dibawah ada sekelumit question and answer antara dokter spesialis anak dan 
orangtua 



Question 1.Antibiotik obat infeksi kuman bukan virus, Nah caranya kita tau kalo
anak kita/kita sendiri kena infeksi kuman atau virus bagaimana? apa dr-nya
sudah tau dari buku & pengalaman atau perlu test darah dulu? (biasanya dr
cenderung langsung meresepkan antibiotik, tanpa test darah atau kasi tau itu
infeksi krn apa)




Answer :> gak perlu tes darah dulu kalau untuk common problems seperti flu, 
radang tenggorokan, demam, diare, ear infection.
semuanya sudah diteliti secara intensif, melalui penelitian epidemiologi
artinya penelitian di lapangan terhadap ratusan ribu anak dengan gangguan2 yang 
"common"
oleh karena itu, kalau dibuka situs 
jelas ada panduannya kapan pakai antibiotik kapan tidak
nanti saya susulkan ya



Question 2.dokter sering bilang biasanya/kebanyakan sakit batuk-pilek dan diare 
yg diderita anak-anak itu disebabkan o/ virus. Nah apakah betul kalo saya pikir 
anak2 kita sudah cukup kuat thd serangan kuman (lha wong kebanyakan yg bikin
sakit virus koq)  atau   di lingkungan kita kumannya uda pada baik (kalo ini 
agak 'asall..')



Answer:> batuk pilek bukan kebanyakan oleh virus --- memang oleh virus, 

gak ada batuk pilek oleh kuman
silakan buka textbook kedokteran
perihal pertanyaan apakah anak kita cukup kuat thdp kuman? jawabannya:
1. lha wong kuman jahat itu hanya <2% ya otomatis banyakan penyakit yg
mengganggu kita oleh virus
2. kuman baik memang ada dimana-mana bukan cuma di indonesia



Question 3.Kalo anak kita/kita sendiri lagi terserang virus, kan pertahanan 
tubuh kita bekerja keras (koreksi kalo saya ngaco) nah kan jadi resiko 
terserang kuman jadi besar. Seandainya sampe ada kuman oportunistik yg 
menyerang kita,
lha apa ya ngga butuh antibiotik juga akhirnya?




Answer:> lalu kenapa anak malaysia kena pilek gak dikasih antibiotik kok gak 
meninggal?
kenapa anak kampung kena flu gak dapet antibiotik 

wong paceklik boro2 bawa ke dsa. 

ke puskesmas, ahhh obatnya dikit banget, 

minggu kedua tuh biasanya
tinggal vit c dan vit b complex.

kamu mesti mempercayai karunia tuhan
selama kamu tidak hiv, tidak makan steroid dosis tinggi dan untuk jangka 
panjang, bukan penderita kanker yang dapat kemoterapi, bukan penderita 
transplantasi organ, kamu diberi daya tahan yang bagus kok.
kalau kamu berpendapat seperti di atas,kalau flu mesti dapat antibiotik, maka 
db juga mesti diobatin antibiotik dong, kan enggak ya

dalam dunia kedokteran, antibiotik untuk mengobati infeksi kuman,
bukan untuk mencegah



ada sedikit kekecualian kapan antibiotik pencegahan mesti diberikan:
1. akan operasi jantung
2. akan menjalani operasi potong usus
3. operasi saluran empedu
4. anak dengan kelainan katup jantung
5. anak dapat kemoterapi

sebagai dokter anak, saya tiap hari terkespos sama infeksi 

apa saya harus makan antibiotik untuk mencegah agar tak jatiug sakit?
saya terakhir makan antibiotik tahun 1982.



 

Question 4. yg ini tidak dijawab ok, dijawab ok kwadrat : dengan adanya 
pencerahan tentang pemakaian antibiotik yg benar (dibaca;berkurang dari 
sebelumnya) apa pengusaha antibiotik ngga merasa omsetnya jadi tidak banyak, 
terus protes ke dr.Wati?(sebodo amat ya..yg penting kita sehat)

answer :> 



saya sih mikirnya lurus2 aja

1. di negara asalnya, pola pengobatan ya seperti ini, senantiasa menanamkan 
kebijakan dalam penggunaan obat (bukan hanya antibiotik). jadi mestinya ya gak 
protes apalagi pma itu terkena peraturan etika promosi obat


2. paling-paling mereka pikir, eh koq so unlike indonesia ya way of
thinkingnya hehehehe


3. atau, ahhh kan yang pake obat tak bijak jauh lebih banyak, ngapa pusing?


4. pada akhirnya mereka juga konsumen, mereka juga pasien, mereka juga
parents, mereka  juga manusia. mereka juga tahu kok bagaimana mestinya. Tak 
sedikit pasien saya anak para petinggi pabrik obat. tidak sedikit pabrik obat 
besar yang kepingin mendanai acara radio get smarter get healthier, meski 
politely rejected. artinya? mereka tahu dan mereka punya rasa.




 

Kirim email ke