Dear All,
Dibawah ini merupakan ringkasan dari seminar paket ke 3 yang berjudul 
Antibiotik (AB) yang diadakan oleh Dr. Purnamawati. 


Antibiotik? Siapa Takut? 
Mungkin begitulah kira2 pikiran kebanyakan pasien Indonesia ketika diberi 
resep oleh dokternya ketika berobat...karena sudah seringnya diberi AB, 
kita langsung aja meminumnya tanpa mempertanyakan dahulu apakah benar kita 
perlu AB? Lalu kapan sih kita perlu dan kapan tidak? Summary ini membahas 
dengan singkat apa itu AB dan beberapa topik yang berhubungan..... 

Apa itu AB? 
AB ditemukan oleh Alexander Flemming pada tahun 1929 dan digunakan untuk 
membunuh bakteri secara langsung atau melemahkan bakteri sehingga kemudian 
dapat dibunuh dengan sistem kekebalan tubuh kita. AB ada yang merupakan 1. 
produk alami, 2. semi sintetik, berasal dari alam dibuat dengan beberapa 
perubahan agar lebih kuat, mengurangi efek samping atau untuk memperluas 
jenis bakteri yang dapat dibunuh, 3. full sintetik. 

Jenis AB: 
1. Narrow spectrum, berguna untuk membunuh jenis2 bakteri secara spesifik. 
Mungkin kalau di militer bisa disamakan dengan sniper, menembak 1 target 
dengan tepat. AB yang tergolong narrow spectrum adalah ampicillin dan 
amoxycilin (augmentin, surpas, bactrim, septrim). 
2. Broad spectrum, membunuh semua jenis bakteri didalam tubuh, atau bisa 
disamakan dengan bom nuklir. Dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi AB 
jenis ini, karena more toxic dan juga membunuh jenis bakteri lainnya yang 
sangat berguna untuk tubuh kita. AB yang termasuk kategori ini adalah 
cephalosporin (cefspan, cefat, keflex, velosef, duricef, etc.). 

Bakteri 
Bakteri berdasarkan sifat fisiknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu gram 
positif (+) dan gram negatif (-). Infeksi dibagian atas difragma (dada) 
umumnya disebabkan oleh bakteri gram (+) sedangkan infeksi dibagian bawah 
difragma disebabkan oleh bakteri gram (-). Biasanya, infeksi yang 
disebabkan oleh gram (+) lebih mudah dilawan. Didalam tubuh kita banyak 
sekali terdapat bakteri, bahkan salah satu kandungan ASI adalah bakteri. 
Jadi, sebenarnya, kebanyakan bakteri tidaklah "jahat". Manfaat bakteri 
diusus kita adalah: 
1. bakteri mengubah apa yang kita makan menjadi nutrisi yang dibutuhkan 
oleh tubuh. 
2. memproduksi vitamin B & K. 
3. memperbaiki sel dinding usus yang tua dan sudah rusak. 
4. merangsang gerak usus sehingga kita tidak mudah muntah (konstipasi). 
5. menghambat berkembang biaknya bakteri jahat dan secara tidak langsung 
mencegah tubuh kita agar tidak terinfeksi bakteri jahat. 

Sekarang kita tahu manfaatnya, jadi jangan lagi minum AB tanpa alasan yang 
jelas, karena hal ini akan membunuh bakteri yang baik tersebut. 

Virus 
Walaupun sesama mikro-organisme, virus ukurannya jauh lebih kecil 
dibandingkan dengan bakteri. Mereka berkembang biak dengan mengunakan sel 
tubuh kita, jadi virus akan mati bila berada diluar tubuh. Catatan 
penting: virus tidak dapat dibunuh oleh obat dan AB sama sekali tidak 
bekerja terhadap virus. Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau 
daya tahan tubuh kita, salah satunya adalah dengan demam. Demam merupakan 
bagian dari sistem daya tahan tubuh yang bermanfaat untuk membasmi virus, 
karena virus tidak tahan dengan suhu tubuh yang tinggi. Jadi apabila 
anak/anda mengalami demam, sebaiknya tidak diobati apabila suhu tubuhnya 
tidak terlalu tinggi. Untuk petunjuk lebih lanjut, buka e-mail terdahulu 
yg membahas demam. 

When AB doesn't work? 
Menurut penelitian, ada 3 kondisi yang umumnya diterapi dengan AB, yaitu 
1. Demam, 2. Radang tenggorokan, 3. Diare. Padahal, sebenarnya, penggunaan 
AB untuk kondisi diatas tidaklah tepat dan tidak berguna. Dibawah ini 
petunjuk kapan AB tidak bekerja: 
1. Colds & Flu 
2. Batuk atau bronchitis 
3. Radang tenggorokan 
4. Infeksi telinga. Tidak semua infeksi telinga membutuhkan AB. 
5. Sinusitis. Pada umumnya tidak membutuhkan AB. 

Penggunaan AB tidak pada tempatnya dan berlebihan tidak akan 
menguntungkan, bahkan merugikan dan membahayakan. 

When do we need AB?
Dibawah merupakan beberapa jenis infeksi bakteri yang umumnya terjadi dan 
membutuhkan terapi AB:
1. Infeksi saluran kemih
2. Sebagian infeksi  telinga tengah atau biasa disebut otitis media
3. Sinusitis yang berat (berlangsung lebih dari minggu, sakit kepala, 
pembengkakan di daerah wajah)
4. Radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus (umumnya menyerang 
anak berusia 7 tahun atau lebih sedangkan pada anak usia 4 tahun hanya 15% 
yang mengalami r adang tenggorokan karena kuman ini)

How do I know this is bacterial infection?
Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan 
kultur yang membutuhkan beberapa hari  untuk observasi. Contohnya apabila 
dicurigai adanya infeksi saluran kemih, lab. mengambil sample urin dan 
kemudian dikultur, setelah beberapa hari akan ketahuan bila ada infeksi 
bakteri berikut jenisnya.

Efek Negatif AB 
Dibawah adalah efek samping yang dialami pemakai apabila mengkonsumsi AB; 
1. Gangguan saluran cerna (diare, mual, muntah, mulas) merupakan efek 
samping yang paling sering terjadi. 
2. Reaksi alergi. Mulai dari yang ringan seperti ruam, gatal sampai dengan 
yang berat seperti pembengkakan bibir/kelopak mata, gangguan nafas, dll. 
3. Demam (drug fever). AB yang dapat menimbulkan demam bactrim, septrim, 
sefalsporoin & eritromisin. 
4. Gangguan darah. Beberapa AB dapat mengganggu sumsum tulang, salah 
satunya kloramfenikol. 
5. Kelainan hati. AB yang paling sering menimbulkan efek ini adalah obat 
TB seperti INH, rifampisin dan PZA (pirazinamid). 
6. Gangguan fungsi ginjal. Golongan AB yang bisa menimbulkan efek ini 
adalah aminoglycoside (garamycine, gentamycin intravena), 
Imipenem/Meropenem dan golongan Ciprofloxacin. Bagi penderita penyakit 
ginjal, harus hati2 mengkonsumsi AB. 

Pemakaian AB tidak pada tempatnya dan berlebihan (irrational) juga dapat 
menimbulkan efek negatif yang lebih luas (long term), yaitu terhadap kita 
dan lingkungan sekitar, contohnya: 
1.  Irrational use ini juga dapat membunuh kuman yang baik dan berguna 
yang ada didalam tubuh kita. Sehingga tempat yang semula ditempati oleh 
bakteri baik ini akan diisi oleh bakteri jahat atau oleh jamur. Kondisi 
ini disebut juga sebagai "superinfection". 

2. Pemberian AB yang berlebihan akan menyebabkan bakteri2 yang tidak 
terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resistance terhadap AB, 
biasa disebut SUPERBUGS. Jadi jenis bakteri yang awalnya dapat diobati 
dengan mudah dengan AB yang ringan, apabila ABnya digunakan dengan 
irrational, maka bakteri tersebut mutasi dan menjadi kebal, sehingga 
memerlukan jenis AB yang lebih kuat. 
Bayangkan apabila bakteri ini menyebar ke lingkungan sekitar. Lama 
kelamaan, apabila pemakaian AB yang irrational ini terus berlanjut, maka 
suatu saat akan tercipta kondisi dimana tidak ada lagi jenis AB yang dapat 
membunuh bakteri yang terus menerus bermutasi ini. Hal ini akan membuat 
kita kembali ke zaman sebelum AB ditemukan, dimana infeksi yang 
diakibatkan oleh bakteri ini tidak dapat diobati sehingga angka kematian 
akan drastis melonjak naik. 

Note: Semakin sering mengkonsumsi AB, semakin sering kita sakit. The less 
you consume AB, the less frequent you get sick. 

Inappropriate AB Use 
Berjuta2 resep ditulis yang mencantumkan AB untuk infeksi virus, padahal 
kita semua tahu AB tidak berguna untuk memerangi virus. Ada 3 alasan 
mengapa apparopriate use of AB ini terjadi, yaitu: 
1. Diagnostic uncertainty. 
2. Time pressure. 
3. Patient Demand."People don't want to miss work or they have a sick 
child who kept the family up all night and they're willing to try anyhing 
that might work". It's easier for the physician to give AB than to explain 
why it might be better not to use it. 

Benar, seringkali kitapun sebagai pasien juga berperan didalam AB 
irrational use ini. Sudah terbentuk persepsi didalam pasien Indonesia, 
dimana kita beranggapan bahwa kalau pulang dari kunjungan dokter itu harus 
membawa resep. Malah akan aneh kalau kita tidak pulang dengan membawa 
resep. Hal ini justru mendorong dokter untuk meresepkan AB ketika tidak 
diperlukan. Sebaiknya sikap ini sedikit demi sedikit kita hilangkan. 

How Can We Help? 
1. Rubah sikap kita ketika berkunjung ke dokter dengan menanyakan; Apa 
penyebab penyakitnya? bukan apa obatnya. 
2. Jangan sedikit2 minta dokter untuk meresepkan AB. Jangan mengkonsumsi 
AB untuk infeksi virus seperti flu/pilek, batuk atau radang tenggorokan. 
Kalau merasa tidak nyaman akibat infeksi tsb. tanya dokter bagaimana cara 
meringankan gejalanya, tetapi tidak dengan AB. 
3. Tidak mempergunakan Desinfektan dirumah, cukup dengan air dan sabun. 
Hanya diperlukan bila di rumah ada orang sakit dengan daya tahan tubuh 
rendah (pasca transplantasi, anak penyakit kronis, pemakaian steroid 
jangka panjang, dll.). 

Battle of the Bugs: Fighting AB Resistance 
Masalah bakteri yang kebal terhadap AB (AB resistance) ini telah menjadi 
masalah global dan sudah sejak beberapa dekade terakhir dunia kedokteran 
mencanangkan perang terhadap AB resistance ini. 

Ada petunjuk yang dapat dilakukan untuk perihal pemakaian AB yang 
rasional, yaitu: 
1. Kurangi pemakaian AB, jangan menggunakan AB untuk infeksi virus. 
2. Gunakan AB hanya bila benar2 diperlukan dan mulailah dengan AB yang 
ringan atau narrow spectrum. 
3. Untuk infeksi yang ringan (infeksi saluran nafas, telinga atau sinus) 
yang memang perlu AB, gunakan AB yang bekerja terhadap bakteri gram (+). 
4. Untuk infeksi kuman yang berat (infeksi dibawah diafrgma, seperti 
infeksi ginjal/saluran kemih, apendisitis, tifus, prneumonia, meningitis 
bakteri) pilih AB yang juga membunuh kuman gram (+). 
5. Hindari pemakaian lebih dari satu AB, kecuali TBC atau infeksi berat di 
rumah sakit. 
6. Hindarkan pemakaian salep AB, kecuali untuk infeksi mata. 

Rule fo Thumb 
Bila anda memperoleh terapi AB, pertanyakanlah hal2 berikut: 
1. Why do I need AB? 
2. Apa yang dilakukan AB? 
3. Apa efek sampingnya? 
4. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping? 
5. Apakah AB harus diminum pada waktu tertentu, misalnya sebelum atau 
sesudah makan? 
6. Bagaimana bila AB ini dimakan bersamaan dengan obat yang lain? 
7. Beritahu pula bila anda mempunyai alergi terhadap suatu obat atau 
makanan, dll. 

Final Message 
Sebagai konsumen kesehatan yang bertanggung jawab, sebaiknya kita juga 
berperan aktif dengan cara menggali dan mempelajari pengetahuan dasar ilmu 
kesehatan. Dengan begitu kita akan menjadi konsumen kesehatan yang smart 
and critical. So, semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan dasar ilmu 
kesehatan para pembaca. 

Tulisan ini dibuat bukan untuk menentang pemakaian AB. Sebaliknya kita 
harus mengetahui bagaimana pemakaian AB yang benar dan tepat karena justru 
AB yang irrational akan menyebabkan AB menjadi impotent atau kehilangan 
manfaatnya. Antibiotics save lives, therefore we also have to save 
Antibiotics. 

Semoga bermanfaat. 

Regards,
Gendi Jatikusumah (father of pasha & sasi)

Kirim email ke