Moms & Dads..maaf ya......buat yg tidak berkenan........
 
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of Sukamto Pawiro
Sent: 12 Juli 2005 7:42
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [www.aka-92.cjb.net] Fw: [pks-qatar] Yth Pimpinan dan Anggota DPR.


 
----- Original Message -----
From: Saifull
Sent: Monday, July 11, 2005 11:50 AM
Subject: [pks-qatar] FW: Yth Pimpinan dan Anggota DPR.


----- Forwarded by Read Zuhdi/Tax/Jakarta/ErnstYoung/ID on 07/07/2005 14:30 -----
"Hartawan Hary S" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent by: [EMAIL PROTECTED]

07/07/2005 12:04
Please respond to akt95

       
        To:        <[EMAIL PROTECTED]>
        cc:        <[EMAIL PROTECTED]>, <[EMAIL PROTECTED]>
        Subject:        [akt95] FW:  Yth Pimpinan dan Anggota DPR.



Kompas - Selasa, 05 Juli 2005  
 
Yth Pimpinan dan Anggota DPR...
Oleh: KRISTI POERWANDARI
 
Saat saya membaca berita tentang anggota DPR mengusulkan kenaikan tunjangan pimpinan dan anggota DPR yang tidak tanggung-tanggung jumlahnya per bulan,
batin saya terasa sangat tidak enak. Terlebih saat saya mendengar tanya jawab Ida-Krisna Show di radio Delta FM dengan seorang anggota DPR, yang saya tidak perlu sebutkan namanya. Ia menjelaskan bahwa kenaikan itu penting demi prinsip keadilan, dan mengingat anggota dewan juga harus memenuhi kepentingan partai yang diwakilinya.
 
Saya sudah lupa apa ia juga yang menyatakannya: bahwa untuk menjalankan tugasnya dengan baik, anggota dewan perlu punya asisten atau orang-orang yang membantu yang harus digaji. Waktu disinggung apakah itu akan menghapus korupsi, ia juga menjelaskan, "Kalau korupsi itu kan masalah jangka panjang. Itu kan sudah dinyatakan sebagai masalah budaya...."
 
Seolah-olah masalah jangka pendek yang terpenting adalah naiknya tunjangan anggota DPR. Saya berharap Ida dan Krisna dapat bertanya lebih kritis, tetapi
mungkin saking terpananya mereka-karena mereka tidak mengantisipasi akan memperoleh jawaban demikian dari seorang anggota dewan yang sangat terhormat dan selama ini dikenal kritis-mereka seperti hilang ide untuk banyak bertanya.
 
Tidak berdaya
 
Dalam perjalanan naik bus, lalu pindah angkot, ke tempat kerja saya di Depok, tiba-tiba saya merasa amat sangat lelah dan sedih. Tak tertahan saya mengirim SMS kepada adik dan sahabat di tempat kerja, SMS yang sama: "Tidak tahu mengapa aku merasa lelah banget. Waktu baca berita anggota DPR minta kenaikan
tunjangan, aku merasa sangat muak."
 
Lebih heran lagi, saya melakukan hal yang selama ini tidak pernah saya lakukan di depan umum, saya mencucurkan air mata di bus dan mikrolet hanya karena
merasa sangat sedih, marah, sekaligus tidak berdaya. Kok bisa-bisanya anggota DPR berpikir dan mengajukan usulan seperti itu saat masyarakat Indonesia
menghadapi masalah yang amat sangat bertubi-tubi dan semuanya berat.
 
Sebut saja kasus busung lapar dan angka keberhasilan lulus ujian nasional yang amat rendah. Saya kirim SMS lagi: "Aneh betul. Aku menangis di bus karena baca
berita DPR itu. Jadi ingat banyak orang yang hidup kesusahan, yang seharinya mungkin cuma bisa mengumpulkan sepuluh ribu rupiah penghasilan."
 
Saya memerhatikan penumpang-penumpang angkot yang mungkin penghasilannya tidak sampai Rp 1 juta per bulan, memerhatikan sopir angkot yang dengan hati-hati menghitung dan merapikan uang receh serba kumal yang dikumpulkannya seharian. Memerhatikan penjual- penjual jeruk di jalanan yang dengan penuh kasih mengelap jeruknya agar terlihat bersih berkilau, berharap dengan imannya yang teguh bahwa jeruknya yang terlihat bersih itu akan mengundang minat orang untuk membeli.
 
Orang-orang kecil hampir hilang kata. Tertegun dan tak mampu lagi berkomentar akan banyaknya kejadian mengherankan tetapi nyata yang dipertontonkan
orang-orang hebat, pejabat pemerintah, dan wakil rakyat lewat media. Menjadi anggota DPR adalah suatu pilihan. Tidak ada seorang pun dapat memaksa orang
lain untuk menjadi presiden, menteri, atau anggota DPR/MPR bila sang subyek tidak menghendakinya. Lalu, sekarang mengeluh dengan gaji yang antara Rp 20 juta hingga Rp 30 juta, yang dirasa sangat tidak memadai? Dan menuntut tunjangan disesuaikan agar adil. Tidak memadai untuk ukuran siapa? Adil menurut siapa? Dengan ukuran apa?
 
Bila alasannya agar anggota DPR dapat menjawab kebutuhan partai yang diwakilinya, kita jadi bertanya-tanya, sebenarnya pantaskah uang puluhan juta rupiah dikeluarkan untuk kepentingan partai, bukan untuk kepentingan rakyat? Alasan lain: "Anggota dewan harus tampil berwibawa dan mantap di depan pemerintah
yang dipantaunya." Sungguh ngeri bila kewibawaan itu dianggap dapat diperoleh dengan naiknya tunjangan berlipat ganda. Mohon maaf, ini sama sekali tidak
mengikuti runtunan logika.
 
Mohon maaf juga, mengkritik-kritik-bila itu yang dipahami oleh anggota dewan tentang pekerjaannya memantau eksekutif-itu jauh lebih mudah daripada mengerjakannya sendiri. Apakah untuk mengkritik-kritik itu anggota dewan menuntut tunjangan yang luar biasa besarnya? Angka 30 juta rupiah itu buat saya bisa
berarti menggaji tujuh hingga sepuluh orang berkualitas sebagai peneliti.
 
Lalu, untuk apa tunjangan bagi pimpinan DPR yang diusulkan lebih dari 80 juta rupiah sebulan?
 
Orang biasa yang hidup layak tetapi tidak bermewah-mewah tidak akan dapat mengerti, bagaimana take home pay anggota DPR yang antara Rp 20 juta
hingga Rp 30 juta dirasa tidak mencukupi. Terlebih lagi banyak orang tahu bahwa sebagian besar mereka tidak bekerja penuh waktu sebagai anggota dewan, yang artinya, sesungguhnya tidak dapat memberikan perhatian penuh pada tugasnya.
 
Tontonan tak pantas
 
Masyarakat sangat jenuh, sangat heran, tak mengerti, kecewa, marah, putus asa, dan merasa tidak berdaya. Mereka sudah sangat sulit mempertahankan hidup, masih harus disuguhi tontonan sangat tidak pantas dari banyak penggede kita. Naiknya angka bunuh diri yang tajam tahun-tahun belakangan ini jelas mengomunikasikan perasaan tidak berdaya dan keputusasaan dari banyak anggota masyarakat, suatu tanda bahaya sangat besar yang sungguh mengherankan,
tidak dipedulikan kalangan atas.
 
Jadi, para anggota dewan yang terhormat, bila tidak ada satu pun dari Anda yang merasa malu dengan usulan kenaikan tunjangan dan tidak melakukan sesuatu pun untuk mencegahnya, kami jadi bertanya: "Adakah, satu saja, dari Anda yang pantas untuk mewakili masyarakat biasa, orang banyak, manusia Indonesia yang sungguh harus berjuang berat untuk mempertahankan hidupnya?"
 
"Adakah, satu saja, dari Anda yang merasa bersalah dengan ide itu dan meminta maaf kepada kami, masyarakat yang Anda wakili, orang-orang biasa yang tersebar di seantero Indonesia?"
 
Semoga Allah memberkahi masyarakat Indonesia, rakyat biasa, dengan kesabaran, pintu maaf, keteguhan, dan iman. Semoga, meski sepak terjang para petinggi yang sungguh-sungguh menimbulkan disonansi dan frustrasi, kita tetap dapat menemukan titik-titik harapan.
 
Kristi Poerwandari Ketua Program Studi Kajian Wanita PPS-UI, Dosen Fakultas Psikologi UI, dan Yayasan PULIH, yang Fokus pada Penanganan Trauma dan
Intervensi Psikososial
 



Milis PK SEJAHTERA QATAR,sebagai media Silaturahmi,Komunikasi,dan Saling Menasehati. Website: http://www.pksqatar.cjb.net





aka-92 adalah milist Alumni AKA Bogor Khususnya Angkatan92 sebagai media silaturahmi,komunikasi,informasi.
www.aka-92.cjb.net




SPONSORED LINKS
Graduate school education High school education Home school education
Secondary school education Graduate school education online School education


YAHOO! GROUPS LINKS




AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke