> JADI SENSITIF DI KALA HAMIL
> Wajar, kok, kalau perilaku ibu hamil jadi terkesan aneh-aneh. Biang
keladinya tak lain adalah perubahan hormonal.
>
> "Aduh... istriku uring-uringan terus sejak hamil. Ia jadi cemburuan. Aku
pulang sedikit terlambat saja, sudah ditanya macam-macam," keluh seorang
suami yang istrinya tengah mengandung 2 bulan.
>
> Nah, para suami dimohon maklum jika istri yang tengah hamil jadi
berperilaku tidak biasa. Yang tadinya sabar jadi cepat naik darah, yang
tadinya rajin mendadak jadi malas, yang semula mandiri jadi manja, atau yang
biasanya selalu memperhatikan suami kini malah ingin lebih diperhatikan.
>
> Lantaran itulah, saat memutuskan untuk hamil, istri dan suami harus
benar-benar siap fisik dan mental. Jadi saat terjadi perubahan, entah itu
perubahan fisik maupun perilaku, baik istri maupun suami tidak terlalu kaget
menghadapinya. Jangan sampai perubahan ini membuat hubungan suami istri jadi
tidak harmonis, karena memang sangat mungkin pasangan dibuat jengkel
karenanya. Inilah saran dari Dra. M. Louise M.M. Psi., untuk para suami yang
bingung menghadapi perubahan psikis pada istri yang tengah hamil.
>
> CENDERUNG MALAS
>
> Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja,
melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. "Jadi
tidak ada salahnya bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu.
Misalnya dengan menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi
sendiri, atau bila tidak punya pembantu suamilah yang mencuci piring atau
mencuci baju," ujar Lusi, sapaan akrabnya.
>
> LEBIH SENSITIF
>
> Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif.
Sedikit-sedikit tersinggung lalu marah. Saran Lusi, apa pun perilaku ibu
hamil yang dianggap kurang menyenangngkan, hadapi saja dengan santai.
Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini nantinya bakal hilang. Bukan
apa-apa, bila suami membalas kembali dengan kemarahan, bisa-bisa istri
semakin tertekan sehingga mempengaruhi pertumbuhan janinnya.
>
> MINTA PERHATIAN LEBIH
> Perilaku lain yang kerap "mengganggu" adalah istri tiba-tiba lebih manja
dan selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih,
usahakan untuk menanyakan keadaannya saat itu. Perhatian yang diberikan
suami, walau sedikit, bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk
pertumbuhan janin. Demikian pula ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu
pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. Sebaiknya
lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang
sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk
menghadapinya.
> GAMPANG CEMBURU
>
> Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan.
Pulang telat sedikit saja, istri akan menanyakan hal macam-macam. Mungkin,
selain perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan
penampilan fisiknya. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk
menenangkannya, suami perlu menjelaskan dengan bijaksana bahwa
keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan bukan
karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas
hari itu dari pergi sampai pulang.
>
> AKIBAT HORMON PROGESTERON
>
> Lebih lanjut, dr. Dwiana Ocvianti, Sp.OG., dari RSUPN Cipto Mangunkusumo,
Jakarta, menjelaskan perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar
karena produksi hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang
mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. "Perubahan hormon yang terjadi
pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita
yang sedang mengalami siklus haid," ujar ginekolog yang akrab disapa Ovi.
>
> Memang, perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi
psikis ibu hamil. Ada juga yang perilakunya tidak berubah. Hal ini, tutur
Ovi, disebabkan kerentanan psikis setiap orang yang berbeda-beda. Nah, daya
tahan psikis dipengaruhi oleh kepribadian, pola asuh sewaktu kecil, atau
kemauan ibu untuk belajar menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
>
> Tak jauh berbeda, Lusi yang merupakan psikolog klinis di Klinik Psikologi
Parent Education Program RSAB Harapan Kita, Jakarta, menuturkan biasanya ibu
yang menerima atau bahkan sangat mengharapkan kehamilan akan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Secara fisik dan psikis, mereka
lebih siap.
> Berbeda dari ibu yang tidak siap, umpamanya karena kehamilannya tidak
diinginkan, umumnya merasakan hal-hal yang lebih berat. "Begitu pula dengan
ibu yang sangat memperhatikan estetika tubuh. Dia akan merasa terganggu
dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan. Seringkali ibu sangat
gusar dengan perutnya yang semakin gendut, pinggul lebih besar, payudara
membesar, rambut menjadi kusam, dan sebagainya. Tentu hal ini akan semakin
membuat psikis ibu menjadi tidak stabil."
> Perubahan psikis umumnya lebih terasa di trimester pertama kehamilan. Kala
itu pula, ibu masih harus menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan hormon
yang terjadi. Lalu berangsur hilang di trimester kedua dan ketiga karena ibu
sudah bisa menyesuaikan dirinya.
>
> WASPADAI PERUBAHAN BERLEBIHAN
>
> Perubahan perilaku pada ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan
mengganggu proses tumbuh kembang janin. Namun, Ovi dan Lusi sepakat bahwa
ada batasan yang mesti diwaspadai, yakni saat perilaku ibu sudah
"keterlaluan". Kriteria keterlaluan memang terkesan rancu, tapi yang pasti
waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih atau stres sehingga
perilakunya bisa "membahayakan" janin. Misalnya, kemalasan ibu sampai
membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau kemarahan yang terjadi sudah
sering berubah menjadi amukan.
>
> Menurut Lusi, kondisi psikis yang terganggu akan berdampak buruk pada
aktivitas fisiologis dalam diri ibu. Umpamanya, suasana hati yang kelam dan
emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah,
produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam lambung. Di
samping itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu,
gelisah, pening, dan mual. Semua dampak ini akhirnya akan merugikan
pertumbuhan janin karena si kecil sudah dapat merasakan dan menunjukkan
reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa
trimester pertama merupakan masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh
janin.
>
> Oleh karena itu, walaupun sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja
wajar muncul di masa hamil, Ovi tetap menganjurkan agar ibu segera
mengatasinya. "Banyak hal yang bisa dilakukan." Jika perubahan ini
ditanggapi secara positif, baik ibu maupun janin akan lebih sehat
kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
munculnya dampak psikis yang negatif:
>
> 1. Menyimak Informasi Seputar kehamilan
>
> Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari buku, majalah,
koran, tabloid, atau situs kehamilan di internet. Dengan mengetahui akar
masalah yang terjadi maka ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilan. Ibu
pun jadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Sebaliknya, jika tidak berusaha mencari tahu terhadap perubahan pada
dirinya, tak mustahil akan timbul berbagai perasaan yang mungkin saja sangat
mengganggu kondisi psikis.
>
> 2. Kontrol Teratur
>
> Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan. Saat konsultasi,
ibu bisa menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila
ibu perlu penanganan lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu
untuk menemui psikolog atau psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi.
>
> 3. Perhatian Suami
>
> Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu.
Misalnya, ibu bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke
dokter atau bidan agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari
pasangan.
>
> 4. Jalin Komunikasi
>
> Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi
komunikasikanlah hal itu kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa
berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan. Dukungan
dari lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh terhadap kestabilan
emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang dipendam sendiri tidak
akan membawa perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah ibu jadi
berkepanjangan.
>
> 5. Beraktivitas
>
> Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan
gejolak perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau
apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai
perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik.
>
> 6. Perhatikan Kesehatan
>
> Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk
perubahan psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan
memperhatikan asupan gizi. Hindari mengonsumsi makanan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol,
rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan.
>
> 7. Relaksasi
>
> Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya
dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil
mengatur napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Y! Messenger - Communicate in real time. Download now.



AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke