Untuk yang menanyakan, ini saya copy paste dari e-mail Mbak Luluk mengenai Relaktasi, untuk keterangan lebih lanjut bisa ke klinik Relaktasi Carolus :
Klinik Laktasi RS St. Carolus Jl. Salemba Raya N0. 41 Jakarta Ph. 390-4441 pes 2487, 2271, 2327, 2325, 2318 Atau Hotline : 315-4187 Senin-Jumat: 7-11 Sabtu: 7-12 Luluk Lely S. I. Dh. Thu, 25 Mar 2004 21:28:22 -0800 Mbak Siska, Memang benar ada proses menyusui kembali atau relaktasi. Aku ketikkan artikel ttg relaktasi ini dari buku "Seri Ayabunda: Kiat Sukses Menyusui ". Semoga membantu. Lulu "You can save your baby, your money & the world by giving the breastfeeding milk" ========================================================= Relaktasi Kadang ada ibu menyusui terpaksa menghentikan pemberian ASI kpd bayinya selama rentang waktu tertentu karena berbagai alasan. Misalnya saja, si ibu menderita sakit yg membutuhkan tindakan operasi atau harus pergi ke luar negeri untuk waktu cukup lama. Setelah beberapa waktu ibu teb ingin menyusui kembali bayinya. Untuk itu ibu dapat melakukan upaya menyusui kembali yg dikenal dh istilak RELAKTASI. Perlu diketahui selama masa "istirahat" dari kegiatan menyusui, produksi ASI mungkin menjadi jauh berkurang atau bahkan terhenti. Nah pada saat sang ibu hendak menyusui kembali, tubuhnya, terutama seluruh organ yg terlibat dalam proses produksi ASI, membuthkan waktu untuk "mempersiapkan diri" agar dapat bekerja kembali memproduksi ASI. Sehubungan dg masa "persiapan" organ ASI, ada beberapa hal yang perlu diingat, yaitu tiap wanita membutuhkan waktu yg berbeda untuk menghasilkan ASI. Mungkin ada beberapa ibu yg membutuhkan waktu beberapa hari saja untuk memproduksi ASI secara optimal. Tetapi bila sang ibu berhenti menyusui untuk waktu yg cukup lama, maka biasanya perlu waktu antara 1-2 minggu agar produksi ASI kembali spt semula. Selain itu, biasanya akan lebih mudah dan lebih cepat bagi tubuh untuk menghasilkan ASI kembali, bila si kecil masih berumur kurang dari 2 bulan dibandingkan bila si kecil sudah berumur lebih dari 6 bulan. Jadi motivasi yang sangat kuat dari ibu, ditambah dengan perangsangan thd payudara secara rutin oleh bayi melalui isapannya, akan membantu mempercepat produksi ASI. Intinya jangan putus asa ! Tips agar berhasil dalam relaktasi Sebelum memutuskan untuk melakukan relaktasi, sebaiknya bertanyalah pada diri anda sendiri. Apakah anda merasa bahagia dan puas jika si kecil mendapatkan zat gizi terbaik dari ASI daripada formula? Atau apakah anda memiliki alasan lainnya ? Jujur pada diri sendiri mengenai motivasi untuk melakukan relaktasi sangat menentukan keberhasilan anda dalam menyusui kembali si kecil. Perhatikan hal-hal berikut 1. Bersiap-siaplah untuk menghadapi stress yg mungkin anda akan alami pada minggu2 pertama relaktasi. Biasanya pada minggu2 pertama ASI yg anda hasilkan masih sangat sedikit jumlahnya & tidak sebanding dg kebutuhan si kecil. Akibatnya bisa saja si kecil rewel. 2. Mintalah dukungan mental dari orang-orang terdekat di sekitar anda, selain pasangan anda. Misalnya, teman anda yg pernah berhasil melakukan relaktasi, dokter, konsultan laktasi, dsb. 3. Akan lebih mudah melakukan relaktasi jika umur si kecil sekitar 4-6 minggu daripada umur 3 bulan. 4. LAtihlah si kecil untuk melakukan stimulasi pada puting susu anda dg cara membiasakan ia mengisapnya. Sekalipun ASI anda belum keluar atau sudah keluar tapi masih sangat sedikit ! Bila perlu gunakan nursing supplementer (alat berupa kantung dari plastik yg dikaitkan di BH atau digantungkan pada leher ibu yg akan dialirkan melalui selang kecil ke mulut bayi). INGAT ! Stimulasi terus menerus pada payudara anda oleh si kecil akan mempercepat produksi ASI anda. 5. Susuilah si kecil secara teratur dan sesering mungkin sesuai keinginan si kecil. Lakukan pemijatan & pemerahan pada payudara anda untuk membantu menstimulasi produksi ASI. 6. Tingkatkan konsumsi protein dan cairan dalam menu makan anda untuk membantu mempercepat tubuh dalam memproduksi ASI. Ini juga ada dari Devi, Mama GAbby :SEMUA IBU PASTI BISA MENYUSUI Hambatan muncul karena masih banyak fakta lain seputar ASI yang belumdipahami atau justru malah dilupakan. Berikut penjabaran Ketua Sentra LaktasiIndonesia, dr. Utami Roesli, SpA, MBA.* Semua ibu bisa menyusuiPenelitian seorang dokter dari Swedia membuktikan bahwa begitu lahir, bayiyangditaruh di perut ibunya dalam 50 menit akan bergerak ke arah payudara lalumengisap puting susu dengan benar. Sebaliknya, dari kelompok bayi yangsegeradimandikan setelah dilahirkan, baru kemudian dikembalikan kepada ibunyaternyata50 %-nya tidak bisa mengisap dengan benar walaupun sudah didekatkan kepayudara.Lebih menyedihkan lagi, kelompok bayi yang dimandikan dulu dan ibunyamenjalanimedicated labour (proses melahirkan yang disertai obat-obatan) tak satu pundapat menyusu dengan benar.Jadi tanpa disadari dunia medis pun sebenarnya sudah melakukan intervensisejakdini terhadap hubungan bayi dengan ASI. Buktinya, hampir semua rumah sakitdanklinik tempat bersalin akan memandikan bayi begitu dilahirkan, sebelumdiberikankepada ibunya. Jamak saja bila ibu yang baru pertama kali hendak menyusuiakanbingung menghadapi bayinya yang juga bingung. Jika pengetahuan ibu tentangASItidak mendalam, maka ia akan cepat sekali menyerah, bahkan berkesimpulantidakdapat memberi ASI.* ASI terhambat oleh stresNah, kalaupun ASI sampai tidak keluar umumnya hambatan yang terjadiberkaitandengan faktor emosional ibu. Perlu diketahui, untuk bisa mengalirkan ASI,ibumembutuhkan refleks yang disebut let down reflex. Refleks ini sangatdipengaruhikondisi emosi ibu. Walaupun produksi susunya bagus, tapi kalau refleks itutakbisa dilepaskan, maka susu tidak akan dialirkan dari pabrik susu (Alveoli)kegudang susu (Sinus Lacteferous). Agar kondisi emosi ini baik, ibu yanghendakmenyusui harus tenang dan selalu berpikir positif.* ASI Umumnya tidak akan kurangASI tidak mungkin kurang karena produksi ASI sebenarnya disesuaikan denganpermintaan bayi (demand and supply). Rangsangan produksi ASI adalahpengosongangudang susu. Di bawah areola ibu terdapat 2 buah jaringan, yang satu"pabrik"susu dan yang kedua sebut saja sebagai "gudang" susu. "Pabrik" akanterangsanguntuk memproduksi susu kalau susu di "gudang" sudah habis." Misalnya, bayimenghabiskan 50 cc susu di "gudang", maka "pabrik" akan memproduksi lagi 50cc.Begitu seterusnya.Kalau sampai bayi kekurangan ASI biang keladinya tak lain cara menyusu yangsalah. Jadi, jika bayi harusnya memperoleh ASI sebanyak 100 cc, tapi karenacaramenyusunya salah, maka yang didapat cuma 50 cc. Akibatnya "pabrik" pun cumamemasok 50 cc. Faktor lain yang membuat bayi kekurangan ASI adalahintervensiibu dengan memberinya susu formula.* Puting susu yang datar tetap bisa menyusuiSeringkali, puting susu yang datar/mendelep dianggap menghambat prosesmenyusui.Pendapat ini timbul karena banyak ibu menyamakan puting susunya dengan dot,laludigunakanlah pemanjang puting.Namun, menurut Utami, pemanjang puting tidak akan banyak berguna. Dalamprosesmenyusui, sebenarnya yang menjadi dot bukan hanya puting susu, tapikeseluruhanareola (bagian kecokelatan pada payudara). Puting susu sendiri hanya1/3-nya.Jadi kalaupun puting susunya datar atau mendelep ia masih bisa menyusuikarenamasih ada 2/3 bagian lainnya. Lagi pula, setelah diisap bayi, puting susuyangdatar biasanya akan menonjol keluar. Memang, ada puting yang benar-benarmasukdan terikat jaringan di dalamnya sehingga lubang susunya terbalik. Putingsususeperti ini jelas sulit diisap. Namun persentasenya hanya sekitar 1-2%.* Payudara merupakan sumber makanan yang tidak henti-hentinya.Jika payudara "dikelola" dengan benar, maka produksinya tidak akanberhenti.Cara pengelolaannya tak terlalu sulit, yaitu dengan selalu mengeluarkan ASIwalau tidak diisap bayi. Jadi, bila karena suatu hal bayi tidak dapatmenyusu,misalnya lahir prematur, sakit atau ibu bekerja, ASI harus dikeluarkandengancara dipompa atau diperah. Proses ini tidak akan membuat ASI habis, kecualibilacara memompanya salah.Salah pompa sama kasusnya dengan posisi menyusui yang salah. Akibatnya ASIsama-sama tidak keluar atau hanya keluar sedikit. Jangan lupa, produksi ASIberlangsung dengan mekanisme demand and supply atau ada permintaan maka adapasokan. Kalau ASI hanya dikeluarkan 10 cc karena cara pompa yang salah,makasupply-nya pun tak beranjak dari jumlah itu. Inilah yang membuat banyak ibumenyangka ASI-nya habis akibat dipompa.* Tak perlu selalu memberi 2 sisi payudara setiap menyusuiMemang tak ada salahnya untuk menawarkan sisi payudara yang belum diisapkepadabayi, dengan catatan jika ia menolak tak perlu dipaksa. Prinsipnya, biarkanbayiyang menentukan berapa lama ia menyusu. Kekhawatiran bahwa menyusu yangcumasebentar tidak akan memenuhi kebutuhannya ternyata tidak beralasan.Dalam menyusui, pada isapan pertama bayi akan mendapat foremilk. Padaisapankedua, ia akan mendapatkan susu yang disebut hindmilk. Komposisi keduanyasangatberbeda. Foremilk lebih banyak mengandung air dan protein, sedangkanhindmilkbanyak mengandung lemak dan karbohidrat yang berarti lebih kental.Memang, pada isapan pertama, bayi lebih banyak mendapat susu yang banyakmengandung air. Namun, kalau ia hanya sebentar saja menyusu, tak perlu kitakhawatir bahwa kebutuhannya tak terpenuhi. Bisa saja, kan, bayi hanya hausdantidak lapar? Bukankah yang tahu lapar atau haus hanya ia sendiri? Jadibiarkanbayi yang memutuskan berapa lama ia menyusu. Jika haus ia akan menyedotsebentar, tapi kalau memang lapar ia akan menyusu sampai mendapatkanhindmilk.* Pompa bisa bikin ASI terkontaminasiPompa berbentuk squeeze and bulb yang terbuat dari karet dan berbentuk bolatidak disarankan untuk digunakan karena mempunyai beberapa kekurangan: (1)Kurang steril karena bulb-nya sulit dibersihkan. Dengan demikian, ASI yangdipompa pun akan lebih mudah tercemar. (2) Bulb yang terbuat dari karetakanmenyulitkan pengukuran tekanan negatif yang diperlukan. (3) Bentuknya yangkakudapat membuat payudara lecet. Malahan, cara menekan payudara yang tidakbenarbisa merusak jaringannya, sehingga ASI tidak banyak keluar.Pompa piston (dengan tuas piston yang dapat ditarik dan berbentuk sepertisuntikan) ataupun pompa elektrik lebih disarankan. Namun, yang paling baik,karena murah dan higienis, adalah memerah dengan jari. Cara ini lebihpraktiskarena ibu tidak perlu membawa pompa ASI kemana-mana.* ASI perah bisa tahan sampai 3 bulanASI yang sudah diperah tidak mudah basi. Di udara terbuka saja ASI perahbisatahan 6-8 jam. Bahkan bisa bertahan sampai 3 bulan jika disimpan dalamfreezer.Namun, cara penyimpanan di freezer tidak terlalu disarankan karena ASI akanmengalami perubahan jumlah imunoglobulin. Suhu yang dingin akan merusakmolekulprotein yang berfungsi sebagai pembangun daya tahan tubuh itu.Lebih baik, masukkan ASI ke dalam termos atau lemari pendingin biasa karenaterbukti ASI perah tidak mengalami perubahan komposisi gizi sama sekali.Hanyamungkin warna dan bentuknya saja yang berubah. ASI dalam termos yang diberiesbatu kira-kira tahan 1x24 jam, sedangkan di lemari es bisa tahan 2x24 jam.* ASI yang sudah "habis" bisa dirangsang kembaliTeknik ini disebut relaktasi. Seorang ibu yang sudah berhenti menyusui,secarateoritis bisa memberikan ASI eksklusif lagi apabila payudaranya dirangsangkembali. Caranya adalah dengan mengonsumsi obat-obatan yang mengandungoksitosinuntuk merangsang produksi ASI plus penggunaan alat bantu.Alat bantu ini bisa berupa lactation aid yang terdiri atas botol plastikyangdiisi ASI donor atau susu formula. Botol plastik tersebut akan ditaruhdenganmulut terbalik. Dari ujung tutup botol dialiri 2 buah selang kecil yangditempelkan di kedua puting susu. Sehingga ketika bayi mengisap payudara,iaakan mendapat asupan susu dari botol. Isapan yang diterima payudara sambilsibayi menyusu dari slang akan merangsang produksi ASI.Semoga berguna ya.