Pak Judha... 
 
Setahu saya dulu konsep home schooling lebih banyak diberikan kepada anak-anak 
yang punya bakat lebih dibanding dengan anak-anak yang mempunyai kemampuan 
rata-rata. Tapi ternyata hal tersebut justru membuat Gap (jurang pemisah), 
karena anak yang mempunyai bakat lebih akan semakin pintar, karena itu ada 
kebijakan baru di pola pendidikan Indonesia dengan istilah klas akselerasi.
 
Tapi dengan semakin bertambahnya tahun dan semakin banyaknya anak-anak 
berbakat, ditambah dengan semakin kritisnya orang tua maka dibutuhkan sistem 
pendidikan yang lebih banyak membangun bakat dan jiwa humanisme pada anak, 
muncul mendidikan alternatif, dimana anak bukan lagi menjadi objek pendidikan 
tetapi sebagai subjek (pelaku utama), karena itu mulai dikenal dengan istilah 
metode pendidikan montessori, metode pendidikan lingkungan hidup (kaitannya 
dengan muatan lokal), meode pendidikan humanisme. 
 
Trend pendidikan alternatif mulai diterima masyarakat, dan koran-koran sekarang 
juga menampilkan artikel tentang home schooling, dan dibeberapa negara barat 
banyak sekolah yang mulai mengakui memberlakukan anak tidak harus hadir di 
sekolah, mereka cukup belajar melalui internet bersama orang tua mereka, dan 
mereka punya class meet sesuai jadwal, dimana orang tua dan anak mendiskusikan 
kesulitannya dalam memahami modul-modul pembelajaran, dalam grup-grup kecil 
tersebut juga duduk pakar pendidikan, guru, orang tua dan anak. Dalam 
home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program 
khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. 

Pada hakikatnya seorang pendidik (guru) adalah seorang fasilitator. Fasilitator 
baik dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik, maupun konatif. Seorang 
pendidik hendaknya mampu membangun suasana belajar yang kondusif untuk 
belajar-mandiri (self-directed learning). Ia juga hendaknya mampu menjadikan 
proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. Galileo menegaskan bahwa 
sebenarnya kita tidak dapat mengajarkan apapun, kita hanya dapat membantu 
peserta didik untuk menemukan dirinya dan mengaktualisasikan dirinya. Setiap 
pribadi manusia memiliki “self-hidden potential excellece” (mutiara talenta 
yang tersembunyi di dalam diri), tugas pendidikan yang sejati adalah membantu 
peserta didik untuk menemukan dan mengembangkannya seoptimal mungkin.
 
 
Semoga info ini dapat membantu dan bermanfaat, Pak...
 
thanks
etik bunda Citra
 
 
 

"Judha Pramukanta, Dijan (djuda)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Dear parents...
Mohon info dan sharingnya tentang home schooling, sbg alternatif diluar
PG dengan mengajari anak di rumah 
Dulu ada yg kasih info ..kalau gak salah mbak Hanifa, mbak Kiki Nindya,
dll... 

Thx bgt,
Bapak'e Farah en Farrell.





__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke