Angkat Jenasah Rp 200 Ribu, Bersihkan Rumah Rp 1 Juta
Reporter: AK-9 - Banda Aceh, 2005-01-12 14:59:59

 
 
Banda Aceh, Acehkita. Abdullah, warga Blang Oei, Ulee Lheue, Aceh Besar mengaku 
terpaksa mengupah beberapa orang untuk membantu mengevakuasi jenasah istri dan 
keluarganya, karena terlalu lama menunggu datangnya tim evakuasi.

 

Sebagaimana diketahui, selain Lhok Nga, kawasan pesisir Ulee Lheue adalah 
daerah terparah yang digerus gelombang tsunami. Namun hingga hari ke-18 (12/1), 
kawasan sekitar rumah Abdullah belum “disambangi” tim evakuasi.

 

“Untuk menunggu tim evakuasi, lama. Kami terpaksa mengupah orang untuk membantu 
angkat dan mencari di reruntuhan,” katanya kepada acehkita.

 

Untuk jasa evakuasi itu, Abdullah mengaku membayar Rp 200.000 per jenasah 
kepada sejumlah kenalannya yang saat ini berada di pengungsian. Abdullah 
sendiri yakin, jenasah yang masih berada di bawah reruntuhan rumahnya itu 
adalah jenasah istri serta tiga saudaranya yang lain.

 

Selain kurang tenaga, sejumlah keluarga di kawasan Ulee Lheue yang meminta 
tenaga upahan untuk mengevakuasi sanak saudara juga beralasan karena mereka tak 
tega melihat kondisi orang yang mereka cintai sudah dalam keadaan yang 
memprihatinkan.  

 

Tak hanya urusan mengevakuasi jenasah, untuk membersihkan rumah dari puing-
puing pun, sejumlah keluarga mampu juga membayar para tetangga mereka untuk 
membantu. Seperti yang terlihat hari ini di kawasan Peunayong, Kampung Kramat, 
Prada, Lampriet dan Desa Jeulingke di Banda Aceh.

 

Warga mulai kembali karena sebagian daerah tersebut sudah “bersih” dari 
jenasah. Ongkos yang mereka berikan kepada tenaga upahan itu bisa mencapai Rp 
1.000.000 per rumah. Namun, orang-orang yang membantu itu rata-rata sudah 
saling kenal dengan pemilik rumah.

 

“Setidaknya mereka bisa mendapatkan uang, daripada duduk-duduk di pengungsian,” 
kata Mardi, warga Lampriet yang meminta bantuan tiga orang kenalannya. Mereka 
yang diminta membantu rata-rata sudah tidak memiliki tempat tinggal lagi.

 

Namun untuk warga yang kurang mampu, mereka terlihat membersihkan sendiri rumah-
rumahnya. 

 

Sebelum mulai melakukan pembersihan, Mardi mengaku terlebih dahulu lapor ke 
sejumlah anggota TNI yang berada di lokasi tersebut untuk menghindari tuduhan 
sebagai penjarah. 

 

“Kami juga lapor biar tidak disangka penjarah,” katanya.

 

Lalu dari mana ia memperoleh uang sebesar itu di tengah bencana?

 

“Masih ada tabungan di bank,” katanya kepada acehkita. [dan]

 

-- 
Salam,

Dewi Candra
Perum Dosen PI Del 
Ds. Sitoluama, Laguboti, Tobasa, Sumut. 22381.
081320709041




AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke