==> Maaf, ini memang informasi KB untuk yang Kristen Katolik, semoga ini
menjadi panduan bagi kita untuk menentukan metode KB
Diambil dari milis tetangga.

===
Subject: [share] RE: KB ?

Sdr, Marie ..... dan para netters yang membutuhkan penduan untuk soal
sekitar metode KB, tentang KB :

a. Prinsip ajaran Gereja yang terkait dengan KB adalah :
1. soal âHumanae Vitaeâ atau hidup manusia. Hidup manusia dinilai sebagai
hal yang paling luhur di atas segalanya.
2. soal keutamaan kasih yang juga dipandang sebagai suatu keutamaan yang
tinggi nilainya.

b. Maka kalau manusia benar pikirannya yaitu mengejar kesempurnaan dan
mengusahakan nilai tertinggi, itu berarti konsisten dan konsekwen â yaitu
tidak akan mengorbankan nilai tertinggi demi nilai atau tujuan yang
bernilai lebih rendah.

c. Maka terkait dengan soal KB. Gereja katolik sebenarnya tidak menentang
KB-nya (perencanaan dalam keluarga), tetapi menentang cara-cara yang
ditempuh yang akibatnya merendahkan martabat manusia, karena seringkali
manusia lalu diperlakukan sebagai alat, sebagai proyek, dan sebagai obyek
demi suatu tujuan lain. Dan yang paling buruk dari dampak program KB itu
adalah tidak disadari bahwa program itu sedang bersentuhan dengan nilai
hidup manusia, karena terbukti beberapa metode KB adalah abortif, hanya
umumnya abortif dini.

d. Dengan demikian kalau kita bertanya metode KB mana yang disetujui
Gereja?
Jawabannya jelas: yang tidak merendahkan martabat manusia, tidak melawan
hidup manusia, sebaliknya yang seharusnya mengembangkan keutamaan manusia.

Manakah program atau metode itu? Dasar logikanya apa?
1. Semua KB artifisial (buatan = KBB)  sampai hari ini tidak bisa
dibuktikan pasti tidak abortif.
Nama yang diperkenalkan di Indonesia salah: kontrasepsi â seolah
menghalangi konsepsi (pembuahan), padahal ternyata banyak yang kerjanya
adalah kontra-nidatif (menghalangi persarangan di rahim â artinya telur
telah dibuahi, hanya rahim dibuat tidak nyaman, sehingga telur gagal
bersarang).
2. Program yang jelas tidak abortif adalah KBA (kalender, basal, dll), dan
kondom murni (tanpa spermizida dll)
   Program yang kontra nidasi: IUD, beberapa suntikan/implant.
   Program yang abortif dini: foam, IUD, pills (AMP), beberapa
suntikan/implant.
3. Dinilai abortif kalau cara kerjanya adalah menggagalkan perkembangan
embrio, sejak pembuahan (konsepsi) sehingga embrio gagal berkembang dalam
rahim.
4. Dinilai kontraseptif kalau cara kerjanya menghalangi terjadinya
pertemuan sperma dengan telur. D.k.l kontra-konsepsi (anti pembuahan).

e. Bagi gereja kontra nidasi dinilai sebagai sama dengan aborsi, karena
memang terjadi penggagalan perkembangan hidup embrio atau janin.
Pada dasarnya hidup manusia adalah suatu perkembangan; dan tidak ada
lompatan dari bukan manusia ke manusia, yang ada adalah dari manusia muda
(janin) ke manusia dewasa. (dalam hal ini prinsip moral Gereja Katolik
berbeda dengan prinsip moral Islam). Memotong atau menghentikan
perkembangan manusia dengan sengaja adalah pembunuhan.
Membunuh manusia pada dasarnya tetap jahat, entah dilakukan atas manusia
dewasa atau pun manusia muda. Artinya tidak benar orang berpikir bahwa
membunuh orang dewasa lebih jahat daripada membunuh orang muda.
Sebaliknya prinsip moral justru menegaskan bahwa manusia dewasa wajib
bertanggungjawab atas keselamatan manusia yang lemah (tua, sakit, cacat,
bayi, dan tentu saja kalau konsekwen: janin), karena mereka tidak mampu
menjaga diri sendiri dan tergantung kepada manusia dewasa di sekitarnya.
Maka, membunuh orang lemah yang ada dalam tanggungjawabnya sebenarnya
adalah kejahatan yang amat serius, danlebih jahat daripada membunuh orang
yang bisa membela diri dan menyelamatkan dirinya. Dalam hal ini lihatlah
bahwa janin ada dalam tanggungjawab orang dewasa, khususnya orangtuanya dan
mereka yang terlibat demi keselamatannya.

f. Begitulah prinsip moral Gereja katolik, yang ingin menjunjung tinggi
hidup manusia, karena kita percaya hidup manusia itu amat berharga di mata
Tuhan. Allah menebus hidup manusia dan bukan yang lain.

g. Terakhir soal KBA kok menjadi pilihan. Di samping alasan di atas, juga
ada alasan spiritual yang mendasarinya. Dengan KBA atau untuk bisa
berhasilnya menjalankan metode KBA orang tetap dituntut berdialog dengan
pasangannya, agar tahu kondisi dan siklus partner. Dialog adalah unsur
utama dalam pembinaan cintakasih. Seksual adalah salah satu bagian dari
ekspresi kasih manusia. Maka memutar balik seks sebagai yang utama dan
pembinaan kasih dinomorduakan adalah pilihan yang keliru.

Itulah sebabnya KBBuatan (artifisial) ditolak, karena cenderung manusia
mencari mudahnya dan mematikan kesediaan diri untuk mengembangkan dialog
kasih, sebaliknya lebih membiarkan dirinya menjadi budak dari salah satu
kebutuhan atau bahkan nafsu. Ini merugikan relasi kasih pria-wanita.

Jadi tidak benar bahwa KBB diserahkan kepada hati nurani begitu saja tanpa
catatan ....
Pedoman untuk ini bisa kita temukan dalam:
a. Dokumen Vatikan: Ensiklik Humanae Vitae (HV)
b. Dokumen MAWI (KWI): Penjelasan Pastoral KWI - sebagai penjelasan
terhadap HV dalam terapannya di Indonesia.

Dalam PP KWI 1972 dirumuskan salah satu butir dari sekian keterangan
panjang (yang sebaiknya dipahami secara keseluruhan) dapat disimpulkan
bahwa:
a. "Ada suami isteri yang bingung karena merasa dari satu pihak harus
mengaur kelahiran, tetapi dari lain pihak tidak dapat melaksanakannya
dengan cara pantang mutlak atau pantang berkala (= KBA). Dalam keadaan yang
demikian mereka bertindak secara bertanggungjawab dan karena itu tidak
perlu merasa berdosa, apabila mereka menggunakan cara lain (= bukan KBA),
asal cara itu tidak merendahkan martabat isteri atau suami, tidak
berlawanan dengan hidup manusiawi (misalnya abortif dan sterilisasi) dan
dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
b. Para tenaga medis ...............
c. Para imam diminta supaya mereka memberi bimbingan kepada seluruh Umat
............... "

Nah, silahkan pelajari isi panduan atau pedoman itu, dan tangkap apa yang
mau dicapai atau perjuangkan di dalamnya.

salam dan doa,

Yohanes Samiran SCJ
*** Semoga Hati Yesus selalu merajai hati kita ***
=====================================================================================================


-----Original Message-----
From: Marie [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Kamis, 21 Oktober 2004 13:53
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [ApiK] KB ?

Mohon maaf, kalau sudah pernah di bahas, setahu saya ajaran Katolik hanya
menganjurkan Keluarga Berencana Alami? Untuk Keluarga Berencana Buatan
(KBB) sesuai dengan hati nurani??? Ada yang mengatakan lagi sterilisasi :
tubektomi atau vasektomi) ... Haram???? Pusing deh aku....., point nya
karena anak saya udah tiga, dan untuk dapat mendidik anak kami dengan
baik... maka kami mau stop permanent, takut kebobolan..... Saya udah cari
referensi kemana-mana... tidak menemukan satu pun surat atau apa dari KWI
atau KAJ tetang KBB? Saya hanya dapat hasil konsili II "KONSTITUSI PASTORAL
TENTANG GEREJA DI DUNIA DEWASA INI" di no 51, tapi itu pun ngambang. Apakah
ada yang bisa bantu sebelum salah melangkah??

GBU,
Marie



,"
DISCLAIMER :

“The information contained in this communication (including any attachments) is 
privileged 
and confidential, and may be legally exempt from disclosure under applicable law. It 
is 
intended only for the specific purpose of being used by the individual or entity to 
whom it is 
addressed. If you are not the addressee indicated in this message (or are responsible 
for 
delivery of the message to such person), you must not disclose, disseminate, 
distribute, 
deliver, copy, circulate, rely on or use any of the information contained in this 
transmission.

we apologize if you have received this communication in error; kindly inform the 
sender 
accordingly. Please also ensure that this original message and any record of it is 
permanently 
deleted from your computer system. We do not give or endorse any opinions, conclusions 
and 
other information in this message that do not relate to our official business. “

Kirim email ke