TO : Bp. Bams
PT. A V O N  Indonesia
Phone : (021)7801200 ext 4309
Fax      : (021)7800754

Diambil dari Mailling List BALITA ANDA 

Selama tempat tidur si kecil bebas dari kain (selimut/tatakan ompol) dan hal
hal yang ada kemungkinan untuk menutup jalan hidungnya sich aku rasa tidak
apa apa, terlampir adalah bahasan mengenai manfaat tidur tengkurap.

TIDUR TENGKURAP (dr. Eric Gultom, SpA )

Sebenarnya, tutur Eric, posisi tidur bayi bisa bermacam-macam. Tentu pada
bayi baru lahir sampai usia 3 bulan, posisinya cuma telentang karena memang
kemampuan motoriknya baru sampai di situ. Nah, kita bisa membantu mengubah
posisinya dengan dimiringkan ke kanan atau kiri maupun ditengkurapkan.
Namun, posisi yang disebut terakhir, hingga kini masih kerap diperdebatkan. 

"Di negara Barat, tidur tengkurap dikaitkan dengan SIDS, yaitu Sudden Infant
Death Syndrome atau sindrom kematian mendadak pada bayi. Secara statistik
atau epidemiologi penelitian, SIDS banyak terjadi pada bayi yang tidur
tengkurap," terang Eric. Apa penyebabnya tak diketahui, tapi kemungkinan
lebih sering terjadi karena sofokasi, yaitu tersedak atau tercekik saluran
napasnya hingga napasnya berhenti. 

Toh, kita tak perlu khawatir karena kasus SIDS jarang ditemui di Indonesia.
Selain itu, tidur tengkurap justru lebih baik karena banyak manfaatnya. "Ada
literatur yang menyatakan, dengan tidur tengkurap, bayi jadi lebih nyaman,
bisa tidur nyenyak, tangisnya berkurang, gerak pernapasan dan perkembangan
motoriknya juga lebih baik." 

Jadi, dari hasil penelitian ada yang mendukung namun ada juga yang tidak.
Nah, kita mengambil jalan tengah saja; boleh tidur tengkurap asalkan tetap
diawasi karena alasan sofokasi tadi yang bisa saja terjadi. Selain, harus
diperhatikan pula apakah si bayi bermasalah atau tidak semisal lahir
prematur. 


MENCEGAH GUMOH 

Kebanyakan bayi yang lahir sakit dalam arti dirawat di RS karena lahir
prematur, minumnya pakai selang atau masih pakai bantuan mesin pernapasan,
tidurnya diposisikan tengkurap atau miring ke kanan. Ini dikaitkan dengan
waktu pengosongan lambung jadi lebih mudah. "Pintu lambung itu, kan, ada di
sebelah kanan. Jadi, kalau dimiringkan ke kanan, minuman yang diminumnya
masuk ke usus-usus hingga pintu pengosongannya lebih cepat," jelas Eric.
Selain, posisi kepala yang agak lebih tinggi juga membantu dalam hal
gravitasinya. 

Itulah mengapa, kala bayi hendak dibawa pulang, pihak RS kerap menganjurkan
agar bayi sering ditidurkan dalam posisi miring. Begitupun tidur tengkurap,
"minuman yang masuk akan langsung masuk ke lambung, hingga bisa mencegah
terjadi gumoh lebih banyak." Namun posisi-posisi ini lebih dianjurkan pada
bayi yang menyusui dan umumnya usia di bawah sebulan. Soalnya, kalau sudah
makan makanan padat seperti di usia 5 bulan ke atas, "posisi tak berpengaruh
terhadap pengosongan lambung, karena di usia tersebut sudah jarang gumoh." 

semoga membantu, sari.

Dear Ms Haryanto,

1. Popok bayi yang terkena urine (kencing) dengan yang terkena kotoran
(berak) apa boleh dicampur?  Kalau tidak gimana dong, apa kalau kena kotoran
harus langsung dicuci sabun? Tolong dijelasin ya?

Untuk popok yg terkena pup sebaiknya dikucek dahulu terpisah, boleh diberik
sedikit sabun...
Tapi kemudian setelah setengah bersih(tidak ada kotoran lagi yang menempel)
maka bisa mulai dicampur cucinya dengan yg terkena urine

2. ASI boleh di taruh di kulkas? Apa harus difreezer? Bisa tahan sampai
berapa lama ya? And, gimana cara memeras asi langsung dengan tangan? Apa asi
boleh dicampur langsung dengan susu kaleng kalau tidak cukup?

ASI sebaiknya diberikan secara terpisah jadi apabila bayi masih haus baru
ditambahkan susu formula Lebih baik memeras susu dengan alat yg bisa
memperlancar (saya pengalaman pake' AVENT breast pump, n banyak temen juga
pake' itu bisa breast feed lebih lama n gak sakit kalo' pas dipompa) Jika
pake tangan yg dipencet(maaf) bagian aerolanya saja ya...karena otomatis ASI
akan mengalir ke situ.  ASI hanya diperas jk terpaksa, jadi jk bisa
diberikan langsung jauh lebih baik ASI di suhu kulkas(rak tengah) tahan 24
jam, untuk difreezer bisa up to 3 months tp jgn pernah memanaskan ASI
kemudian membekukan kembali karena kandungannya bisa rusak semua.

3. Saya punya ponakan, baru 1 bln lebih tapi minum susunya setiap kali
120ml, apa memang benar begitu, apa kebanyakan?

Kebutuhan susu bayi tidak bisa dipatok satu bayi dengan yg lain....
rata-rata 90-120ml sekali minum, dan pada 3 bulan pertama jika diminumi ASI
bisa sebanyak2nya selama bayi meminta

4. Setelah minum susu, bayi boleh ditidurkan miring kekiri atau kekanan ya?

Sebaiknya disendawakan dulu ya.... baru ditidurkan. Jika sering muntah or
gumoh sebaiknya ditidurkan miring sehingga jika muntah memperkecil resiko
tersedak

Tia

Kondisi yang kerap di temui pada bayi-bayi yang baru lahir, al :

Lendir

Akibat ada lendir, napas si kecil jadi terdengar berisik. Suara grok, grok,
grok, yang dikeluarkannya membuat ibu khawatir. Bunyi itu, berasal dari
cairan yang berada di paru-paru, karena organ ini memproduksi lendir juga.
Bunyi yang dikeluarkan bayi, pertanda sekresinya berlebihan.  Pada bayi yang
berbakat alergi, semisal ibunya makan seafood hingga bayinya
alergi, maka produksi lendir pun akan meningkat. Karena itu, ibu harus
memperhatikan
benar, apa saja yang bisa jadi pencetus alergi anak hingga napas keras
karena lendir yang berlebihan tadi bisa dihindari. Selain alergi,
peningkatan lendir juga bisa terjadi karena ada infeksi semisal tertular flu
dari lingkungan sekitarnya.

Sekresi lendir yang berlebih juga dapat mengganggu makan dan minum bayi.
Kondisi saluran napas dan saluran makan anak usia 3-6 bulan masih dalam
keadaan terbuka hingga ia pun akan muntah karena makanan atau minuman yang
ditelannya tak bisa masuk dengan baik. Beda dengan bayi usia 6 bulan ke atas
di mana kedua saluran tadi tak terbuka kedua-duanya. Saat si bayi minum atau
makan, maka saluran napasnya akan menutup.

Nah, bunyi napas yang kasar tadi, sejauh tak mengganggu makan-minum, tak ada
demam atau infeksi, tak mengganggu aktivitas bayi, tak perlu dikhawatirkan.
Sebab pada prinsipnya tubuh bayi memproduksi banyak lendir, hanya saja dia
tak bisa mengeluarkannya seperti dengan batuk karena refleksnya belum baik.

Sebenarnya, banyak cara untuk mengeluarkan lendir bayi.Letakkan bayi dalam
posisi  tengkurap lalu tepuk-tepuk punggungnya. Kalau lendirnya banyak,
dengan cara i

Urin

Umumnya, urin bayi baru lahir tak putih bening warnanya, melainkan kuning
agak pekat. Bisa juga kemerahan seperti darah. Ini dipengaruhi minuman si
bayi. Ada beberapa produk susu formula yang mengandung suatu zat tertentu
yang sebetulnya memang baik untuk tubuh, tapi bisa menyebabkan warna urin
berubah karena mungkin kadarnya terlalu tinggi. Jadi, tak usah buru-buru
cemas. Kalau karena pengaruh susu formula, sebetulnya tak berbahaya karena
hanya suatu reaksi tubuh. Walaupun demikian, ada baiknya untuk penggunaan
susu tersebut selanjutnya dikonsultasikan pada dokter.   Lain hal kalau
warna urin merah bukan  dikarenakan konsumsi yang diminum si bayi, maka ibu
harus waspada. Misal, bayi tak minum susu formula. Bisa jadi darah yang ada
di urinnya karena ada perdarahan, entah akibat infeksi
ataupun kekurangan vitamin K.

Keringat

Banyak orang tua mengeluh, mengapa keringat si kecil begitu banyak. Padahal,
memang begitulah yang terjadi pada bayi baru lahir. Pada beberapa bagian
tubuh, seperti kepala, tangan, dan kaki, keringatnya banyak sekali.
Penyebabnya, di daerah tersebut memang banyak kelenjar keringatnya. Malah
kalau ia banyak berkeringat, itu pertanda kelenjar keringatnya berfungsi
dengan baik. Sebab, pengeluaran keringat, termasuk proses eksresi, yaitu
membuang sisa-sisa garam, juga racun dalam tubuh. Selain itu, untuk
mengeluarkan panas dalam badan dan membuat suhu permukaan kulit jadi turun.
Umumnya, makin meningkat usia bayi, keringatnya akan berkurang.

Penyebab lain dari keringat berlebihan adalah konsumsi susu sapi. Protein
susu sapi dalam badan akan diubah oleh tubuh menjadi protein. Nah, saat
pengubahan itu, banyak  menimbulkan panas yang akan dibuang dalam bentuk
keringat.

Air mata

Orang tua juga kadang khawatir bila mata bayinya selalu tampak belekan atau
berair terus. Produksi air mata pada bayi sebetulnya sudah ada. Kalau pada
orang dewasa, bila ia menangis akan terasa ada air mata yang masuk ke dalam
saluran hidung, seperti orang yang pilek. Nah, pada beberapa bayi, kalau
produksi air matanya berlebihan, sementara saluran yang ada ke
hidung belum sempurna dan belum dapat dipakai dengan baik, maka bayi akan
mengeluarkan air mata hanya dari matanya. Saluran hidung ini umumnya akan
membaik bila bayi menginjak usia 1 bulan. Lain hal jika ia mengalami radang
di hidung hingga salurannya tetap tersumbat dan akibatnya air matanya
menjadi meningkat.

Muntah

Jika hanya gumoh, tak perlu dirisaukan. Gumoh terjadi karena ada udara di
dalam lambung yang terdorong keluar kala makanan masuk ke dalam lambung
bayi. Yang harus  dikhawatirkan adalah muntah, yaitu cairan yang keluar
lebih banyak dari gumoh. Muntah bukan sekresi ataupun eksresi, tapi memang
ada sesuatu yang tak normal. Harusnya makanan dan minuman masuk dari mulut
ke lambung, lalu ke usus dua belas jari. Nah, jika muntah, berarti ada
sesuatu yang menganggu. Umumnya karena ada masalah pada pintu masuk lambung,
misal, sudutnya tak tepat, sementara tekanan dari lambung tinggi. Akibatnya,
dia akan balik lagi yang disebut reflaks. Bisa juga ada masalah pada pintu
keluar lambung hingga menyebabkan lambung terganggu kala akan mengeluarkan
isinya ke usus dua belas jari. Penyebab lain adalah infeksi, semisal radang
tenggorokan yang bisa menimbulkan reaksi muntah. Namun demikian, muntah pada
bayi baru lahir jarang sekali terjadi. ni dia akan muntah. Lakukan cara ini
sebelum bayi minum apa pun. Posisi tidur tengkurap juga bagus, karena posisi
saluran napas jadi lebih rendah hingga lendir pun akan turun ke arah mulut.


MAKANAN PADAT PERTAMA

Hi pak Feri,
 
Tidak semuanya, tapi bayi biasanya excited banget waktu diperkenalkan dengan
makanan padat pertama kali.
 
Saya coba drop artikel yang mungkin ada hubungannya dengan kasus Feriska, ya
pak.
Di artikel itu disebutkan, ada 3 macam observasi yang bisa dilakukan ortu
jika mendapati anaknya muntah/gumoh setiap kali waktu makan.  Mungkin
Feriska termasuk di antaranya:

1. Feeding problem (mis. tekstur makanannya terlalu kasar, refleks menelan
dan chewing skillnya baru tahap 'belajar', dia tidak suka dengan jenis atau
rasa makanannya, dll.)

2. Penyakit (mis. gangguan sistem pencernaan, sedang tidak fit, dll.  Muntah
pada anak termasuk salah satu gejala penyakit - selain dari batuk/pilek,
demam dan diare - yang perlu segera dicari penyebabnya.  Kadang perlu
bantuan dokter untuk mengobati penyakitnya (bukan muntahnya)).

3. Psikologi (mis. 'trauma' karena pernah dipaksa makan, terus-terusan
'disuruh' makan, wajah ortu/pengasuh sudah 'tegang' duluan saat menyuapi
sehingga mempengaruhi perasaan si anak, dll.)
 
Coba dulu di-observasi, ya pak... apa kira-kira penyebab Feriska muntah,
baru dicari solusinya.  
 
Semoga Feriska cepat menikmati waktu-waktu makannya, Sylvia - Jovan's mum

 
PEMBERIAN MAKAN PERTAMA PADA BATITA, KENALI PROBLEMANYA
(sumber: http://www.aplcare.com/news/aplnews/detail.asp?num=157)
 
Masa pemberian makan pertama pada anak batita (bayi di bawah usia tiga
tahun), umumnya ketika memasuki usia 6 bulan terkadang menimbulkan reaksi
penolakan.  Salah satu tandanya antara lain seperti fenomena 'gumoh' hingga
muntah.  Alhasil, Ibu pun dibuat bingung menghadapi perilaku anak di bawah
setahun yang kerap kali memuntahkan makanan yang baru saja disuapkan.  Bila
si Ibu kurang sabar dan tidak telaten, peristiwa ini terkadang membuat si
Ibu jengkel.  Kenyataannya, terdapat perbedaan antara gumoh dan memuntahkan
makanan.  Karena terjadi pada usia yang masih kecil, hingga perbedaan ini
tidak begitu terlihat, untuk itu orang tua perlu mengetahui perbedaan antara
'gumoh' dan muntah.
 
Menurut Dr. Kishore R.J. - Poliklinik Anak RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta,
fenomena 'gumoh' terjadi pada semua bayi usia di bawah setahun, begitu
setahun lewat maka kejadian ini berhenti.  Namun terkadang, menurutnya ada
pula di usia di atas 6 bulan, 'gumoh' pun sudah mulai berkurang. Kecuali
bayi-bayi di bawah 6 bulan, terutama bayi yang baru lahir.
 
"Sebenarnya, soal 'gumoh' ini tak perlu terlalu dikhawatirkan.  Hanya saja
orang tua harus tahu apa penyebabnya dan kemudian segera mengatasinya", ujar
Dr. Kishore.

 
BEDA 'GUMOH' DENGAN MUNTAH

Apa sebenarnya yang menyebabkan bayi Anda mengalami 'gumoh'?  Masih menurut
Dr. Kishore, 'gumoh' terjadi karena ada satu organ, yang berfungsi untuk
menyalurkan makanan ke lambung, berbentuk seperti cincin yang fungsinya
seperti klep, belum sepenuhnya berfungsi sempurna.  "Sehingga bila si bayi
minum, terus ditidurkan, lalu 'ngulet'... nah kemudian ada cairan yang ke
luar.  Pada saat makanan ke luar, bayi refleks untuk memuntahkan yang kita
kenal dengan istilah 'gumoh'", terangnya.  Menurutnya, beda antara muntah
dan 'gumoh' adalah jika 'gumoh' yang keluar jumlahnya sedikit-sedikit,
sedangkan muntah ke luar dengan sekuat tenaga dan disertai mual-mual.
 
Adakalanya 'gumoh' terjadi bila bayi merasa kesal karean tak bisa menelan
hingga ia pun menangis.  "Seringkali bila hal ini terjadi, pengasuh atau
orang tua malah memaksakan pemberiannya.  Misal, dengan menaruh si bayi di
posisi mendatar, lalu mencekoki makanannya.  Otomatis bayi akan
membatukkannya hingga terjadi muntah.  Peristiwa ini berbahaya sekali,
karena saat itu makanan bisa masuk ke saluran napas dan menyumbatnya hingga
berakibat fatal," ujar Kishore memperingatkan.
 
Mengomentari terjadinya 'gumoh' ini, Dr. Kishore berpesan bahwa 'gumoh'
adalah gejala alami sangat natural dan terjadi pada setiap bayi, sehingga
kita tidak bisa mencegahnya.  "Yang bisa kita cegah adalah komplikasinya,"
demikian terang Dr. Kishore.  Yang berbahaya dari 'gumoh' itu menurutnya,
seandainya bila ada air susu yang masuk ke lambung.  Di lambung itu ada asam
lambung, sehingga susu itu bercampur dengan asam lambung.  Kalau itu ke
luar, dari mulut atau dari hidung, posisi bayi segera dimiringkan atau
ditengkurapkan biar tidak tertelan masuk ke paru-paru.  Yang masuk ke
paru-paru itu yang berbahaya!
 
Untuk meminimalkan 'gumoh', Dr. Kishore menyarankan, pada saat pertengahan
pemberian minum, kalau perlu disendawakan supaya udaranya ke luar baru si
bayi minum kembali.  Tapi itu pun tidak menjamin tidak akan terjadi 'gumoh'.
'Gumoh' tidak disebabkan oleh minuman/makanan tertentu, namun untuk muntah
mungkin saja dipicu oleh makanan, misalnya ada makanan yang terlalu asam,
ada yang terkontaminasi bakteri, ada yang keracunan, semua itu bisa
menyebabkan muntah, tapi tidak 'gumoh'.
 

MAKAN DIPAKSA, PICU TRAUMA

Bila anak kerap muntah saat diberi makan, kemungkinan ada beberapa faktor
yang menyebabkannya.  Yang sering terjadi adalah feeding problem atau
problem pemberian makan.  Khusus menyoroti feeding problem ini, biasanya
terjadi dalam keluarga yang kedua orang tuanya bekerja sehingga anak diasuh
oleh baby sitternya.  Saat ke dokter dan diketahui bobot anak berkurang
akhirnya si babysitter diberi tugas untuk memperbaiki bobot anak.
 
Biasanya yang terjadi kemudian, adalah menempuh cara paksa, peristiwa tsb.
malah membuat anak trauma, "Melihat makanan saja sudah membuat anak ingin
muntah.  Wah, dijejelin lagi nih, begitu pikir anak, jadi itu salah satu
penyebabnya," tambah Kishore.
 
Selain trauma, penyebab kedua anak susah makan adalah penyakit.  Untuk yang
satu ini memang harus ditangani oleh dokter.  Kemudian yang ketiga adalah
faktor psikologi, yaitu si kecil merasa makan itu bukan urusannya.  Kondisi
ini terjadi ketika seluruh anggota keluarga menyuruh si kecil untuk makan,
bapak, ibu, kakek, nenek, om, tante, semua menyuruhnya makan, hingga si
kecil berpikir makan bukanlah urusannya.  Hal ini juga bisa membuat anak
muntah-muntah, karena punya riwayat waktu kecil ia sering dipaksa makan.
 
Seharusnya orang tua membiasakan mengajak anak duduk bersama sewaktu bapak
dan ibunya makan.  Mungkin selama acara makan berlangsung, meja makan akan
berantakan dengan ulahnya.  Kebanyakan yang terjadi adalah, orang tua
memarahi anak.  Ini bisa membuat anak trauma.
 
Asalkan anak tidak mencoba meraih sambal, lebih baik orang tua membiarkan
saja anak mengambil makanan yang mau dicobanya.  Dengan mengajaknya makan
bersama justru mengajarnya mandiri.  Cara makan bersama keluarga atau makan
bersama teman sebaya akan lebih efektif merangsang anak untuk makan
dibanding dengan cara paksa/menjejali yang membuatnya trauma, karena anak
akan berpikir makan bukanlah urusannya.

 
BERI MAKAN SECARA BERTAHAP

Dr. Kishore menyarankan untuk usia 4-6 bulan pertama, bila mungkin cukup
diberi ASI ekslusif saja tanpa pemberian makanan tambahan atau susu formula.
Tapi kalau satu dan lain hal ASI tidak bisa diberikan, maka selama 4 bulan
pertama bayi diberikan susu formula, tanpa makanan padat!
 
Setelah 4 bulan, baru mulai diperkenalkan makanan di luar susu, yang lebih
dikenal dengan makanan pendamping, karena memang belum menjadi makanan
pokok.  Hingga bayi berusia setahun, susu - baik ASI maupun bubuk - tetap
menjadi makanan pokok.  Buah dikategorikan sebagai makanan pendamping jadi
porsinya hanya untuk memperkenalkan saja.
 
Setelah 6 bulan, baru kita bisa mulai dengan bubur tim yang dapat dicampur
dengan ayam, hati ayam dan sayur.  Kemudian kita juga dapat memodifikasi
rasa di luar manis.  Kalau selama 6 bulan ia hanya kenal yang manis kecuali
buah, kita kenalkan makanan yang tidak manis.
 
Setelah setahun, baru kita harapkan balita boleh memakan bubur lembek,
makanan tidak perlu diblender lagi.  Nah setelah setahun makanan pokok bayi
bukan susu lagi, susu diberikan maksimal 3 kali.

 
FAKTOR PENYEBAB "GUMOH" DAN MUNTAH PADA BAYI REFLEKS MENELAN BELUM BAGUS

Bila karena refleks menelannya memang belum bagus, terang Kishore lebih
lanjut, ketika makanan di taruh di bagian depan lidahnya, si bayi berusaha
menelannya dengan menjulurkan lidahnya.  Namun bukannya bisa masuk, malah
makanannya jadi ke luar lagi.  Seperti halnya bayi mau belajar merangkak,
kadang jalannya bukannya maju malah mundur karena koordinasi motoriknya
belum bagus.  Sementara kalau dia mengisap ASI, tak jadi masalah, karena
puting ada di belakang lidahnya.  "Tentunya tak mungkin kita taruh makanan
di belakang lidahnya, bukan?"  Refleks menelan ini, papar Kishore, akan
membaik dengan sendirinya.  Tergantung kemampuan masing-masing bayi dalam
menelan.  Umumnya di atas usia 6 bulan.  Jika refleks menelannya belum baik
dan bayi belum bisa menelan makanan padat, ktia bisa mengatasinya dengan
mengencerkan lagi makanannya dengan cara memblender hingga mudah baginya
untuk menelan.
 
TAK KENAL DENGAN MAKANANNYA

Jika bayi tak kenal atau tak suka dengan makanannya, baik yang semi padat
ataupun padat, tentu akan ditolaknya.  "Selama ini makanan yang diterima
bayi selalu dalam bentuk cair.  Sementara kini dia mulai mendapatkan makanan
yang agak kental, semisal bubur susu, atau makanan agak padat, semisal nasi
tim.  Nah, karena tidak kenal, pasti awalnya akan ditolaknya," papar
Kishore. 

Bila demikian kejadiannya, pemberiannya harus dimundurkan dengan cara agak
diencerkan lagi.  "Jangan memaksakan bayi dengan kemauan kita karena akan
membuatnya trauma.  Bisa jadi setiap kali melihat mangkuk makanan, dia jadi
menangis karena takut dijejalkan."

 
RASANYA BERBEDA

Ada pula bayi yang menolak nasi tim karena rasanya yang berbeda.  Jangan
lupa, selama 6 bulan pertama, bayi kenalnya hanya rasa manis.  Nah, nasi tim
tak manis seperti halnya bubur susu, kan?  Jadi, ada kemungkinan dia tak
suka karena rasanya tak manis.  Kalau bayi tak suka karena tak mengenal rasa
nasi tim tsb., bisa diupayakan agar si bayi belajar mengenal rasa.  Jadi
rasanya yang harus diubah dan divariasikan.  Misal, awalnya nasi tim tsb.
diberi tambahan glukosa atau yang paling mudah adalah kecap manis, hingga
rasa nasi tim tsb. masih ada manisnya.  Semakin lama, kecapnya agak
dikurangi hingga bayi mengenal rasa nasi tim yang lain.
 
Muntah juga bisa terjadi, misal, karena bayi kekenyangan makan atau minum
ataupun karena bayi 'ngulet' hingga tekanan di perutnya tinggi, akibatnya
susunya keluar lagi.

 
GANGGUAN SFINGTER

Sementara bila karena ada gangguan di saluran cernanya, kita tahu bahwa pada
saluran pencernaan itu ada saluran makan (esophagus), yang berawal dari
tenggorokan sampai lambung, pada saluran yang menuju lambung ini ada semacam
klep atau katup yang dinamakan sfingter.  Fungsinya untuk mencegah keluarnya
kembali makanan yang sudah masuk ke lambung.
 
Umumnya sfingter pada bayi belum bagus dan akan membaik dengan sendirinya
sejalan bertambahnya usia.  Umumnya di atas usia 6 bulan.  Namun adakalanya
di usia itu pun si bayi masih mengalami gangguan.  Jadi, sifatnya sangat
bervariasi.  Tentunya kalau sfingter tidak bagus, maka makanan yang masuk ke
lambung bisa ke luar lagi.
 
Gejalanya biasanya kalau pada bayi akan lebih sering 'gumoh', terutama
sehabis disusui.  Apalagi bila ia ditidurkan dengan posisi terlentang.
Ingat, cairan selalu mencari tempat yang paling rendah, bukan? Begitu pun
bila setiap kali diberi makanan padat muntah, harus dicurigai bahwa
sfingternya tidak bagus.  Apalagi bila berat badan bayi tidak nai-naik,
misal selama 1-2 bulan.
 
Kadang ada juga sfingter dengan gangguan, yang disebut hipertropi pylorus
stenosis, yaitu adanya otot pylorus yang menebal hingga makanan akan susah
turun dari lambung ke usus, akhirnya keluar muntah.  Gejalanya, tiap kali
diberikan makanan padat akan muntah, tetapi kalau makanan cair tidak.
Selain itu, berat badannya pun sulit naik.  Jika gangguannya berat, makanan
cair pun biasanya tak bisa lewat, hingga mengganggu pertumbuhan si bayi
karena tak ada penyerapan makanan.  Jika demikan kondisinya, harus dilakukan
tindakan operasi secepatnya untuk memperbaiki klepnya hingga saluran makanan
dari lambung ke usus bisa jalan dengan lancar.
 
Namun kalau gangguannya ringan saja, misal, muntahnya jarang dan setelah
dilakukan pemeriksaan dengan rontgen atau USG ditemui hipertropi sfingter
ringan, berat badan anak tetap naik.  Umumnya jika kasusnya demikian,
tindakan operasi bisa ditunda.  Diharapkan dengan bertambahnya usia, bayi
mulai berdiri tegak hingga makanan lebih mudah turun
 

TIPS MENGHADAPI BAYI MUNTAH

Jika bayi muntah, cepat miringkan tubuhnya atau diangkat ke belakang seperti
disendawakan atau ditengkurapkan agar muntahannya tak masuk ke saluran napas
yang dapat menyumbat dan berakibat fatal.
 
Jika muntahnya ke luar lewat hidung, orang tua tak perlu khawatir.  "Ini
berarti muntahnya ke luar.  Bersihkan saja segera bekas muntahnya.  Justru
yang bahaya bila dari hidung masuk lagi terisap ke saluran napas.  Karena
bisa masuk ke paru-paru dan menyumbat jalan napas.  Jika ada muntah masuk ke
paru-paru tak bisa dilakukan tindakan apa-apa, kecuali membawanya segera ke
dokter untuk ditangani lebih lanjut".

Semoga Bermanfa'at,

Tono 
Januari 2005

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, February 02, 2005 9:02 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Gumoh


***********************
Your mail has been scanned by InterScan.
***********-***********


Dear Mom's & Dad's

Saya mo menanyakan mengenai gumoh.

Razi ( 4 bln) baru kemarin, kalu setiap tengkurap (seperti orang terjun
payung ;kaki & tangan terangkat) tidak lama kemudian keluar gumoh yang di
dahului dengan suara ;;;(maaf) .."uek..."

Apakah ini berbahaya????
Apa ada yang punya artikel mengenai ini??

Mohon pencerahannnya.

Best Regards,

Bams
PT. A V O N  Indonesia
Phone : (021)7801200 ext 4309
Fax      : (021)7800754



AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]


AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke