Ini pernah di Forward oleh Mba Widi pada 7 Nov.2003 ke Jalum BA
Sekedar refreshing aja, smoga ada manfaatnya.

"Waktu adalah uang"
Demi uang, banyak waktu kita terpasung.


-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, November 07, 2003 2:50 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] 10 Kebohongan MLM (Multi Level Marketing)

Ditulis oleh:

Robert L. Fitzpatrick is co-author with Joyce K. Reynolds of the new book,
False Profits: Seeking Financial and Spiritual Deliverance in Multi-Level
Marketing and Pyramid Schemes, published by Herald Press in Charlotte, NC
(ISBN: 0-9648795-1-4) 

Kebohongan No. 1: MLM adalah bisnis yang menawarkan kesempatan yang lebih
baik untuk mendapatkan banyak uang dibandingkan dengan bisnis lain maupun
pekerjaan lain.



Kebenaran: Bagi hampir semua orang yang menanamkan uang, MLM berakhir dengan
hilangnya uang. Kurang dari 1% distributor MLM mendapatkan laba dan mereka
yang mendapatkan pendapatan seumur hidup dalam bisnis ini persentasenya jauh
lebih kecil lagi. Cara pemasaran dan penjualan yang tidak lazim menjadi
penyebab utama kegagalan ini. Namun, kalau toh bisnis ini lebih
berkelayakan, perhitungan matematis pasti akan membatasi terjadinya peluang
sukses tersebut. Tipe struktur bisnis MLM hanya dapat menopang sejumlah
kecil pemenang. Jika seseorang memerlukan downline sejumlah 1000 orang agar
dia memperoleh pendapatan seumur hidup, maka 1000 orang downline tadi akan
memerlukan sejuta orang untuk bisa memperoleh kesempatan yang sama. Jadi,
berapa orang yang secara realistis bisa diajak bergabung? Banyak hal yang
tampak sebagai pertumbuhan pada kenyataannya adalah pengorbanan distributor
baru secara terus-menerus. Uang yang masuk ke kantong elite pemenang berasal
dari pendaftaran para pec
 undang.
Dengan tidak adanya batasan jumlah distributor di suatu daerah dan tidak ada
evaluasi tentang potensi pasar, sistem ini dari dalamnya sudah tidak stabil.



Kebohongan No. 2: Network marketing (pemasaran mengandalkan jaringan) adalah
cala baru yang paling populer dan efektif untuk membawa produk ke pasar.
Konsumen menyukai membeli produk dengan cara door-to-door MLM.



Kebenaran: Jika anda mengikuti aktifitas andalan MLM berupa penjualan
keanggotaan secara terus-menerus dan mengamati hukum dasarnya, yakni
penjualan eceran satu-satu ke konsumen, anda akan menemukan sistem penjualan
yang tidak produktif dan tidak praktis. Penjualan eceran satu-satu ke
konsumen merupakan cara kuno, bukan trend masa depan. Penjualan secara
langsung satu-satu ke teman atau saudara menuntut seseorang untuk menrubah
kebiasaan belanjanya secara drastis. Seseorang pasti mendapatkan bahwa
pilihannya terbatas, kerap kali membayar lebih mahal untuk sebuah  produk,
membeli dengan tidak nyaman, dan dengan kagok mengadakan transaksi bisnis
dengan teman dekat atau saudara. Ketidak-layakan (unfeasibility) penjualan
door-to-door inilah yang menjadi alasan kenapa pada kenyataannya MLM
merupakan bisnis yang terus-terusan menjual kesempatan menjadi distributor.



Kebohongan No. 3: Di suatu saat kelak, semua produk akan dijual dengan model
MLM. Para pengecer, mall, katalog, dan sebagian besar pengiklanan akan mati
karena MLM.



Kebenaran: Kurang dari 1% dari keseluruhan penjualan dilakukan melalui MLM
dan banyak volume dari penjualan ini terjadi karena pembelian oleh para
distributor baru yang sebenarnya membayar biaya pendaftaran untuk sebuah
bisnis yang selanjutnya akan dia tinggalkan. MLM tidak akan menggantikan
cara-cara pemasaran yang sekarang ada. MLM sama sekali tidak bisa menyaingi
cara-cara pemasaran yang lain. Namun yang lebih pasti, MLM melambangkan
program investasi baru yang meminjam istilah pemasaran dan produk. Produk
MLM yang sesungguhnya adalah keanggotaan (menjadi distributor) yang dijual
dengan cara menyesatkan dan membesar-besarkan janji mengenai pendapatan.
Orang membeli produk guna menjaga posisinya pada sebuah piramid penjualan.
Pendukung MLM senantiasa menekankan bahwa anda anda dapat menjadi kaya, jika
bukan karena usaha keras anda sendiri maka kekayaan itu berasal dari
seseorang yang tidak anda kenal yang mungkin akan bergabung dengan downline
anda, atau istilah orang MLM “
 big
fish”. Pertumbuhan MLM adalah perwujudan bukan dari nilai tambahnya terhadap
ekonomi, konsumen, maupun distributor, namun lebih merupakan perwujudan dari
tingginya ketakutan ekonomi dan perasaan tidak aman serta meningkatnya
impian untuk menjadi kaya dengan mudah dan cepat. MLM tumbuh dengan cara
yang sama dengan tumbuhnya perjudian dan lotere.



Kebohongan No. 4: MLM adalah gaya hidup baru yang menawarkan kebahagiaan dan
kepuasan. MLM merupakan cara untuk mendapatkan segala kebaikan dalam hidup.



Kebenaran: Daya tarik paling menyolok dari industri MLM sebagaimana yang
disampaikan lewat iklan dan presentasi penarikan anggota baru adalah ciri
materialismenya. Perusahaan-perusahaan besar Fortune 100 akan tumbang
sebagai akibat dari janji-janji kekayaan dan kemewahan yang disodorkan oleh
penjaja MLM. Janji-janji ini disajikan sebagai tiket menuju kepuasan diri.
Pesona MLM yang berlebihan mengenai kekayaan dan kemewahan bertentangan
dengan aspirasi sebagian besar manusia berkaitan dengan karya yang bernilai
dan memberikan kepuasan untuk sesuatu yang menjadi bakat dan minatnya.
Singkatnya, budaya bisnis MLM membelokkan banyak orang dari nilai-nilai
pribadinya dan membelokkan aspirasi seseorang untuk mengekspresikan
bakatnya.



Kebohongan No. 5: MLM adalah gerakan spiritual.



Kebenaran: Peminjaman konsep spiritual (kerokhanian) seperti kesadaran akan
kemakmuran dan visualisasi kreatif untuk mengiklankan keanggotaan MLM,
penggunaan kata-kata seperti “komuni” untuk menggambarkan kelompok
penjualan, dan klaim bahwa MLM merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip
Kristiani atau ajaran-ajaran Injili adalah penyesatan besar dari
ajaran-ajaran rokhani. Mereka yang memusatkan harapan dan impiannya pada
kekayaan dalam doa-doanya jelas kehilangan pandangan akan spiritualitas
murni sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama yang dianut umat manusia.
Penyalahgunaan ajaran-ajaran spiritual ini pastilah pertanda bahwa penawaran
investasi MLM merupakan penyesatan. Jika sebuah produk dikemas dengan
bendera atau agama tertentu, waspadalah! “Komunitas” dan “dukungan” yang
ditawarkan oleh organisasi MLM kepada anggota baru semata-mata didasarkan
pada belanjanya. Jika pembelanjaan dan pendaftarannya menurun, maka menurun
pula “komuni” tersebut.



Kebohongan No. 6: Sukses dalam MLM itu mudah. Teman dan saudara adalah
prospek. Mereka yang mencintai dan mendukung anda akan menjadi konsumen anda
seumur hidup.



Kebenaran: Komersialisasi ikatan keluarga dan persahabatan yang diperlukan
bagi jalannya MLM adalah unsur penghancur dalam masyarakat dan sangat tidak
sehat bagi mereka yang terlibat. Mencari keuntungan dengan memanfaatkan
ikatan keluarga dan kesetiakawanan sahabat akan menghancurkan jiwa sosial
seseorang. Kegiatan MLM menekankan pada hubungan yang mungkin tidak akan
bisa mengembalikan pertalian yang didasarkan atas cinta, kesetiaan, dan
dukungan. Selain dari sifatnya yang menghancurkan, pengalaman menunjukkan
bahwa hanya sedikit sekali orang yang menyukai atau  menghargai suasana
dirayu oleh teman atau saudara untuk membeli produk.



Kebohongan No. 7: Anda dapat melakukan MLM di waktu luang. Sebagai sebuah
bisnis, MLM menawarkan fleksibilitas dan kebebasan mengatur waktu. Beberapa
jam seminggu dapat menghasilkan tambahan pendapatan yang besar dan dapat
berkembang menjadi sangat besar sehingga kita tidak perlu lagi bekerja yang
lain.



Kebenaran: Pengalaman puluhan tahun yang melibatkan jutaan manusia telah
menunjukkan bahwa mencari uang lewat MLM menuntut pengorbanan waktu yang
luar biasa serta ketrampilan dan ketabahan yang tinggi. Selain dari kerja
keras dan bakat, MLM juga jelas-jelas menggerogoti lebih banyak wilayah
kehidupan pribadi dan lebih banyak waktu. Dalam MLM, semua orang dianggap
prospek. Setiap waktu di luar tidur adalah potensi untuk memasarkan. Tidak
ada batas untuk tempat, orang, maupun waktu. Akibatnya, tidak ada lagi
tempat bebas atau waktu luang begitu seseorang bergabung dengan MLM. Dibalik
selubung mendapatkan uang secara mandiri dan dilakukan di waktu luang,
sistem MLM akhirnya mengendalikan dan mendominasi kehidupan seseorang dan
menuntut penyesuaian yang ketat pada program-programnya. Inilah yang menjadi
penyebab utama mengapa begitu banyak orang tenggelam begitu dalam dan
akhirnya menjadi tergantung sepenuhnya kepada MLM. Mereka menjadi terasing
dan meninggalkan cara-cara hubunga
 n  yang
lain.



Kebohongan No. 8: MLM adalah bisnis baru yang positif dan suportif
(mendukung) yang memperkuat jiwa manusia dan kebebasan pribadi.



Kebenaran: MLM sebagian besar berjalan karena adanya ketakutan. Cara
perekrutan selalu menyebutkan ramalan akan runtuhnya model-model distribusi
yang lain, runtuhnya kekokohan ekonomi Amerika, dan sedikitnya kesempatan di
bidang lain (profesi atau jasa). Profesi, perdagangan, dan usaha
konvensional terus-menerus dikecilkan artinya dan diremehkan karena tidak
menjanjikan “penghasilan tak terbatas”. Menjadi karyawan adalah sama dengan
perbudakan bagi mereka yang “kalah”. MLM dinyatakan sebagai tumpuan terbaik
terakhir bagi banyak orang. Pendekatan ini, selain menyesatkan kerapkali
juga menimbulkan dampak menurunkan semangat bagi orang yang ingin meraih
kesuksesan sesuai visinya sendiri tentang sukses dan kebahagiaan. Sebuah
bisnis yang sehat tidak akan menunjukkan keunggulannya dengan menyajikan
ramalan-ramalan buruk dan peringatan-peringatan menakutkan.



Kebohongan No. 9: MLM merupakan pilihan terbaik untuk memiliki bisnis
sendiri dan mendapatkan kemandirian ekonomi yang nyata.



Kebenaran: MLM bukanlah self-employment (usaha mempekerjakan sendiri) yang
sejati. “Memiliki” keanggotaan distributor MLM hanyalah ilusi. Beberapa
perusahaan MLM melarang anggotanya memiliki keanggotaan MLM lain. Hampir
semua kontrak MLM memungkinkan dilakukannya pemutusan keanggotaan dengan
gampang dan cepat. Selain dari putus kontrak, downline dapat diambil alih
dengan berbagai alasan. Keikutsertaan dalam MLM menuntut orang untuk meniru
model yang ada secara ketat, bukannya kemandirian dan individualitas.
Distributor MLM bukanlah pengusaha (enterpreneur), namun hanya pengikut pada
sebuah sistem hirarki yang rumit di mana mereka hanya punya sedikit kendali.


Kebohongan No. 10: MLM bukan program piramid karena ada produk (barang) yang
dijual.


Kebenaran: Penjualan produk sama sekali bukan penangkal bagi MLM untuk lolos
dari undang-undang anti program piramid, juga bukan jawaban atas tuduhan
tentang praktek perdagangan yang tidak sehat (unfair) sebagaimana dinyatakan
dalam undang-undang negara bagian maupun federal. MLM bisa menjadi bisnis
yang legal jika sudah memenuhi prasyarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh
FTC (Federal Trade Commission) dan Jaksa Agung negara bagian. Banyak MLM
jelas-jelas melanggar ketentuan tersebut dan sementara ini tetap beroperasi
karena belum ada yang menuntut. Ketentuan pengadilan baru-baru ini
menetapkan angka 70% untuk menentukan legalitas MLM. Maksudnya, minimal 70%
produk yang dijual MLM harus dibeli oleh konsumen non-distributor. Ketentuan
ini tentu saja akan membuat hampir semua MLM masuk kategori melanggar hukum.
Para pelaksana MLM terbesar mengakui bahwa mereka hanya menjual 18%
produknya ke non-distributor.






AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke