Transkrip Wawancara Kantor Berita Radio 68H dengan Ahmad Syafi'i Maarif, Ketua Umum PP Muhammadiyah
Selasa, 28 Januari 2004 Tak perlu kain kafan untuk mengubur jenazah korban tsunami di Aceh Hentikan hura-hura di perayaan Tahun Baru Pewawancara : Alif Imam ---------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------- Warga Aceh kesulitan untuk mengubur mayat korban tsunami sebab persediaan kain kafan sudah habis. Apa yang bisa anda sampaikan untuk warga di Aceh? Kondisinya sangat darurat, keadaan mayat sudah ribuan. Jadi jangan lagi terpaku dengan kain kafan yang berwarna putih. Bisa saja menggunakan selimut atau pakaian untuk mengubur jenazah. Ini pendapat pribadi, tujuannya supaya jangan membusuk mayat itu. Jadi begitu ditemukan langsung dikuburkan? Dimandikan dan disholatkan, dan jangan terpaku dengan kain kafan berwarna putih. Sebab kalau tidak, mayat itu akan membusuk. Itu akan menimbulkan persoalan lain lagi. Untuk identifikasi, mengingat masih banyak keluarga yang belum berhasil menemukan sanak keluarganya? Saya tidak tahu tim teknis yang berada disana, memang harus turun dari Jakarta dan kota lain untuk membantu tim medis yang ada disana. Saya dengar juga, bantuan sudah menumpuk di Medan, tapi transportasi jadi masalah. Jadi saya pikir, negara harus turun tangan betul. Dan tidak boleh ada lagi pemisahan antara Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Angkatan Udara, sebab mereka yang punya fasilitas untuk itu. Ini harus gerak cepat. Bagaimana dengan rakyat Aceh yang mayoritas taat dengan Islam? Dalam keadaan darurat semuanya jadi longgar. Umpamanya anda pergi ke hutan, kalau tidak ada makanan lagi, daging babi hukumnya jadi halal. Itu bisa dipakai analogi untuk kain kafan tadi. . Kondisinya gawat sekali, mudah-mudahan pemerintah akan peka betul terhadap itu. . Sekaligus, saya menghimbau untuk perayaan tahun baru nanti, agar dihentikan hura-hura, demi menunjukkan solidaritas sosial kepada bencana yang dahsyat yang menimpa saudara kita di ujung Sumatera. Panitia Natal Nasional mengumumkan membatalkan acara perayaan dan mengalihkan untuk solidaritas untuk aceh. Itu bagus, Bahkan besok malam ada ulang tahun Kardinal, mereka sudah pesan saya sebagai pembicara, dan agar ulang tahun ini dikaitkan dengan bencana aceh. Seruan lain kepada warga bangsa ? Supaya semua warga bangsa menatap musibah Aceh ini sebagai bagian dari persoalan mereka. Menjadikan Aceh sebagai bagian dari kita. Itu perlu ditumbuhkan. Selain itu kuburkan cepat yang sudah meninggal diterjang Tsunami. . Prihatin, dan kalo biasanya untuk hura-hura mengeluarkan biaya, sekarang difokuskan, ditujukan untuk warga Aceh. Walaupun persoalan lainnya muncul, misalnya apakah bantuan akan sampai ke alamat? Ini persoalan, tapi bagaimanapun juga menurut saya, solidaritas sosial harus kita tumbuhkan. Bantuan yang tidak sampai, lenyap di tengah jalan? Untuk kasus Aceh ini pengamatan Anda bagaimana? Kekuatan masyarakat perlu dilibatkan. PP Muhammadiyah misalnya sudah bergerak kesana. Walaupun sebagian warga Muhammadiyah termasuk yang ditimpa musibah ini. Saya sudah kontak kepala Dinas Syariah. Dan lain lain juga, LSM harus menunjukkan bahwa persoalan Aceh ini betul-betul sangat darurat dan sangat mencekam. Anda sudah punya rencana untuk berangkat kesana? Besok PP Muhammadiyah akan kesana, Dien Syamsudin yang kesana. Saya kemungkinan menyusul, sebab masih ada acara lain. ----- Original Message ----- From: "Endah Lisnawati" <[EMAIL PROTECTED]> To: <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Friday, December 31, 2004 11:06 AM Subject: [balita-anda] OOT - Halal - Haram dalam musibah Aceh > Moms and Dads > kisah ini saya FW dr milis tetangga, cerita yg mengharukan dari bencana di > Aceh..... > > > > > > HALAL-HARAM DALAM MUSIBAH ACEH > > > > > > Assalamu'alaikum wr. wb, > > > > > > Tambahan kisah yang menyentuh hati kami.. (diceritakan > > > oleh Ayah saya) Pada hari ketiga musibah, Ayah saya > > > bersama Ustadz Raihan (yang anak sulungnya masih > > > hilang bersama rekan-rekan pesantrennya kalau tidak > > > salah), ke tempat reruntuhan rumah beliau. > > > > > > Saat itu masyarakat yang selamat sudah mulai kehabisan > > > air bersih dan makanan. Mereka melihat banyak yang > > > mengais pinggir-pinggir jalan mencari sisa makanan > > > yang masih bisa dimakan seperti biskuit, makanan > > > kalengan atau air mineral dan minuman ringan. > > > > > > Ada seorang wanita menemukan sekaleng minuman ringan > > > yang kemudian dicucinya di comberan supaya lumpurnya > > > hilang. Begitu melihat ustadz Raihan, dia mendekati > > > dan > > > bertanya, "Ustadz, halalkah kalau saya minum minuman > > > yang saya ambil dijalan ini?" > > > > > > Tentu saja pertanyaan tersebut membuat orang yang > > > mendengarnya sangat terharu. Di saat yang sangat > > > menyulitkan, sudah dua hari dia tidak makan, masih > > > bisa wanita itu menggunakan furqon (pembeda)-nya > > > antara halal dan haram. > > > > > > Subhanallah. Saya berdo'a semoga kita semua diberi > > > kemampuan seperti itu dalam segala keadaan yang > > > menimpa kita. > > > > > > Akhirnya dijawab oleh ustadz Raihan, halal kalau > > > diminum sendiri, namun tak boleh untuk dijual. Baru > > > wanita itu meminumnya. > > > > > > Mudah-mudahan menjadi cerminan untuk kita menilai > > > halal haram makanan atau minuman yang masuk dalam > > > tubuh kita. Amin > > > > > > Wassalam, > > > > > > > > > > > > > AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA UTARA !!! > ================ > Kirim bunga, http://www.indokado.com > Info balita: http://www.balita-anda.com > Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA UTARA !!! ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]