=====
Sepertinya Dompet BA harus diaktifkan lagi, agar lebih bermanfaat bagi
saudara-saudara kita
=====

Busung Lapar di Tengah Korupsi


BARU beberapa hari kita dibuat panik karena polio menyerang belasan anak di
Sukabumi, kini muncul kepedihan lain dunia balita di Nusa Tenggara Barat
(NTB). Rata-rata sekitar 100 anak dirawat di RSU Mataram, NTB, karena gizi
buruk (busung lapar). Sejak Januari hingga Mei ini sudah tujuh bayi
meninggal dunia karena penyakit itu.

Ini realitas yang sungguh amat mengagetkan. Sangat ironis. Ironis karena
provinsi itu tengah mengalami surplus pangan, terutama padi, karena
keberhasilan program pertanian gogo rancah. Bahkan, setiap bulan NTB bisa
memasok ratusan ton beras ke provinsi lain, di antaranya ke Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur.

Ada beberapa faktor kenapa peristiwa yang menyedihkan itu bisa terjadi.
Pertama, surplus pangan di NTB ternyata tidak berdampak pada kemakmuran
seluruh rakyat di provinsi tersebut. Masih banyak rakyat yang daya belinya
rendah sehingga tidak mampu membeli kebutuhan makanan yang semestinya harus
dikonsumsi.

Kedua, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat dengan
pola konsumsi makanan yang memenuhi standar gizi anak. Sebab dalam deretan
korban busung lapar di NTB, ada juga anak seorang saudagar emas. Ini memang
hanya satu orang. Tetapi, inilah bukti betapa orang berpunya belum tentu
pula mempunyai pengetahuan dan pamahaman memberi gizi yang cukup kepada
anak.

Penyakit busung lapar memang bukan yang pertama kali terjadi di NTB. Pada
1970-an, masyarakat Lombok pernah mengalami penyakit yang sama. Tetapi,
keberhasilan sistem pertanian gogo rancah sejak 25 tahun lalu, seperti
mengakhiri penyakit gizi buruk itu.

Tetapi, apa pun realitas kesehatan masyarakat yang buruk di NTB, pokok
pangkalnya ialah kemiskinan. Sebab, di antara para korban, yang terbanyak
berasal dari keluarga yang daya belinya rendah. Inilah masyarakat yang
sering terancam mengalami rawan pangan.

Kini bahaya rawan pangan juga mengancam 115 kecamatan di Nusa Tenggara Timur
(NTT) karena kemarau yang berkepanjangan di provinsi itu. Diperkirakan
sekitar 900 ribu orang atau seperempat penduduk provinsi yang bertetangga
dengan NTB itu bakal mengalami kesulitan pangan.

Cerita kemiskinan di Indonesia memang bukan kisah hari ini saja. Menjadi
sangat ironis karena kepedihan itu terjadi justru di tengah perlombaan
korupsi yang gila-gilaan di negeri ini. Karena itu, kemiskinan, rawan
pangan, dan busung lapar, terasa sangat menyakitkan. Sebab ada perbandingan
yang tidak adil, yakni kehidupan serba-enak yang dibiayai uang rakyat dengan
cara mengorup uang negara.

Karena itu, cerita busung lapar di NTB dan ancaman rawan pangan di NTT
mestinya membuka mata kita semua betapa bangsa ini masih bergulat serius
dengan urusan-urusan yang amat mendasar, yakni soal perut. Kita harus
mengakui ini secara terus terang dan terbuka, agar menjadi pelajaran
berharga.

Pelajaran berharga bagi para pengelola negara ialah tujuan utama seluruh
kebijakan negara haruslah sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat. Pemahaman
inilah yang sungguh amat miskin bagi para pemimpin kita.

M. Tri  Agustiyadi
----- Original Message ----- 
From: "Dini Febrina" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Friday, May 27, 2005 7:40 AM
Subject: [balita-anda] Bantuan busung lapar?


Mo tanya, Dompet BA ada niatan utk bantu balita busung lapar di NTB?

Dini


AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke