Dari Milis Tetangga 
================================================================

Masukan buat teman2 yang berniat untuk ke aceh....sekaligus masukan
kepada para dermawan untuk membantu pembelian obat2an

PHYSICS-UI

HIMBAUAN UTK WASPADA KEPADA PARA RELAWAN KE ACEH - MOHON DISEBARLUASKAN

Info yang reliable & sangat logis persiapan utk para relawan. Informasi
dari seorang relawan (berprofesi sbg dokter di Denpasar/RS Sanglah) dan
team-nya untuk diperhatikan bagi mereka yang terjun sbg relawan di
Aceh/Sumut:

Date: Fri, 31 Dec 2004 07:33:21 -0800 (PST)

Dear Sahabats,


Ternyata apa yang ditengarai tentang penyebaran penyakit menular sudah
terjadi di Aceh. Tim relawan dari Bali yang gue pantau semalam suntuk,
melaporkan adanya kasus pembusukan jari tangan 2 orang relawan warga
aceh, dengan pembentukan gas pada luka tersebut. Hal ini terjadi akibat
kontaminasi dari mayat saat melakukan evakuasi jenazah kemarin 30/12-04
malam di Sigli. Sejawat di bagian bedah terpaksa melakukan amputasi
sampai pergelangan tangan pada Muh Chaerudin (24) dan Usman Yacobi (21),
karena kedua relawan asal Langsa (?) tersebut, sudah demam hebat
menggigil (>39 drjt C) bahkan Usman sempat kejang2. Penduduk sekitar
tidak mengenal kedua orang tersebut dan tadi siang keduanya raib entah
kemana.

Isunya simpang siur, ada yang mengatakan mereka anggota GSA, tapi mrk
membawa KTP merah putih yang sayangnya nggak sempat diperiksa (boro2 mau
meriksa KTP, untuk makan aja tentaranya bingung; lagipula kasihan mereka
tetap saudara kita yang telah berkorban untuk membantu sesama)
Kemungkinan mereka terkena infeksi bakteri Clostridium perfringens
(BUKAN HERPES; Virus herpes tidak menempati jaringan yang membusuk dan
sangat jarang fatal). Menurut penduduk setempat sejak 2 hari kedua orang
itu mengangkat mayat2 dari halaman sekitar RS Kab; mayat2 tersebut telah
meleleh).

Untuk itu mohon disebarkan pada instansi2 yang terkait yang
menerima/merekrut para relawan, yang membuka posko dan untuk para calon
relawan itu sendiri, khususnya yang mengangkut mayat; beberapa saran
dari tim kami yaitu :

1. Siapkan Spiritual, fisik dan mental. Yakinkan anda benar2 mau
melakukan ini demi menolong dan beramal kepada sesama manusia. Sudah ada
32 relawan "swasta" asal Sumbar dan Sulsel yang pulang kembali karena
muntah2 dan kesurupan. Katanya karena diganggu roh2 korban bencana.

2. Perlengkapan utama selain keperluan untuk survival (senter, pisau,
korek gas, jas hujan) ialah MASKER, dan seperti kasus SARS usahakan
masker standar minimal W.H.O (tipe N-95), Bukan masker kamar operasi
(apalagi saputangan yang dilipat seperti yang ada sekarang, bukan juga
masker penggergajian kayu yang ada filternya tapi tidak efektif untuk
menyaring kuman di udara). Selain itu bila akan mengevakuasi mayat,
pakailah corpses gloves seperti standar petugas kamar mayat. Bukan
menggunakan handschoen karet tipis (gammex) yang mudah robek, yang
mestinya dipakai untuk menangani pasien hidup di RS.

3. Pakailah topi untuk mencegah cipratan cairan tubuh dari tubuh mayat,
yang lengket dan dapat melekat pada rambut anda dan kemudian meleleh ke
makanan saat anda makan. Beberapa relawan telah kena diare yang
ditengarai disebabkan kuman2 Clostridia melalui jalan tersebut diatas.

4.Cucilah tangan anda sebelum dan sesudah mengangkat 1 mayat. Boros?
Memang tapi kita tak ingin ada lagi para relawan yang jadi korban diare
atau penyakit fatal. Gunakan sabun antiseptik seperti Lifebuoy, Nuovo
atau apapun namanya. Cucitangan selama 5 menit. Lebih baik lagi jika ada
sikat pencuci tangan seperti dikamar operasi (HIBISCRUB BRUSH) untuk
menyikat bagian2 lipatan kulit, daerah yang sulit terjangkau dan kuku.
Usahakan sabun antiseptik cair.

5.Betadine kecil, alkohol 70 %, plester/bandaid, kasa gulung,
Daryanttulle, gunting kecil, mata pisau bedah / scalpel - bisa dibeli di
Apotik2- dan tali hendaknya selalu tersedia disamping air bersih pada
veldples, sedikit gula dan garam, dan air mineral atau supplement
elektrolit (Pocari Sweat) karena uap garam dari laut yang bercampur bau
mayat merupakan racun yang membuat kita banyak kencing dan kehilangan
cairan dan elektrolit. Jangan pernah meminum energy drink supplement
yang dapat membuat anda tidak cukup tidur dan pada akhirnya menurunkan
daya tahan dan energi anda. Segeralah tidur pada waktunya. Bersikaplah
dewasa dan bertanggung jawab dalam mengemban amanah rakyat Indonesia
yang ada pada pundak anda.

6. Pakai celana katun bukan jeans (berat jika kena air dan lumpur)
maupun bahan parasut (membuat sirkulasi panas tubuh dan aliran keringat
tidak baik) saat anda mengangkut mayat. Pakailah sepatu dan kaus kaki.
Jangan enggan karena takut becek jika masuk ke lumpur, rawa dan kubangan
air. Beberapa penduduk di Meulaboh telah terkena gigitan ular akibat
masuk ke rawa-rawa untuk mengambil mayat tetapi tanpa alas kaki. Gigitan
pacet/lintah jarang di daerah pantai (tapi harus waspada toooohhhhh).
Cuci kaki dan jemur sepatu dan pakaian anda setiap hari. Membawa lebih
dari 2 pasang sepatu adalah hal yang baik. Tidak harus sepatu boot
(kalau ada sih mantaaap), yang penting tertutup.

7, Jika anda luka segera dicuci dengan air mineral dan sabun antiseptik,
disikat dan segera lapor pada pimpinan rombongan dan dokter anda. Jika
luka itu sampai mengeluarkan darah (bukan lecet), lebih baik anda
menunda kerja sampai luka itu kering.

8. Jangan gunakan tissue anti nyamuk (mosquito repelllent) yang dapat
menyebabkan abrasi kulit. Kalau terpaksa sekali gunakan obat nyamuk
semprot/bakar, tentu dengan tetap menjaga agar asapnya tidak mengganggu
saluran nafas. Di Kab Pidie sudah dilaporkan adanya kasus Malaria.

9. Minum obat pencegahan Malaria yaitu Chloroquine (Nama Dagang =
Nivaquine/ Malarex/ Resochin) 2 tablet / minggu atau jika tidak alergi
sulfa minum Fansidar (= Sulfadoxin-Pirimetamine) 1 tablet perminggu.
Obat2 itu diminum sejak sebelum keberangkatan, kalau bisa 1 minggu
sebelumnya, diminum selama didaerah itu dan sampai 1 bulan sejak pulang.
Jika diduga terkena serangan malaria, gejala TRIAS yang beturut-turut =
Menggigil ==> Demam ==> Banyak berkeringat, segera konsultasi pada
dokter anda. Jika belum sempat bertemu dokter minum 4 tablet Chloroquine
pada hari I, 2 tab pada hari ke II dan 2 tab pada hari ke III. Kurang
lebih 1/2 jam sebelumnya minumlah paracetamol/Panadol dan
Metoclopramide/Primperan 1 tablet.

10. Bawalah Obat2an pribadi seperti Amoksisilin, tetrasiklin, oralit,
bactrim, bisolvon, benadryl, obat semprot asma dsb, agar anda tidak
merepotkan anggota tim lainnya. Toh obat itu bisa dipakai oleh saudara2
kita korban bencana di sana.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon Maaf jika ada kekurangan. Mohon
agar teman2, yang punya akses ke Institusi/lembaga perekrutan tenaga
relawan, misalnya MEDIA INDONESIA GROUP, atau media elektronik atau
mempunyai website pribadi atau apa saja termasuk memforward email ini
untuk menyebarkan informasi ini, karena saya tidak punya akses untuk
itu.

Di sini saya lampirkan juga petikan dari Jurnal Textbook kedokteran
Harrison's Principles of Internal Medicine tentang infeksi Clostridium
Perfringens yang hobbinya berkubang di Mayat/Jaringan/Makanan busuk.

Perjuangan masih panjang, apalagi mengingat baru 4000-an mayat yg telah
terkubur dari krglbh 85.000 yg meninggal. Ini sekaligus masukan kepada
para Dermawan untuk membantu pembelian obat2an khususnya antibiotika
injeksi seperti ampicilline, Cefotaxime, cairan infus, alkohol, betadine
dan kassa (Gaas), disamping makanan siap santap.

NB
Untuk Said dan Yoyok, bagus sekali jika loe mau nulis tentang teori
hidup di alam bebas/survival, untuk para relawan yang (maaf) banyak baru
mau belajar hidup dialam bebas. Mayat2 bukan cuma di Banda Aceh saja, di
luar kota ke arah BlangBintang masih banyak. Apabila ada yang kurang
kelas dapat menghubungi saya di [EMAIL PROTECTED]

Kiranya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu memberi kekuatan
kepada seluruh bangsa ini, khususnya buat saudara2 kita di NAD dan
Sumut.

Amin

Mangatas SM Manalu
Bag Peny Dalam FK Univ Udayana / RS Sanglah Denpasar - Bali


Kirim email ke