Trenyuh.....
Ini perbuatan biadab yang terkutuk..........
siapapun dia, dari golongan manapun atau suku apapun.......
yang pasti sangat...sangat tidak manusiawi.........
mungkin si biadab itu bisa bersembunyi dari pemerintah kita, tapi
Tuhan yang akan membalas perbuatan sekeji ini........




----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Monday, May 30, 2005 10:13 AM
Subject: [balita-anda] OOT : Bom Tentena


> FYI...dari milis sebelah.... terakhir lihat di TV sudah 22 yg tewas...
>
> ----- Forwarded by Nyoman RAHAYU/IDJKT04/TDE/AREVA-TD on 05/29/2005 05:50
PM -----
>
> Bom di Tentena, 20 Orang Tewas
>
> Dua buah bom yang meledak di Pasar Kota Tentena, ibukota Kecamatan Pamona
> Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mengakibatkan 20 orang warga sipil
> tewas dan 30 luka berat dan ringan. Wilayah ini adalah basis umat Kristen.
> Saat terjadi kerusuhan thun 2000 lalu, umat Kristen memilih eksodus ke
> wilayah tersebut.
>
> Di antara warga yang tewas itu,  adalah Pendeta Deny Dalelia,  pimpinan
> jemaat Gereja Desa Bukit Bambu, Kecamatan Pamona Utara (37 tahun) seorang
> bocah berusia 2,5 tahun bernama Andreas Pompangi dan Lurah Patiro Dongi,
Ny
> Suryati Munango.
>
> Sampai berita ini dibuat, belum ada satu pun pejabat polisi di daerah ini
> yang mau buka mulut. Kapolda Sulteng, Brigadir Jenderal (Brigjen) Aryanto
> Sutadi yang dihubungi melalui telepon selularnya, tapi tida diangkat.
>
> Warga Tentena, Obet Rombot yang dihubungi mengatakan bahwa saat ini korban
> tewas yang masih berada di Rumah Sakit GKST Tentena, berjumlah sebanyak 20
> orang, sedangkan korban luka sebanyak 30 orang. Dia menduga, korban tewas
> masih akan bertambah karena luka yang dialami korban cukup parah.
>
> "Yang tercatat sekarang baru  20 orang yang meninggal dan 30 luka-luka.
Tapi
> kemungkinan jumlah itu masih akan bertambah, karena luka yang dialami
korban
> cukup parah," kata Obet Rombot, warga Tentena kepada The Jakarta Post
> melalui telepon.
>
> Bupati Poso, Andi Azikin Suyuti yang dikonfirmasi membenarkan soal jumlah
> korban tewas itu. Namun dia mengatakan masih simpang siur soal jumlah
korban
> tewas. "Data yang saya terima jumlah korban yang meninggal 19 orang. Tapi
> data dari masyarakat justru ada 20 orang," kata Azikin Suyuti.
>
> Sumber terpercaya di Polres Poso mengatakan, terdapat tujuh buah bom yang
> akan diledakkan di Kota Tentena. Namun, baru dua bom saja yang meledak,
> sementara satu buah bom ditemukan di halaman kantor Crisis Center GKST
> Tentena dan sudah dijinakkan oleh petugas Jihandak.
>
> Ledakan bom dan jumlah korban tewas dalam peristiwa ini sangat besar pasca
> Deklarasi Malino Tahun 2002 silam. Bom terakhir sebeum Tentena yang
meledak
> di Poso, terjadi tanggal 28 April 2005 lalu, tapi tidak menimbulkan korbn
> jiwa. Tapi sebelumnya, bulan November 2004 atau menjelang hari Raya Idul
> Fitri,  bom meledak di sebuah mobil angkutan pedesaan yang parkir di depan
> Pasar Central Poso Kota, yang menyebabkan enam warga tewas.
>
> Sekretaris Umum Sinode GKST, Pendeta Irianto Kongkoli mengatakan, aksi
> peledakan bom di Pasar Tentena itu, tidak ada kaitan sama sekali dengan
soal
> agama. Pasalnya, antara umat Islam dan Kristen saat ini telah melakukan
> rekonsiliasi.
>
> "Saya yakin, ledakan bom itu tidak  ada hubungannya dengan soal agama,
tapi
> justru lebih dekat dengan masalah Pilkada. Saat ini antara kami (warga
> Kristen) dan pihak Muslim sedang mesra-mesranya dan sudah sepakat untuk
> berdamai," kata Pendeta Irianto Kongkoli yang saat itu sedang bersama-sama
> dengan Ustadz Adnan Arsal, tokoh Muslim Poso yang juga koordinator Forum
> Pembela Umat Islam (FPUI).
>
> Keduanya baru sehari tiba dari Jakarta untuk menemui Menteri Dalam Negeri
> kaitan dengan permintaan perpanjangan masa jabatan Andi Azikin Suyuti
> sebagai Penjabat Bupati Poso. Saat itu, keduanya sedang bersiap-siap ke
> Poso.
>
> Sayangnya, Pendeta Irianto Kongkoli tidak bersedia menyebut nama kelompok
> yang berusaha mengganggu jalannya Pilkada di Poso dengan cara meledakkan
bom
> itu. "Yang pasti ini bukan soal agama. Hubungan kami sudah harmonis saat
> ini," ujarnya.
>
> Menurutnya,  bukti harmonisasi itu adalah bahwa  pada April lalu, umat
Islam
> menggelar acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Tentena. Dalam
acara
> itu, Pendeta Renaldy Damanik dan Ustadz Adnan Arsal sudah bertemu. Mereka
> berjabatan tangan, berpelukan dan saling cium pipi. Sikap kedua tokoh itu
> akhirnya diikut oleh warga lainnya.
>
> Pendeta Renaldy Damanik adalah Ketua Sinode GKST. Yang bersangkutan pernah
> dihukum dua tahun penjara, karena terbukti menyimpan puluhan senjata
rakitan
> dan amunisi organik di mobilnya. Ia juga adalah mantan Koordinator Crisis
> Center GKST. Sedangkan Ustadz Adnan Arsal adalah tokoh Muslim garis keras
di
> Poso. Yang bersangkutan adalah Panglima Perang Laskar Mujahidin dan
> Koordinator Forum Pembela Umat Islam Poso.
>
> Sebelum itu, para tokoh kombatan (Islam dan Kristen) menggelar pertemuan
di
> Palu Golden Hotel Palu. Dalam pertemuan yang difasilitasi DPP Ikatan
Pelajar
> Nahdlatul Ulama itu, mereka membentuk Aliansi Kemanusiaan Kabupaten Poso.
> Pekan lalu, aliansi ini menggelar aksi unjukrasa di Poso yang mendorong
> Pilkada damai dan meminta agar masa jabatan Andi Azikin Suyuti
diperpanjang
> hingga selesainya Pilkada.
>
> Dalam aksi itu, mereka juga meminta agar sejumlah LSM yang selalu
> menggunakan nama rakyat Poso agar menghentikan aksinya soal dana
kemanusiaan
> Poso, dan bersama-sama mengamankan jalannya pilkada yang aman dan damai.
> Tokoh-tokoh penting dari Islam dan Kristen yang menandatangani pernyataan
> sikap dalam unjukrasa itu, di antaranya Ustadz Adnan Arsal dan Pendeta
> Renaldy Damanik.
>
> Christian Tindjabate, peneliti dari Pusat Studi Perdamaian dan Pengelolaan
> Konflik (P4K) Universitas Tadulako menduga, ledakan bom itu sarat dengan
> nuansa politik, yang berusaha mengganggu jalannya Pilkada di Poso.
>
> Dia mengatakan, sasaran bom itu di Tentena, karena wilayah itu merupakan
> jumlah pemilih terbanyak dan menjadi rebutan dari semua kandidat. "Siapa
> yang bisa menaklukkan Tentena, dipastikan mereka akan memenangkan
Pilkada,"
> ujarnya.
>
> Dia menambahkan, bom itu sengaja diledakan oleh kelompok garis keras di
Poso
> yang belum siap menerima adanya harmonisasi hubungan antara ustadz Adnan
> Arsal dan Pendeta Renaldy Damanik. "Jadi, ledakan bom itu sebagai salah
> bentuk protes mereka atas rekonsliasi itu," kata Christian Tindjabate.
>
> Sebagai gambaran, Pasar Tentena itu berada tepat di depan kantor Polsek
> Tentena, berjarak sekitar 45 meter dari kantor Crisis Center GKST, 100
meter
> dari kantor Sinode GKST dan berada di tepian Danau Poso.
>
> Satu jam pasca ledakan bom di Tentena itu, akses telepon dari dan ke
Tentena
> terputus. Aktivitas warga pun dilaporkan lumpuh, demikian juga dengan arus
> lalu lintas. Semua pintu masuk dan keluar Poso dan Tentena dijaga ketat
> aparat keamanan. Mereka menggeledah siapa saja  yang melintas.***
>
> -----------
>
> Market blasts kill 19 in Central Sulawesi
>
> PALU, Central Sulawesi (JP): At least 19 people died when two powerful
bombs
> exploded in a crowded market in Tentena, a predominantly Christian town
some
> 230 km east of here, police said.
>
> Local volunteers said the death toll, based on body counts at the Tentena
> General Hospital, had already reached 27, The Jakarta Post's correspondent
> Ruslan Sangaji reported from Palu.
>
> Police said the two bombs exploded within the space of 15 minutes. The
first
> one occurred just after 8 a.m., a peak time for markets in Indonesia.
>
> No further details are available.
>
> National Police Chief Gen. Da'i Bachtiar is expected to visit the area
later
> today to assess the situation, according to police in Palu.
>
> Tentena is considered as a safe haven for Christians, and many from out of
> town had found sanctuary there in the past to avoid the violent communal
> conflicts with the Muslim population.
>
> The latest explosions took place only a few weeks after the hardline
leaders
> of the two conflicting communities made peace with each other in public
> view. In April, Ustadz Adnal Artad, the commander of the War Mujahiddin,
and
> Reverend Renaldi Damanik, the head of the Central Sulawesi Christian
Church,
> hugged each other to bury the hatchets.
>
> It is not clear who were the perpetrators of Saturday's violence.
>
> __________________________________________________
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN
SUMATERA UTARA !!!
> ================
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>


_____________________________________
We are Merapi!
Dedicated for Service Excellence
For more details please visit us at http://www.merapi.net




AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke