Moms, dari Milis sebelah, maaf kalau sudah pernah diposting , tapi tidak ada salahnya untuk dibaca ulang kembali agar kita bisa berjaga jaga. ----- Original Message ----- From: "Rudy Martanto" <[EMAIL PROTECTED]> To: <Undisclosed-Recipient:;> Sent: Wednesday, April 27, 2005 2:37 AM Subject: Fw: Generasi Kita Bukanlah di Tangan PRT
> > > Generasi Kita Bukanlah di Tangan PRT > > Pengalaman nyata yang dialami oleh rekan sahabat saya patut jadi bahan > pertimbangan para pembaca. Hal ini memang simple tapi menyangkut > generasi-generasi kita ke depan nanti. > > Tommy dan Cindy (masing-masing bukanlah nama mereka yang > sebenarnya)adalah > sepasang suami istri yang baru mempunyai si buah hati yang mungil dan > lucu > berusia sekitar 9 bulanan begitulah kira-kira. Kedua-duanya seorang > pekerja > di perusahaan yang sama dan dulunya mereka berkenalan dan menemukan > perjodohan di perusahaan tersebut. Mereka berdomisili di kota Jakarta > dan > tinggal di perumahan yang cukup mewah, tentu saja mereka peroleh dari > the > best company yang ada di Indonesia yang menyediakan fasilitas-fasilitas > yang memuaskan bagi para employer apalagi bagi yang punya jabatan hebat > di > perusahaan itu. > > Mereka berdua meng-hire seorang baby sitter yang merangkap membantu RT > mereka. Dari segi ekonomi sebenarnya mereka sanggup meng-hire baby > sitter > khusus, PRT khusus dan seorang gardener. Namun karena kalkulasinya > terlalu > ngirit semuanya pekerjaan RT hampir dirangkap si Mira(begitulah > kira-kira > nama sang pembantu tersebut maaf tanpa bermaksud menyinggung perasaan > yang > lain). > > Mungkin karena lelah dan gaji yang tidak balance dengan apa yang > ditanggung oleh si Mira maka sering terjadilah hal-hal yang tidak > menyenangkan ini. > > Kebiasaan si Mira rupanya punya koneksi dengan para gelandangan yang > sering mejeng meminta-minta di lampu-lampu merah kota tersebut. Atau > mungkin dulunya sang agen mengambil para pembantu dari kalangan ini. > Hubungan si Mira dan si Minah(nama gelandangan itu) samakin > lancar-lancar > saja karena sang majikan pun belum mengetahuinya saat itu. > > Suatu saat entah kenapa si Tommy dan Cindy lekas pulang dari kantornya. > > Tiba-tiba di perempatan lampu merah tentu saja mobil yang di kendarai > eleh > pasangan yang bahagia ini berhenti oleh rambu-rambu jalan itu. > Tiba-tiba > yang namanya sang ibu yang nalurinya lebih tajam dari sang bapak > dikejuntukan oleh suatu hal yang membutanya agak shock. Dari balik kaca > mobil yang agak gelap ala reben BMW itu dia lihat kok gelandangan wanita > itu memangku seseorang yang mirip sekali dengan buan hatinya. Kebetulan > rambu-rambu merah itu agak lama, maka sempatlah lama dan puas sekali dia > memandangin si buah hatinya yang wajahnya agak dicoreng moreng agar > kelihatan lebih dekil sedikit. Dia tidak buka kaca mobil dan tidak > langsung > turun dan tidak beritahu pada suaminya yang pada saat itu mungkin sedang > mengalihkan pandangan yang lain. > > Sesampainya di rumah dia sengaja tidak langsung tanya pada si Mira. > Ditariknya suaminya ke kamar mereka yang saat itu memang master bad > room > berada di lantai ke 2 karna rumah tersebut dalam bentuk two story, > sementara kamar baby di lantai pertama berseberangan dengan kamar si > Mira > untuk memudahkan si Mira bergerak kesana kemari kalau ada apa-apa. > > Cindy pada saat itu berusaha menunjukkan wajah yang setenang mungkin > thd > Mira. Dia masih sempat pura-pura bertanya pada Mira apakah si baby > mungil > itu sedang tidur jadi dia seolah-olah tak perlu mengganggunya untuk > sementara atau mengecek ke kamar si baby, padahal nun jauh di hati Cindy > kalau dia begitu GERRRAMMM SEKALI dan ingin MENAMPAR, MENUNJANG, > MENJAMBAK, > MENG-INJEK-INJEK dan MENGUSIR si Mira PRTnya itu. > > Wajah si Mira yang pada awalnya agak shock menyambut kedua pasangan > suami > istri yang datangnya 1 jam lebih cepat dari yang biasanya tersebut kini > kilihatan agak aman setelah melihat Cindy dan Tommy beranjak menuju > kemar > mereka yang di lantai atas. > > Cindy menceritakan pada sang suami akan apa yang dia lihat dan dia > curigakan.Tentu saja yang namanya lelaki ingin langsung menubruk ke > kamar > sang baby ingin membuktikan dengan segera. Cindy memaksa dan membujuk > sang > suami dan menerangkan dengan kepala dingin. Bila seandainya dia turun di > perempatan lampu merah dan merebut buah hatinya itu, sudah barang tentu > sang gelandangan akan membela hak nya. Orang lain tak akan semudah itu > mempercayainya, hal ini bisa menjadi umpan balik padanya, malah dia yang > bisa di borgol tuk sementara sebelum proses pengadilan dan test DNA > dilanjudkan. Dalam hal ini prosesnya akan memakan waktu yang panjang. > > Bila dia langsung marah pada Mira dan melihat ke kamar si baby dan > melihat > ternyata si baby tak ada di dalam kamar dia pikir bisa saja si Mira > berbohong mungkin ada penculik yang masuk nyelonong dari pagar rumah > tersebut ketika si Mira sedang melakukan pekerjaan yang lain-lain. > Bisa saja si Mira membuat strategi yang lain-lain jauh sebelumnya apa > bila > terjadi hal-hal manakala si Cindy dan Tommy datang pada saat yang > mendadak. > Hal > itulah yang menerangkan dalam benak Cindy yang sebenarnya sedang kalang > kabut. > > Tommy berusaha menenangkan pikirannya yang turut kacau dan hampir tak > percaya itu. Cindy mengamarkan pada sang suami bahwa lebih baik kita > tunggu > kira-kira satu jam lagi sambil mengintip perlahan-lahan dan berjaga-jaga > dari balik gorden kamar lantai atas tersebut tuk memandang ke pekarangan > depan di balik gerbang pagar besi sambil berharap munkin dari arah pintu > gerbang pagar besi itu sang gelandangan akan mengantar anaknya kembali > tepat sebelum jam-jam sang majikan pulang. Kelihatan-nya schedule > memang > sudah diatur sedemikian rupa dan hal ini mungkin sudah sering > dilakukan, > begitulah kira-kira dalam benak Cindy. > > Analisa dan logika Cindy memang benar-benar tidak meleset. Kira-kira > sekitar satu jam memang sang gelandangan mengantar sang buah hatinya. > > Mira sambil tergesa-gesa dan memberi isyarat pada gelandangan tersebut > kalau sang majikan datang lebih awal dari yang biasanya sambil > menunjuk-nunjuk ke arah jendela kamar atas sang majikan yang keduanya > tidak menyadari kalau pasangan suami istri tersebut sedang mengamati > dan > sudah tidak kuat menahan GERRRAMM sambil menggigit bibir meraka > masing-masing. Sang gelandangang kabur secepatnya sambil memberikan > sebahagian hasil minta-mintanya pada Mira, karna rupanya anak itu > memang > sudah sering di boking sang gelandangan sebagai variasi dalam menambah > iba > bagi para pemberi sedekah yang lalu lalang di lokasi itu. > > Mira pikir dia akan aman dan menarik nafas sembari mau membersihkan si > baby mungil itu, tapi tiba-tiba apa yang terjadi? Dunia berguncang, > bumipun > bergetar pada saat tamparan demi tamparan, jambakan demi jambakan dan > hampir-hampir saja kedua pasang suami istri naik pitam dan membunuhnya. > Sampai akhirnya di ketahui para tetangga yang berdatangan dan akhirnya > melerai peristiwa itu dan menyelesaikan dengan kepala dingin pula. > Mira > minta maaf sambil menyembah-nyembah kaki sang majikan karna dia yakin > kalau dia tidak akan pernah kerja lagi di rumah itu. Bagi dia itu tak > masalah, tapi yang dia takutin adalah PENJARA dimana dia akan segera > di-kurung disana. Singkat cerita yang namanya Mira tetap menjalani > kurungan > penjara itu. > > Dengan adanya trauma yang dasyat itu Cindy dan Tommy berjanji tidak mau > jauh dari sang buah hatinya. Kini Cindy dengan ikhlas mengorbankan > jabatannya untuk merawat si mungil sendiri dan urusan yang lain-lain > meraka > meng-hire PRT yang tentunya sudah lebih diseleksi. > > Begitulah kejadian yang disampaikan oleh sahabatku yang saat itu > buru-buru > pulang ke Bandung membawa anak-anaknya karena kejadian rekan sekerjanya > sahabatku ini pindah ke Bandung dan tinggal kembali bersama mertua yang > kebetulan memang cukup baik dalam membantu mendidik anak-anak sahabatku > yang masih kecil itu. > > Di abad mordern ini banyak kaum wanita merasa malu kalau mereka > statusnya > sebagai ibu rumah tangga, bahkan banyak para suamipun mengharapkan kalau > para istri turut berperan menjadi TOTAL FOOT BALL dalam menambah > penghasilan rumah tangga. Wanita yang tradisionil sangat langka pada > masa > kini. > > Pendidikan untuk generasi mendatang berfokus dalam rumah tangga. > > Wanita,istri sebenarnya berperan aktif sebagai ujung tombak pendidikan > dalam rumah tangga apa lagi dalam mendukung karier suami. Istri bisa > saja > berpendidikan tinggi, namun apabila sang buah hatinya lahir relakan > waktumu, sentuhanmu, emosimu tuk memelihara sang buah hatimu. Waktu > yang > dibutuhkan memang tidak lama, 7 tahun sampai dia mulai memasuki SD, > kalau > boleh ambil keluarga terdekat adik atau sepupuh yang dipercaya untuk > menemani sang bocah pabila si ibu sudah tidak tahan meneruskan > keriernya > kembali di kantoran. > > Tapi banyak orang-orang sekarang menyuruh ibu(nenek kakeknya)memelihara > bayi-bayi meraka. Wah...sudah orang tua capek-capek, melahirkan, > mengurus > atau mendidik kita namun mereka tidak pernah pensiun dalam hal ini. > Memang > hal sperti ini better than nothing, tapi sepertinya dijaman modern ini > ada > tempat penitipan bayi-bayi tuk wanita-wanita yang berperan sebagai TOTAL > FOOT BALL yang jelas ini pun tidak menjamin seratus persen. > > Dari hasil riset yang kami peroleh bahwa anak-anak yang dititip seperti > ini menjadi hyper aktif dan over dosis dalam pergaulan. > > TOTAL FOOT BALL bisa membuat gawang kebobolan. Bila sang ibu cenderung > seperti itu contoh hasil pengalaman sahabat kami bisa terjadi, > kecenderungan anak-anak yang suka membuat RETORICAL QUESTIONS yang > harusnya > thd orang tuanya kini dijawab sang PRT atau orang lain yang kita titip. > Hal > ini bukan saja mengancam masa kecilnya namun sekaligus menghancurkan > masa > depannya dan gawang keluargapun KEBOBOLAN, generasi mendatang pun > pudar. > > Camkanlah ini. > > Penulis pernah bekerja sama dalam bidang pendidikan anak-anak kecil > pada > saat di Indonesia dan di US pernah bergabung dengan AARC(Assocasion > Asian > Resource Centre) > > >