http://cyberwoman.cbn.net.id/konsulchild2.asp?nomoract=529
Sesak napas karena batuk
Friday, 1 Apr 2005
Wina --- Jakarta
Yth. dr. Wati,

Dok, saya memiliki 3 orang anak, masing-masing 7th (25 kg), 6th (22 kg) dan 
2.5th(18kg). Karena kami (suami & istri) dari pihak keluarga memiliki riwayat 
alergi, dengan pasrah menerima 3 anak kami ada bakat alergi juga.

Yang menjadi masalah sekarang, dengan dimulainya musim hujan (udara agak 
dingin), alergi anak-anak saya sering kumat, berupa batuk sampai sesak pada 
waktu malam atau menjelang pagi. Saya sudah pergi ke dsa (dsa yg berbeda dgn yg 
saya sebutkan diatas) dan diberi obat (utk anak pertama dan kedua) sbb : 
salbutamol 1.2 ml, ambroxol 12 ml.

Sedangkan untk anak yg terakhir di beri salbutamol 0.8, ambroxol 8 dan medixon 
1.5.

Untuk anak 1 & 2 tidak ada masalah. Untuk anak 3, setelah obat habis, beberapa 
lama batuk kembali, kami kembali ke dsa tsb, dan masih diberi obat yg sama, 
kata dokter tsb tidak apa-apa cuma alergi ringan saja, karena memang anak ke-3 
ini, kalau siang tidak terdengar batuk (kecuali kalau anak nangis, pasti ada 
batuknya) tetapi kalau malam agak sesak (ac/fan off -sejak anak-anak sering 
kambuh, penggunaan fan/ac praktis dihentikan).

Akhirnya untuk anak ke-3 kami putuskan konsultasi ke dokter spesialis alergi 
dan asma di klinik yg cukup terkenal reputasinya utk penyakit asma dan alergi. 
Oleh dokter spesialis tersebut divonis radang paru-paru, dan diberi obat :

claneksi F syrup (3x1) 
celestamin syrup (2x1)
lasal exp syrup (3x1/2)
Racikan : aminophilin 2gr, codein 75, ephedrin 75, syrup thymin 20ml dan potio 
alba 200ml

Oya anak juga ada disuntik (katanya untuk menghilangkan sesak, jenis obat saya 
kurang jelas - dan memang sesaknya berkurang banyak)

Setelah makan untuk 3 hari, diminta untuk kembali control.
Pada saat kontrol, dosis pemberian obat diubah :

claneksi harus dihabiskan. celestamin menjadi 1x1 (selama 3 hari) dan 1x1/2 
(untuk 3 hari selanjutnya) setelah itu pemberian obat dihentikan
lasal dan racikan diberikan kalau ada batuk (sesuai kebutuhan)

Sekarang sedang menjalani 3 hari yang pertama (dosis celestamin 1x1) sesak anak 
berkurang, batuk terdengar hanya sewaktu pagi (baru bangun tidur).

Yg menjadi pertanyaan :

  1.. Apakah sudah tepat kalau setiap gejala muncul, saya berikan obat 
salbutamol dan ambroxol tsb ? Gejala yang bagaimana yang menunjukkan bahwa 
akibat alergi yg muncul tsb sudah menjadi agak serius, mengingat saat serangan 
alergi tsb maka daya tahan tubuh anak menjadi rentan? Ada saran lain misalnya 
resep yang lebih baik (menurut dokter) bisa kami berikan sewaktu2 kalau sedang 
kambuh?

  2.. Kapan/kondisi bagaimana diperlukan inhalasi dan dosisnya ? berapa kali 
dalam sehari? amankah (untuk jangka panjang) jenis obat inhalasi yg diberikan 
tsb?

  3.. Komentar dokter untuk pengobatan anak saya yg ke-3?

  4.. Saya pernah dengar ada obat yang mengontrol asma seperti serenetide (obat 
semprot) apakah perlu/bisa membantu ?

  5.. Apakah aman/tepat memberikan ventolin (semprot) apabila anak 
sesak/gelisah pada tengah malam)?

  6.. Dokter pernah mendengar imunoterapi ? Anak saya yang 1& 2 disarankan 
untuk mengikuti imunoterapi oleh dr. spesialis alergi tsb yg kata dokter 
spesialis tsb bisa menekan kambuhnya asma 80% s/d sembuh total?


Maaf kalau saya menulis agak panjang, dimana menyita waktu dokter lebih banyak. 
Advis dari dokter sangat kami harapkan.

Terima kasih sebelumnya.

Salam,
Wina

Jawaban:
Dear Wina,
Thanks ya atas emailmu. Mudah-mudahan jawaban saya yang panjang juga cukup 
jelas ya Win. Saya menjawab agak panjang agar kamu bisa menentukan apa yang 
terbaik bagi anakmu dan kamu bisa memahami bagaimana menangani anak-anakmu.

Alergi memang bisa merepotkan di lain pihak, kita bisa kok hidup "tenang" meski 
memiliki bakat alergi dan ... mudah-mudahan bakat alerginya bisa kita kontrol 
jadi si kecil bisa mengembangkan bakat-bakatnya yang lain.

Wina, sepertinya dsamu mendiagnosis ke-3 anakmu ... mengalami asma, jadi saya 
asumsikan si kecil batuk-batuk sampai sesak, napasnya berbunyi ngik-ngik bila 
sesak dan serangan sesaknya terutama saat malam hari atau dini hari atau bila 
si kecil terserang flu atau common colds (tolong koreksi bila saya salah, ya..)

Asma adalah proses peradangan kronik di saluran pernapasan, kemudian saluran 
napas ini akan menjadi "sangat sensitif" bila penderita asma terpapar dengan 
zat-zat pencetus alergi. Syukurlah, walaupun dari definisinya terlihat asma 
seperti penyakit yang tidak ada habis-habisnya, ternyata asma bisa dikontrol 
sehingga bila asma terkontrol baik, anak hanya perlu mengkonsumsi sedikit obat 
atau bahkan tidak perlu mengkonsumsi obat sama sekali.

Mungkin Wina sudah banyak tahu juga ya, tentang hal-hal yang harus kita tahu 
bila anak kita menderita asma, tapi mungkin tidak ada salahnya kalau kita lihat 
lagi. Hal-hal yang penting itu adalah:

Kita tahu faktor-faktor risiko yang bisa menimbulkan serangan asma sehingga 
kemudian kita dapat menghindarinya. Oleh karena itu, kunci pengendalian asma 
adalah HINDARI, HINDARI DAN HINDARI ... namun demikian, kalau pencetusnya 
infeksi virus seperti yang saya sebut di atas tentunya itu sih tidak bisa 
terhindari apalagi kamu punya 3 batita ... si kakak bulak balik membawa virus 
dari sekolah. Di lain pihak, kamu tidak perlu cemas karena ini merupakan 
mekanisme alamiah tubuh untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. 

Faktor-faktor resiko tersering dan cara menghindarinya 
Faktor Resiko & Tindakan 
Kutu debu rumah
Cuci seprai dan selimut dengan air panas seminggu sekali dan keringkan di panas 
matahari. Jangan gunakan karpet terutama di kamar tidur

Asap rokok
Jauhi asap rokok. Seluruh penghuni rumah jangan ada yang merokok

Alergen dari hewan yang berbulu
Jauhkan hewan yang berbulu dari rumah, atau setidak-tidaknya dari kamar tidur

Alergen kecoa
Bersihkan rumah dengan seksama. Semprot rumah dengan pestisida tapi pastikan 
bahwa anak tidak ada di rumah saat penyemprotan

Serbuk sari (polen) à biasanya di negara 4 musim saat musim semi
Tutup jendela dan pintu rapat-rapat saat musim serbuk sari

Jamur di dalam rumah
Kurangi kelembaban dalam rumah. Bersihkan pojok-pojok rumah yang lembab dengan 
seksama

Aktivitas fisik
Tapi JANGAN HINDARI AKTIVITAS FISIK. Serangan asma dapat dihindari dengan 
menggunakan obat tertentu sebelum atau sesudah aktivitas fisik yang berat. 

Obat-obatan
Jangan gunakan obat-obat penghambat reseptor beta (mis: propanolol), aspirin, 
atau obat anti inflamasi non steroid (misal: parasetamol, asam mefenamat, 
ibuprofen) bila obat-obatan ini menyebabkan serangan asma.

Dikutip dari GINA Pocket Guide for Asthma Management and Prevention in Children 
www.ginasthma.org

Gunakan obat-obatan dengan benar. Kita harus tahu kapan kita harus menggunakan 
obat-obat asma untuk anak-anak kita. Ada 2 kelompok obat yang penting untuk 
menangani asma. Yang pertama adalah controller dan kedua adalah reliever. 
Obat-obat controller digunakan setiap hari untuk mengontrol gejala, memperbaiki 
fungsi paru, dan mencegah serangan. 

Yang termasuk kelompok obat ini adalah antara lain: budesonide, triamsinolon, 
salbutamol, fluticasone, dll. Obat-obat reliever digunakan untuk meredakan 
gejala saat serangan seperti batuk, mengi, dan sesak. Biasanya kita lebih 
memilih obat-obat inhalasi karena efek sampingnya yang rendah. Dosis 
pemakaiannya, tergantung jenis inhalernya, jenis obatnya, dan berat badan anak. 
Kalau Wina mau baca yang sangat lengkap bisa buka di www.ginasthma.org. Tidak 
semua jenis asma perlu menggunakan kedua kelompok obat ini. Tergantung 
seringnya serangan asma yang dialami oleh anak.

Tipe asma:
Intermiten 
Gejala pada siang hari:
< 1 x/minggu Fungsi paru di antara serangan satu dan yang lainnya normal
Gejala pada malam hari:
<2 x/bulan 
Controller:
Tidak perlu

Tipe asma:
Persisten Ringan
Gejala pada siang hari:
> 1x/minggu tapi < 1x/hariserangan dapat mempengaruhi aktivitas
Gejala pada malam hari:
> 2x/bulan
Controller:
Perlu dengan inhalasi dosis rendah golongan glukokortikosteroid

Tipe asma:
Persisten sedang
Gejala pada siang hari:
Setiap hariSerangan mempengaruhi aktivitas
Gejala pada malam hari:
> 1 x/minggu
Controller:
Perlu dengan inhalasi dosis rendah - sedang. Digunakan kombinasi 2 obat pada 
anak di atas 5 tahun

Tipe asma:
Persisten berat
Gejala pada siang hari:
Terus menerus
Gejala pada malam hari:
Sering
Controller:
Perlu dengan inhalasi dosis tinggi. Digunakan kombinasi obat

ikutip dari GINA Pocket Guide for Asthma Management and Prevention in Children 
www.ginasthma.org

MENURUT PENDAPAT SAYA ... ANAKMU TIDAK TERGOLONG ASMA BERAT 

Kita harus mengenali gejala serangan asma yang perlu penanganan medis lebih 
lanjut, yaitu 
Serangan asma yang berat

  a.. Anak sulit bernapas, bernapas sambil bertumpu ke depan, bicara hanya 
sepatah-sepatah kata, anak yang masih bayi akan berhenti menyusui, tampak lemah 
dan mengantuk, denyut nadi lambat, dan napas terlihat cepat

  b.. Mengi yang keras atau tidak ada sama sekali

  c.. Denyut nadi lebih dari 120x/menit (atau >160x/menit pada bayi)

  d.. Anak tampak lemah


Pengobatan awal dengan bronkodilator (mis: salbutamol) tidak memberikan respon 
yang adekuat dan gejala menetap selama 3 jam. 
Tidak ada perbaikan antara 2-6 jama setelah konsumsi glukokortikosteroid 
(prednison, metilprednisolon)

Obat-obat yang tidak perlu digunakan saat serangan asma adalah:

  a.. Sedatif atau yang oleh awam sering disebut sebagai obat tidur (misalnya: 
diazepam; luminal, atau ctm yang menimbulkan efek samping sedatif).

  b.. Obat-obat mukolitik (misalnya ambroksol, bromheksin) karena dapat 
memperparah batuk.

  c.. Antibiotik; tidak meredakan serangan. Diindikasikan untuk pasien dengan 
pneumonia (radang paru-paru) dan infeksi bakteri lain, misalnya sinusitis. Si 
bungsu waktu itu gejalanya apa ya, Win? Biasanya radang paru-paru disertai 
demam yang tinggi, anak tampak gelisah atau lemah, serta sesak

Nah, ternyata jawaban saya lebih panjang lagi.. Semoga bisa membantu, ya...

Peluk cium untuk ketiga anakmu

wati

Kirim email ke