Terima kasih informasinya Bu Sylvia.
Wah saya lupa engga pernah ukur kepalanya, sekarang udah 6 bulan 
lagi..  :-(

btw, terima kasih infonya ya...


salam,
bapaknya Raifa
"www.raifadiya.cjb.net"

----- Original Message -----
From: Sylvia Radjawane <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Tuesday, June 28, 2005 7:03 pm
Subject: Re: [balita-anda][Repost-Artikel] Salam kenal dan efek kepala 
rata.

> 
> Hi ayahnya Raifa, 
> 
> Mungkin memang Raifa 'hobby' tidur terlentang
> terus-menerus.  Tidur terlentang memang membuat baby
> jadi senang memalingkan kepala ke satu arah saja, jadi
> area itu jadi agak datar/rata. 
> 
> Baby seusia Rafa umumnya mulai mahir untuk pilih gaya
> tidur terlentang atau tengkurap atau bahkan miring. 
> Coba sering diposisikan untuk tidak terus terlentang,
> dengan pengawasan ekstra. Kalau sedang terjaga, bisa
> juga stimulasi dia dengan mainan sehingga otomatis
> kepalanya menghadap tidak hanya ke 1 arah saja. 
> 
> Untuk tambahan info, saya coba re-post artikel dari
> tabloid Nakita (www.tabloid-nakita.com).  Menurut
> artikel tsb., bentuk kepala seperti ini tidak
> mempengaruhi perkembangan otak, dengan catatan:
> lingkar kepala normal (ini bisa di-check dan di-plot
> di grow-chart Raifa).
> 
> cheers,
> Sylvia - Jovan's mum with 26-week-'bump'
> 
> -------------------------------------------------------
> 
> KOK, KEPALANYA PANJUL, SIH?
> Artikel dari Tabloid Nakita
> 
> Jika ibu melahirkan secara normal, wajarlah bila si
> kecil kepalanya panjul. Pasalnya, bentuk kepala
> dipengaruhi oleh proses kelahiran. Lain hal bila
> kepalanya peyang. 
> 
> Jadi, Bu-Pak, bila bayi Anda memiliki kepala panjul
> sementara bayi tetangga atau kerabat Anda kepalanya
> berbentuk bulat sempurna, kemungkinan besar karena si
> tetangga/kerabat menjalani kelahiran lewat bedah
> sesar. "Bila ibu menjalani bedah sesar dan kepala
> belum masuk ke panggul ibu, bayi lahir melalui jalan
> yang lebih besar saat operasi sehingga kepalanya
> cenderung akan berbentuk bagus, yaitu bulat," terang
> dr. Irawan Mangunatmadja, Sp.A dari RSUPN Cipto
> Mangunkusumo. 
> 
> Tak demikian halnya dengan bayi yang lahir melalui
> partus pervaginam atau proses kelahiran normal, "akan
> memiliki kepala yang sedikit memanjang," lanjut
> Irawan. Keadaan ini disebabkan kepala yang besar harus
> melalui jalan lahir yang kecil sehingga tulang kepala
> harus melakukan penyesuaian yang dalam istilah
> kedokteran disebut moulage (mulase). 
> 
> BENGKAK DAN PANJUL 
> Lebih jauh dijelaskan Irawan, kepala bayi ketika lahir
> tak seperti kepala setelah lahir. Sebelum lahir,
> antara tulang kepala bayi sebelah kiri dan sebelah
> kanan seperti terbelah oleh "jahitan". "Jahitan"
> tersebut adalah sutura (persendian tak bergerak yang
> menggabungkan tulang-tulang tengkorak) yang berfungsi
> untuk mempermudah proses kelahiran. "Kepala ini
> sebenarnya, kan, tulang. Jadi, sutura diciptakan untuk
> mempermudah proses kelahiran," jelasnya. 
> 
> Sewaktu proses kelahiran, sutura akan overlapping,
> saling menindih sehingga membuat kepala bayi mengecil.
> Dengan demikian, kepala bayi dapat melewati panggul
> ibu yang sempit sehingga lahirlah si bayi. 
> 
> Nah, bila proses kelahiran normal mengalami hambatan
> semisal bayi terlalu lama di dalam panggul ibu, bisa
> mengalami seval hematom, yaitu pendarahan di kulit
> kepala yang terjadi karena ibu terlalu lama menekan
> ketika proses kelahiran, namun bayi tak keluar. "Darah
> itu, kan, kadang susah diserap oleh kulit sehingga
> membuat kepala menjadi seperti panjul," terang Irawan.
> Kalau ini yang terjadi, dokter pun tak bisa berbuat
> apa-apa kecuali mendiamkannya. "Toh, lama-lama darah
> tersebut akan diserap sedikit demi sedikit dan sisanya
> akan menjadi tulang." Tapi, tak usah khawatir, Bu-Pak.
> Hal ini tak berbahaya karena pendarahannya terjadi di
> luar tulang kepala. 
> 
> Pada kelahiran normal yang mengalami hambatan juga
> bisa terjadi kaput suksedaneum di kepala bayi, yakni
> bila ibu terlalu lama mengejan sehingga dari pembuluh
> darah keluar cairan yang merembes ke jaringan kulit
> kepala bayi. Akibatnya, kepala bayi jadi bengkak atau
> panjul. Tapi Bapak dan Ibu juga tak perlu khawatir
> karena hal ini tak akan berlangsung lama. "Kepala bayi
> akan berubah ke bentuk normal dalam satu atau dua
> hari," kata Irawan seraya melanjutkan, "Hal ini hampir
> sama dengan bayi lahir lewat pertolongan ekstrasi
> vakum." Bentuk kepalanya akan lebih lonjong akibat
> bekas tarikan tindakan tersebut. Namun kelainan bentuk
> kepala ini akan dapat kembali normal dalam satu bulan
> setelah kelahiran. 
> 
> KEPALA PEYANG 
> Bagaimana dengan bentuk kepala peyang ? Kalau yang
> ini, ujar Irawan, bukan lantaran proses kelahiran.
> "Kepala peyang biasanya terjadi pada bayi-bayi yang
> mengalami hipotoni atau kelemahan otot," jelasnya.
> Umumnya, posisi tidur bayi yang selalu telentang
> karena lemas sehingga menyebabkan kepala bagian
> belakang menjadi datar. 
> 
> Biasanya para ibu akan menggunakan bantal peyang
> karena khawatir kepala bayinya akan peyang. Menurut
> Irawan, bila bayi normal atau sehat, bantal peyang
> sama sekali tak diperlukan. "Karena bayi yang sehat,
> pada saat tidur pun akan menggerak-gerakkan kepalanya.
> Terlebih lagi bila umurnya sudah 4 bulan, misalnya,
> bayi sudah bisa tengkurap sehingga ia akan bolak-balik
> dari tidur telentang ke tengkurap," terangnya. 
> 
> Jadi, Bu-Pak, tak perlulah si kecil diberi bantal
> peyang bila ia sehat. Toh, kepalanya tak akan jadi
> peyang. Lain halnya bila ia mengalami hipotoni,
> "bantal peyang akan berguna karena kepala bayi ditaruh
> di tempat yang datar, sehingga sedikit-banyak dapat
> membantu agar tak terlalu peyang," jelas Irawan. 
> 
> PERHATIKAN LINGKAR KEPALA 
> Sebenarnya, kata Irawan, bentuk kepala tak terlalu
> penting. Yang lebih penting justru ukuran lingkar
> kepala karena menentukan proses perkembangan otak
> bayi. "Bila bentuk kepalanya panjul namun lingkar
> kepalanya normal, ini bukan masalah karena otak bayi
> akan berkembang dalam keadaan baik," terangnya. Ukuran
> lingkar kepala bayi yang normal kurang lebih 34 cm
> pada saat lahir. Selanjutnya akan bertambah 2 cm pada
> 3 bulan pertama, 1 cm pada 3 bulan kedua, dan 0,5 cm
> pada 6 bulan selanjutnya. 
> 
> Mengingat pentingnya ukuran lingkar kepala, Irawan
> menganjurkan agar orang tua memantaunya secara rutin
> setiap 1 atau 2 bulan sekali sampai anak berusia 2
> tahun. "Akan lebih baik bila hasil ukuran yang didapat
> tadi, secara telaten dibandingkan dengan grafik ukuran
> lingkar kepala dari Nelhaus yang selalu terdapat dalam
> buku catatan bayi." Dalam buku tersebut biasanya ada
> range atau kurve lingkar kepala. Bila kurve-nya masih
> dalam range yang ada, berarti perkembangan kepalanya
> normal. 
> 
> Jadi, bila dalam grafik terlihat kenaikan yang curam,
> berarti perkembangan otak bayi tak baik karena
> perkembangan kepalanya terlalu besar atau dikenal
> dengan istilah makrosefali. "Kelainan makrosefali
> sering disebabkan peningkatan jumlah cairan otak atau
> istilahnya hidrosefalus," jelas Irawan. Sedangkan bila
> perkembangannya terlalu kecil disebut mikrosefali atau
> lingkar kepala yang kecil. "Mikrosefali mencerminkan
> perkembangan otak yang terganggu, misalnya, pada bayi
> dengan infeksi kongenital ataupun akibat gangguan saat
> proses persalinan," lanjutnya. 
> 
> Deteksi dini adanya kelainan dalam ukuran lingkar
> kepala, tekan Irawan, dapat memberikan tatalaksana
> yang optimal sehingga gangguan dalam perkembangan anak
> dapat diminimalisir. 
> 
> Namun demikian, ukuran lingkar kepala tak dapat
> diterapkan pada semua bayi; terlebih pada bayi
> prematur karena ukuran lingkar kepalanya memang kecil.
> Jadi, pada bayi prematur, normal saja bila ukuran
> lingkar kepalanya kecil. "Tapi bagi bayi yang lahir
> lebih bulan dan cukup bulan, hal ini berlaku," ujar
> Irawan. 
> 
> Bayi yang lahir lebih bulan, misalnya, akan memiliki
> lingkar kepala yang kecil karena perkembangannya
> terhambat saat janin. Sedangkan bayi lahir cukup bulan
> tapi kepalanya kecil, pasti ada gangguan nantinya.
> Mungkin dalam satu atau dua bulan setelah kelahiran
> tak terlihat. Tapi, semakin besar dan fungsi otaknya
> pun semakin kompleks serta penuh, maka akan terlihat
> si bayi menjadi ketinggalan. Misalnya, hingga usia 3
> bulan bayi masih berkembang normal seumpama dapat
> tengkurap. Namun di bulan berikutnya ketika bayi lain
> sudah bisa duduk, misalnya, ia mungkin belum bisa. 
> 
> Itulah mengapa, Irawan menegaskan, ketika bayi lahir,
> ibu sebaiknya mengetahui berapa ukuran lingkar kepala
> bayinya, "bukan malah bagaimana bentuk kepalanya." 
> 
> Jadi, Bu-Pak, tak usah risau dengan bentuk kepala si
> kecil. Meskipun panjul atau peyang, yang penting
> ukuran lingkar kepalanya normal. Toh,
> kecantikan/kegantengannya tak akan hilang hanya
> gara-gara bentuk kepalanya tak bagus. Iya, kan! 
> 
> -------------------------------------------------------
> 
> 
> --- Raifa Diya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> saat ini saya mempunyai anak berumur 6 bulan.
> Yang menjadi kekawatiran saya adalah kepala anak saya
> agak rata (atau tepatnya lebih rata yang sebelah
> kanan), ini terjadi karena karena dia 
> sering tidur dengan memiringkan kepalanya ke kanan.
> 
> Apakah hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan
> otak si anak?
> 
> <deleted>
> 
> 
>        
> ____________________________________________________ 
> Yahoo! Sports 
> Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football 
> http://football.fantasysports.yahoo.com
> 
> AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN 
> SUMATERA UTARA !!!
> ================
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: balita-
> [EMAIL PROTECTED]
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 


AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke