Memang begitulah kondisi sesungguhnya, kebetulan saya juga nangani program sustainable agriculture yang didalamnya juga ada sangkut pautnya dengan food security dan kasus-kasus malnurist (kekurangan gizi) pada balita. Saya sih..baru 6 tahun nangani program ini, tapi selama 6 tahun progresnya tidak terlalu cemerlang, karena memang kasus malnurist dan food insecurity saling berhubungan erat, persoalannya bukan hanya pada kekurangan gizi aja, tapi juga ketersediaan pangan terbatas, akses ke pangan susah, utility (pangan di olah jadi apa) juga terbatas. Masalahnya komplek dan penanganannya harus multi pihak tidak bisa dari pendekatan kesehatan dan pertanian saja. Sebenarnya kasus ini sudah lama terjadi mungkin sudah 40 th-nan, tapi dulu-dulu itu kasus ini menjadi top secret bagi para penguasa negara ini, karena kalo kasus malnurit muncul maka citra penguasa jadi buruk. Dan saat ini kasus marasmus dapat dengan mudah diakses bukan karena jaman transparansi tapi juga dimanfaatkan sebagai komoditas politik bagi penguasa, jadi serba repot ya,,,,,, malah ada desa yang sungguh mengerikan, letaknya diperbatasan antara negara timor Leste dan Indonesia tepatnya di kabupaten Belu, anak marasmus (kekurangan gizi tingkat akut) dapat kita temui disetiap rumah. Justru paling susah kalo nyari balita yang sehat. Karena itu kepedulian yang tinggi dari kita terhadap unit terkecil masyarakat adalah keluarga, sangat penting artinya, termasuk memastikan asupan gizi untuk anak kita. Dan yang terpenting adalah "sovereignty for food"
Itu dulu share dari saya Ibu/Bapak.... thanks etik bunda Citra [EMAIL PROTECTED] wrote: FYI dari milis tetangga.... WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia Edisi ini diterbitkan pada: Kamis 09 Juni 2005 14:20 UTC --------------------------------- Discover Yahoo! Find restaurants, movies, travel & more fun for the weekend. Check it out!