Banda Aceh
Kacau Balau
28/12/2004 19:27 — Puluhan mayat bergeletakan tak
terurus di jalan-jalan di sekitar Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Kondisi sebagian besar mayat sudah membengkak dan menebarkan aroma
menyengat. |
Liputan6.com,
Jakarta: Banda Aceh seperti kota tak bertuan. Kacau dan
berantakan. Mayat-mayat bergeletakan tak terurus bercampur dengan puing
bungunan dan sampah. Tumplek jadi satu setelah badai Tsunami menerjang
Pusat Kota Nanggroe Aceh Darussalam, dua hari silam [baca: Gempa Mengguncang
NAD].
Pejabat sementara Presiden Partai Keadilan Sejahtra
(PKS) Tifattul Sembiring yang baru saja kembali dari Banda Aceh, Selasa
(28/12) sore, melukiskan keadaan di Banda Aceh sungguh memprihatinkan.
Mengenaskan. Apalagi di sekitar Masjid Raya Baiturrahman. "Seolah-olah
kiamat," ungkap dia.
Areal masjid kebanggaan warga Aceh yang tiga
hari terakhir begitu anggun, kini, berubah 180 derajat. Kiri, kanan,
depan, dan belakang masjid dipenuhi tumpukan sampah. Bahkan di beberapa
sudut tempat tampak menyembul mayat-mayat korban gempa. Kondisi mayat
sebagian besar sudah membengkak dan menebarkan aroma
menyengat.
Pemandangan di jalan yang ada di depan masjid juga tak
kalah menyayat. Di pinggir jalan bergelimpangan puluhan mayat, baik
laki-laki, perempuan maupun anak-anak. Jenazah mereka tak terurus.
"Sebagian besar warga yang selamat sudah tak mampu berbuat apa-apa. Mereka
sudah kepayahan," kata Tifattul.
Menurut Tifattul, bantuan berupa
bahan makanan hingga kini belum menyentuh warga di sana, apalagi pakaian.
Selama ini warga berusaha bertahan hidup dengan apa yang tersisa. "Bantuan
diprioritaskan pada pengangkatan mayat," jelas Tifattul.(ICH/Tim Liputan 6
SCTV)
|
|