-----Original Message-----
From: Setiyo Bardono
Sent: Thursday, June 09, 2005 9:10 AM

Rekan-rekan yth,

Dari milis [EMAIL PROTECTED] saya forward-kan 
puisi Ikranagara, penyair yang sangat terkenal itu 
tentang kesedihannya membaca berita tentang Gadis 
kecil dalam gerobak kumuh yang akan dibawa dalam 
derak kereta.

Salam
Setiyo Bardono
www.setiakatajiwa.blogspot.com
-----------------------------------------------------------------

Ikranagara:
GADIS KECIL DALAM GEROBAK KUMUH
berkabung untuk: nur khoirun nisa & bangsaku

Gerobak kumuh gerobak pemulung di bawah sorot
Terik matahari globalisasi 
Jakarta kota metropolitan 
Perkasa dan angkuh
Bergemuruh geram suara mesin-mesinnya 

Gadis kecil di dalam gerobak kumuh gerobak pemulung
Tak lagi bisa tertawa ceria seperti dahulu ketika gerobak berlari
Terbuncang-buncang didorong ayah dan abang tersayang
Dengan canda ria
Sekembalinya mereka bertiga dari nyetor kardus bekas 
Kaleng bekas kertas bekas botol bekas 
Plastik bekas telah dibayar juragan pemulung berkumis lebat 
Pipinya cekung menyedot rokok kretek

Gadis kecil di dalam gerobak kumuh gerobak pemulung
Tak lagi bisa berpegang keras-keras pada tepi gerobak kumuh
Dengan tangannya yang mungil agar tak terjatuh ke lantai gerobak
Seperti dahulu ketika menuju ke Puskesmas untuk berobat
Karena ia terserang penyakit muntah-berak

Gadis kecil di dalam gerobak kumuh gerobak pemulung
Untuk penyakitnya itu hanya sekali pernah diperiksakan 
Ke dokter di Puskesmas milik pemerintah
Kali lainnya tak mampu diulang kembali karena orang tuanya 
Tak sanggup membayar biaya kesehatan 
Untuk gadis kecilnya
Di dalam gerobak kumuh gerobak pemulung

Duit penghasilan ayah papa ayah pemulung 
Cumalah secuil saja daya beli rupiahnya 
Bahkan tak berdaya untuk membeli makan 
Dari hari ke hari esoknya

Oi? gerobak kumuh gerobak pemulung di bawah sorot
Terik matahari globalisasi 
Jakarta kota metropolitan 
Perkasa dan angkuh
Bergemuruh geram suara mesin-mesinnya 

Oi? di lantaimu gadis kecil terbujur kaku 
Wajahnya basah oleh tetesan air menetes-netes
Tapi kedua bola matanya tak lagi bercahaya

Oi? Dadanya tak lagi berdegup jantung
Dan tetes air yang menetes-netes itu
Bukanlah gerimis
Tetes itu airmata duka
Bukan hanya dari mata orang tuanya saja
Tetes itu air mata kita semua


Bethesda, MD, 8 Juni 2005



AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke