From: "elangbotak" <[EMAIL PROTECTED]> 
Date: Wed Mar 30, 2005  1:02 pm 
Subject: Re: Generasi Kita Bukanlah di Tangan PRT


Pengalaman nyata yg dialami oleh rekan sahabat saya patut jadi bahan
pertimbangan para pembaca. Hal ini memang simple tapi menyangkut
generasi-generasi kita ke depan nanti.

Tommy dan Cindy(masing-masing bukanlah nama mereka yg
sebenarnya)adalah sepasang suami istri yg baru mempunyai si buah hati
yg mungil dan lucu berusia sekitar 9 bulanan begitulah kira-kira.
Kedua-duanya seorang pekerja di prush yg sama dan dulunya mereka
berkenalan dan menemukan perjodohan di prush tsb. Mereka berdomisili
di kota Jakarta dan tinggal di perumahan yg cukup mewah, tentu saja
mereka peroleh dari the best company yg ada di Indonesia yg
menyediakan fasilitas-fasilitas yg memuaskan bagi para employer
apalagi bagi yg punya jabatan hebat di prush itu.

Mereka berdua meng-hire seorang baby sitter yg merangkap membantu RT
mereka. Dari segi ekonomi sebenarnya mereka sanggup meng-hire baby
sitter khusus, PRT khusus dan seorang gardener. Namun karena
kalkulasinya terlalu ngirit semuanya pekerjaan RT hampir dirangkap si
Mira(begitulah kira-kira nama sang pembantu tsb maaf tanpa bermaksud
menyinggung perasaan yg lain).

Mungkin karena lelah dan gaji yg tidak balance dengan apa yg
ditanggung oleh si Mira maka sering terjadilah hal-hal yg tidak
menyenangkan ini.

Kebiasaan si Mira rupanya punya koneksi dengan para gelandangan yg
sering mejeng meminta-minta di lampu-lampu merah kota tsb. Atau
mungkin dulunya sang agen mengambil para pembamtu dari kalangan ini.
Hubungan si Mira dan si Minah(nama gelandangan itu) samakin
lancar-lancar saja karena sang majikan pun belum mengetahuinya saat 
itu.

Suatu saat entah kenapa si Tommy dan Cindy lekas pulang dari
kantornya. Tiba-tiba di perempatan lampu merah tentu saja mobil yg di
kendarai eleh pasangan yg bahagia ini berhenti oleh rambu-rambu jalan
itu. Tiba-tiba yg namanya sang ibu yg nalurinya lebih tajam dari sang
bapak dikejutkan oleh suatu hal yg membutanya agak shock. Dari balik
kaca mobil yg agak gelap ala reben BMW itu dia lihat kok gelandangan
wanita itu memangku seseorang yg mirip sekali dengan buan hatinya.
Kebetulan rambu2 merah itu agak lama, maka sempatlah lama dan puas
sekali dia memandangin si buah hatinya yg wajahnya agak dicoreng
moreng agar kelihatan lebih dekil sedikit. Dia tidak buka kaca mobil
dan tidak langsung turun dan tidak beritahu pada suaminya yg pada saat
itu mungkin sedang mengalihkan pandangan yg lain.

Sesampainya di rumah dia sengaja tidak langsung tanya pada si Mira.

Ditariknya suaminya ke kamar mereka yg saat itu memang master bad room
berada di lantai ke 2 karna rumah tsb dalam bentuk two story,
sementara kamar baby di lantai pertama berseberangan dengan kamar si
Mira utk memudahkan si Mira bergerak kesana kemari kalau ada apa-apa.

Cindy pada saat itu berusaha menunjukkan wajah yg setenang mungkin thd
Mira. Dia masih sempat pura-pura bertanya pada Mira apakah si baby
mungil itu sedang tidur jadi dia seolah-olah tak perlu mengganggunya
utk sementara atau mengecek ke kamar si baby, padahal nun jauh di hati
Cindy kalau dia begitu GERRRAMMM SEKALI dan ingin MENAMPAR, MENUNJANG,
MENJAMBAK, MENG-INJEK-INJEK dan MENGUSIR si Mira PRTnya itu.

Wajah si Mira yg pada awalnya agak shock menyambut kedua pasangan
suami istri yg datangnya 1 jam lebih cepat dari yg biasanya tsb kini
kilihatan agak aman setelah melihat Cindy dan Tommy beranjak menuju
kemar mereka yg di lantai atas.

Cindy menceritakan pada sang suami akan apa yg dia lihat dan dia
curigakan.Tentu saja yg namanya lelaki ingin langsung menubruk ke
kamar sang baby ingin membuktikan dengan segera.
Cindy memaksa dan membujuk sang suami dan menerangkan dengan kepala
dingin. Bila seandainya dia turun di perempatan lampu merah dan
merebut buah hatinya itu, sudah barang tentu sang gelandangan akan
membela hak nya. Orang lain tak akan semudah itu mempercayainya, hal
ini bisa menjadi umpan balik padanya, malah dia yg bisa di borgol tuk
sementara sebelum proses pengadilan dan test DNA dilanjudkan. Dalam
hal ini prosesnya akan memakan waktu yg panjang.

Bila dia langsung marah pada Mira dan melihat ke kamar si baby dan
melihat ternyata si baby tak ada di dalam kamar dia pikir bisa saja si
Mira berbohong mungkin ada penculik yg masuk nyelonong dari pagar
rumah tsb ketika si Mira sedang melakukan pekerjaan yg lain-lain. Bisa
saja si Mira membuat strategi yg lain-lain jauh sebelumnya apa bila
terjadi hal-hal manakala si Cindy dan Tommy datang pada saat yg
mendadak. Hal itulah yg menerangkan dalam benak Cindy yg sebenarnya
sedang kalang kabut.

Tommy berusaha menenangkan pikirannya yg turut kacau dan hampir tak
percaya itu. Cindy mengamarkan pada sang suami bahwa lebih baik kita
tunggu kira-kira satu jam lagi sambil mengintip perlahan-lahan dan
berjaga-jaga dari balik gorden kamar lantai atas tsb tuk memandang ke
pekarangan depan di balik gerbang pagar besi sambil berharap munkin
dari arah pintu gerbang pagar besi itu sang gelandangan akan mengantar
anaknya kembali tepat sebelum jam-jam sang majikan pulang.
Kelihatan-nya schedule memang sudah diatur sedemikian rupa dan hal ini
mungkin sudah sering dilakukan, begitulah kira-kira dalam benak Cindy.

Analisa dan logika Cindy memang benar-benar tidak meleset. Kira-kira
sekitar satu jam memang sang gelandangan mengantar sang buah hatinya.

Mira sambil tergesa-gesa dan memberi isyarat pada gelandangan tsb
kalau sang majikan datang lebih awal dari yg biasanya sambil
menunjuk-nunjuk ke arah jendela kamar atas sang majikan yg keduanya
tidak menyadari kalau pasangan suami istri tsb sedang mengamati dan
sudah tidak kuat menahan GERRRAMM sambil menggigit bibir meraka
masing-masing. Sang gelandangang kabur secepatnya sambil memberikan
sebahagian hasil minta-mintanya pada Mira, karna rupanya anak itu
memang sudah sering di boking sang gelandangan sebagai variasi dalam
menambah iba bagi para pemberi sedekah yg lalu lalang di lokasi itu.

Mira pikir dia akan aman dan menarik nafas sembari mau membersihkan si
baby mungil itu, tapi tiba-tiba apa yg terjadi? Dunia berguncang,
bumipun bergetar pada saat tamparan demi tamparan, jambakan demi
jambakan dan hampir-hampir saja kedua pasang suami istri naik pitam
dan membunuhnya. Sampai akhirnya di ketahui para tetangga yg
berdatangan dan akhirnya melerai peristiwa itu dan menyelesaikan
dengan kepala dingin pula. Mira minta maaf sambil menyembah-nyembah
kaki sang majikan karna dia yakin kalau dia tdk akan pernah kerja lagi
di rumah itu. Bagi dia itu tak masalah, tapi yg dia takutin adalah
PENJARA dimana dia akan segera di-kurung disana. Singkat cerita yg
namanya Mira tetap menjalani kurungan penjara itu.

Dengan adanya trauma yg dasyat itu Cindy dan Tommy berjanji tidak mau
jauh dari sang buah hatinya. Kini Cindy dengan ikhlas mengorbankan
jabatannya utk merawat si mungil sendiri dan urusan yg lain-lain
meraka meng-hire PRT yg tentunya sudah lebih diseleksi.

Begitulah kejadian yg disampaikan oleh sahabatku yg saat itu buru-buru
pulang ke Bandung membawa anak-anaknya karena kejadian rekan
sekerjanya sahabatku ini pindah ke Bandung dan tinggal kembali bersama
mertua yg kebetulan memang cukup baik dalam membantu mendidik
anak-anak sahabatku yg masih kecil itu.

Di abad mordern ini banyak kaum wanita merasa malu kalau mereka
statusnya sebagai ibu rumah tangga, bahkan banyak para suamipun
mengharapkan kalau para istri turut berperan menjadi TOTAL FOOT BALL
dalam menambah penghasilan rumah tangga. Wanita yg tradisionil sangat
langka pada masa kini.

Pendidikan utk generasi mendatang berfokus dalam rumah tangga.
Wanita,istri sebenarnya berperan aktif sebagai ujung tombak pendidikan
dalam rumah tangga apa lagi dalam mendukung karier suami. Istri bisa
saja berpendidikan tinggi, namun apabila sang buah hatinya lahir
relakan waktumu, sentuhanmu, emosimu tuk memelihara sang buah hatimu.
Waktu yg dibutuhkan memang tidak lama, 7 tahun sampai dia mulai
memasuki SD, kalau boleh ambil keluarga terdekat adik atau sepupuh yg
dipercaya utk menemani sang bocah pabila si ibu sudah tidak tahan
meneruskan keriernya kembali di kantoran.

Tapi banyak orang-orang sekarang menyuruh ibu(nenek
kakeknya)memelihara bayi-bayi meraka. Wah...sudah orang tua
capek-capek, melahirkan, mengurus atau mendidik kita namun mereka
tidak pernah pensiun dalam hal ini. Memang hal sperti ini better than
nothing, tapi sepertinya dijaman modern ini ada tempat penitipan
bayi-bayi tuk wanita-wanita yg berperan sebagai TOTAL FOOT BALL yg
jelas ini pun tidak menjamin seratus persen. Dari hasil riset yg kami
peroleh bahwa anak-anak yg dititip seperti ini menjadi hyper aktif dan
over dosis dalam pergaulan.

TOTAL FOOT BALL bisa membuat gawang kebobolan. Bila sang ibu cenderung
seperti itu contoh hasil pengalaman sahabat kami bisa terjadi,
kecenderungan anak-anak yg suka membuat RETORICAL QUESTIONS yg
harusnya thd orang tuanya kini dijawab sang PRT atau orang lain yg
kita titip. Hal ini bukan saja mengancam masa kecilnya namun sekaligus
menghancurkan masa depannya dan gawang keluargapun KEBOBOLAN, generasi
mendatang pun pudar.

Camkanlah ini.


Penulis pernah bekerja sama dalam bidang pendidikan anak-anak kecil
pada saat di Indonesia dan di US pernah bergabung dengan
AARC(Assocasion Asian Resource Centre)






                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Better first dates. More second dates. Yahoo! Personals 

Kirim email ke