atau (maaf), celana dalam yang terkena rembesan.  Umumnya tidak berwarna 
dan tidak 'menyengat' seperti urine.  Dokter/perawat bisa juga mendeteksinya dengan 
menggunakan indikator asam-basa untuk membuktikan bahwa rembesan tsb. memang cairan 
ketuban (bersifat asam), bukan urine (yang bersifat basa). 
 
Kalau memang indikasi PROM, memang dianjurkan untuk bed-rest (walau kadang masih 
'bocor' juga).  Saya pernah baca juga kalau banyak minum air putih 'bisa' memperbaiki 
keadaan.  Jika semakin sering dan semakin banyak terjadi rembesan, warna rembesan jadi 
hijau/kuning atau si ibu mengalami demam (indikasi ada infeksi), atau kontraksi 
semakin sering, segera hubungi dokter.  Umumnya dokter juga akan memberi antibiotik 
untuk mencegah infeksi atau suntikan steroid untuk mematangkan organ vital janin 
sebagai antisipasi janin jika terpaksa dilahirkan prematur.
 
Please note, kalau jumlah cairan ketuban ini somehow mencukupi (atau rembesan cairan 
berhenti) sendiri dan si ibu bisa melanjutkan masa kehamilannya hingga cukup bulan.  
Katanya sih, ada hubungan jumlah cairan ketuban dengan jumlah urine yang dikeluarkan 
janin dalam rahim ibu.  Mungkin ini yang menghubungkan aktivitas minum air si ibu 
dengan jumlah cairan ketuban (cmiiw). 
 
Anyway, observasi sendiri di rumah agar tidak mengalami infeksi dan kontraksi 
berkelanjutan (mis. bed-rest, rajin hitung/catat jumlah gerakan janin), juga 
konsultasi intens dengan DSOG-nya. 
 
ok, pak... doa saya semoga kehamilan istri dan persalinannya nanti berjalan lancar, ya 
:)
Sylvia - Jovan's mum 
 
 
 
mailto:[EMAIL PROTECTED] wrote:
kalau air ketuban kurang ada dampak negatifnya ga...terhadap anak dalam
kandungan ???
Bagaimana cara mengatasinya....???
 
<deleted>




                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
vote.yahoo.com - Register online to vote today!

Kirim email ke