hahaha...kecian deh...bapak2....
hidup...ibu2...ibu2....




kusumawardhani <[EMAIL PROTECTED]> 
07/07/2005 08:41 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
[EMAIL PROTECTED], balita-anda@balita-anda.com, 
[EMAIL PROTECTED]
cc

Subject
[balita-anda] Fwd: Bauuuuu....







Yasmin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Date: Tue, 28 Jun 2005 14:23:23 +0700
From: Yasmin [EMAIL PROTECTED]

BAU ISTRIKU
Sumber : Suara Merdeka

Anak saya memiliki serpihan gombal yang derajatnya telah menjadi jimat.
Tanpa gombal ini, mustahil dia tertidur.
Jika kami sekeluarga harus pergi menginap ke luar kota, 
semua barang boleh ketinggalan kecuali gombal yang satu ini.
Jika barang ini sampai tertinggal, bencana akibatnya.

Anak ini akan menolak tidur semalaman. Ia akan mencari gombal jimatnya
itu melebih apa saja. Jika 
ia sudah mendekat gombalnya, wahai... anak ini akan segera stoned,
mabuk, dan tidur dengan
lelapnya. Kami hanya bisa heran,
bagaimana gombal bulukan yang tak pernah kenal air ini bisa membuat
hidupnya demikian 
tenteram.

Gombal wasiat itu sebetulnya berasal dari kain sarung yang dipergunakan
sebagai selimut saat istri
melahirkan. Sarung inilah yang kemudian menjadi karib anak
karena sering menjadi pembungkus ketika ia masih bayi dan
menjadi selimut ketika ia balita serta tak jarang menjadi 
selimut berdua antara anak dan ibunya.

Begitu tinggi frekuensi pemakaian sarung ini hingga ia menjadi kain
teraniaya yang aus dalam waktu
singkat. Hingga ketika si anak sudah masuk TK,
sarung itu telah menjadi kain perca selebar serbet saja lebarnya. Serbet 
apak
inilah yang hingga sekarang masih menjadi teman tidur setianya.
Melihatnya lelap sambil menghirup gombal ajaibnya itu
sungguh pemandangan
yang mengherankan hati. Itu gombal sudah bertahun-tahun tak boleh 
dicuci. Tapi bau inilah
satu-satunya aroma terapi yang mujarab bagi tidurnya.

Pernah kami diam-diam mencucinya. Ketika malam gombal ini kami sodorkan,
si anak malah ngamuk
sejadi-jadinya. Ia menolak aroma terapi gombalnya yang sudah tercemar 
bau detergen. Semalaman,
kami harus menanggung tidurnya yang penuh krisis.
Tidur dengan bekal marah, telah membuat dia mengigau dan banyak gerak.
Sejak saat itu, kami memilih membiarkan gombal ini menjadi kain purba, 
dengan komplikasi
bau yang cuma anak saya yang tega menghirupnya.

Tapi belum lama ini kami mengalami kecelakaan kedua menyangkut soal bau
ini. Secara tak sengaja,
gombal ini tertindih tidur bapaknya semalaman. 
Ketika malam berikutnya si anak mencium bau bapak di gombalnya, ia
menolak
menghirupnya. Ia ingin bau ibu, bukan bau bapak. Kami sadar risikonya
jika bau
ibu tidak secepatnya dihadirkan. Akan terjadi geger semalaman. Maka cara 
instan pun kami tempuh,
gombal itu ditindih, digosok, dililit ke segenap tubuh ibunya, dan
ketika bau ibu itu telah menindih bau bapak, si anak
baru mau menghirupnya dengan nikmatnya. Kurang ajar!

Sudah lama saya cemburu pada kedekatan si anak ini dengan ibunya. Tapi 
malam itu benar-benar
menjadi puncak rasa cemburuku. Apa salah bapaknya ini sehingga soal bau
pun dia memihak ibunya?
Apa kurang tanggung
jawabku pada mereka? Setiap hari aku bekerja hingga tak kenal waktu. Aku
memberikan yang terbaik 
untuk mereka
sekuatku, sebisaku. Tapi apa balasan mereka pada kerja kerasku ini!

Gombal itu benar-benar menyinggung perasaanku. Ia bukti kekalahanku di
keluarga ini. Betapa aku
yang bekerja keras di luaran tapi istri juga yang mendapat penghargaan 
di dalam rumah, di depan
anak-anak. Sekarang
kutanya kepadamu anak-anakku, beda apa bau tubuh bapakmu dengan ibumu
ini? Betul, ibu adalah
pihak yang setiap saat
merawatmu. Betul, bahwa di waktu kecilku dulu, aku lebih suka menyelinap 
di ketiak ibu katimbang di
ketiak bapak. Betul,
jika aku ditantang untuk menggantikan pekerjaan ibumu saat merawatmu,
bisa-bisa aku terserang
stroke dini. Itu pekerjaan
berat dan hanya ibumu yang sanggup 
melakukannya. Tapi persoalannya ialah, apakah cuma ibumu yang bekerja
keras?

Tidak, jawabku. Aku juga bekerja keras untuk menyayangimu.
Jika hanya bau tubuh ibumu yang
engkau sukai, ini betul-betul
tidak adil. Belum jika aku tega membuka rahasia besar ini kepadamu. 
Dengarlah, engkau boleh begitu
menyukai bau ketiak
ibumu, tapi tanpa setahumu, ibumu adalah juga pihak yang suka menyelinap
di ketiak bapakmu kalau
bakat manjanya kumat.
Jadi anakku, engkau jangan salah sangka pada 
bau tubuh bapakmu. (Suara Merdeka)

AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN 
SUMATERA UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: 
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke