Kisah cinta ini bermula saat seorang mahasiswa kimia asal Vietnam pergi ke
Korea Utara pada 1971 untuk belajar. Mahasiswa muda itu, Pham Ngoc Canh,
jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang wanita yang sekilas
dilihatnya melewati pintu laboratorium di Hamhung, tak jauh dari Pyongyang.

Pham pun nekat menemui Ri Young-Hui. Mereka lalu bertukar hadiah, Pham
memberi foto dan Ri memberikan alamat yang ditulis di sobekan kertas.

Mereka bertemu diam-diam dan berpisah diam-diam. Pham memberitahu ibu Ri
agar memaksa putrinya menikah dengan pria lain saja karena mereka berdua
tidak mungkin dipertemukan. Rezim Korea Utara melarang warganya
berhubungan dengan orang asing, meski dari negara komunis seperti Vietnam.

Ri menolak saran Pham dan ibunya untuk menikah dengan pria lain.
Bahkan ketika Pham pulang ke Hanoi karena tugas belajarnya selesai, Ri
berusaha bunuh diri. Pham pun akhirnya bertekad untuk memperjuangkan cinta
mereka.

Dibantu oleh ibu Ri, kedua kekasih ini menjalin hubungan hanya lewat surat
selama 20 tahun tanpa pernah bertemu sekalipun. Surat terakhir diterimanya
pada 1992.

Mengetahui Ri tak mungkin memperjuangkan persatuan mereka kembali, Pham pun
mengambil inisiatif untuk selalu mengusahakan pertemuan mereka kembali.
Sebagai seorang penerjemah tim olahraga nasional, Pham beberapa kali
mengunjungi Korea Utara. Kesempatan ini selalu digunakannya untuk
menghubungi Ri. Namun, usahanya selalu gagal. Orang-orang di Korea Utara
selalu mengatakan, Ri telah menikah atau meninggal, tapi Pham lebih percaya
kesejatian cinta Ri ketimbang omongan orang-orang. Ia menolak untuk percaya
telah kehilangan kekasihnya.

Pham juga pernah berusaha melunakkan kakunya birokrasi dengan membawa 40
surat cinta dalam bahasa Korea yang dikumpulkannya selama 20 tahun itu ke
Kedutaan Besar Korea Utara di Hanoi. Ia berharap mereka mau membantu. Namun
usaha ini, seperti perjuangan sebelumnya, menemui ketidakpastian.

Tahun-tahun terus berlalu dan rambut mereka sudah mulai beruban, namun
cinta mereka tak juga pupus. Tahun lalu, Pham melakukan usaha terakhirnya
saat ia mendengar delegasi politik Vietnam berkunjung ke Pyongyang.

Ia kemudian menulis surat kepada Presiden dan Menteri Luar Negeri Vietnam.
Usahanya kali ini tak sia-sia. Beberapa bulan kemudian, ia mendapat jawaban
yang ditunggunya selama 30 tahun: pemerintah Korea
Utara mengizinkannya untuk menikahi Ri Young Hui.

 September lalu, pasangan yang telah berusia 50 tahunan itu bertemu
 kembali. Mereka pun sepakat untuk tidak menunda-nunda lagi pernikahan yang
 sudah lama dinantikan itu. Desember lalu, di Hanoi, keduanya
 menikah dengan dihadiri 700 tamu yang datang dengan mata berkaca- kaca.


 Devi, mama Gabby


DISCLAIMER :

The information contained in this communication (including any attachments) is 
priveleged and confidential, and may be legally exempt from disclosure under 
applicable law. It is intended only for the specific purpose of being used by 
the individual or entity to whom it is addressed. If you are not the addressee 
indicated in this message (or are responsible for delivery of the message to 
such person), you must not disclose, disseminate, distribute, deliver, copy, 
circulate, rely on or use any of the information contained in this transmission.

We apologize if you have received this communication in error; kindly inform 
the sender accordingly. Please also ensure that this original message and any 
record of it is permanently deleted from your computer system. We do not give 
or endorse any opinions, conclusions and other information in this message that 
do not relate to our official business.



AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke