http://cyberman.cbn.net.id
Mengonsumsi darah ular atau binatang lain seperti biawak, trenggiling,
otak monyet, dan kalong, diyakini mampu meningkatkan libido pria. Meskipun
bisa dipakai sebagai obat berbagai macam penyakit, namun tetap saja
mendongkrak libido menjadi tujuan utama konsumennya.
Malam belum lagi larut di Jl. Mangga Besar Raya, Jakarta Barat, yang
masih menyisakan rintik hujan. Lampu-lampu jalan terlihat nanar, tersaput
asap kendaraan bermotor yang lalu lalang menikmati Jakarta yang terasa
sedikit dingin malam itu.
Beberapa puluh meter dari hotel 'jam-jaman' yang biasa di-booking pria
'hidung belang' dengan pasangannya, terlihat sedikit kesibukan di sebuah
tenda yang ditutup dengan kain lebar mirip spanduk bertuliskan khasiat ular
kobra dan trenggiling yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit
seperti kencing manis, darah tinggi, jantung, haid tidak teratur, dan masih
sederet panjang daftar penyakit yang bisa disembuhkan setelah meminum darah
atau empedu ular kobra.
Di meja ditata beberapa botol arak dan madu yang dipakai untuk
mencampur darah dan empedu ular kobra agar hilang rasa amis, anyir, dan
pahit. Di dekat meja, pemilik meletakan kotak berukuran sekitar 1 m2 berisi
puluhan ular kobra, baik yang jenis biasa maupun king cobra. Sementara anak
buahnya terlihat membakar daging ular yang kemudian disantap pengunjung
setelah mereka menenggak darah dan empedunya.
"Sate ular ini biasanya dimakan sebagai syarat saja. Ada juga pembeli
yang tidak mau makan sate kobra, mereka hanya minum darah dan empedunya.
Dagingnya biasa kita buat sate dan dijual Rp800 per tusuk," ujar Uwi alias
Safari, 38, pemilik Uwi Kobra kepada Bisnis.
Menurut pria yang sudah berjualan ular kobra dan trenggiling di
kawasan Mangga Besar sejak 1984 ini, setiap harinya dia bisa menjual minimal
10 ular kobra dalam berbagai ukuran dengan harga bervariasi. Untuk ular
kobra biasa, berukuran kecil, harganya dipatok Uwi Rp25.000 per ekor.
Sedangkan untuk King Cobra, Uwi mematok harga Rp750.000 per ekor.
"Untuk trenggiling, harganya dihitungnya per kilogram, dimana per
kilogramnya kita jual Rp110.000. Minimal sehari saya bisa menjual 10 ekor
kobra. Nah, kalau pas musim liburan panjang dan banyak turis Taiwan datang
ke sini, saya bisa jual banyak. Mereka senang melahap ular kobra, baik di
sup maupun dibuat sate," tuturnya.
Memang, demikian penuturan Uwi, sebagian besar pelanggannya adalah
orang 'keturunan'. Namun bukan berarti pribumi tidak suka mengonsumsinya.
Sebab, konon kabarnya darah dan empedu ular kobra akan mampu membuat seorang
pria 'tahan lama' di ranjang dengan pasangannya. Tidak hanya itu, gangguan
impotensi pun bisa diatasi secara bertahap dengan mengonsumsi darah dan
empedu ular jenis ini. Inilah yang membuat banyak pria berbondong-bondong
mendatangi tempat penjualan darah ular kobra di bilangan Mangga Besar.
'Tahan lama'
Seperti dialami Halim Putra, 26, karyawan di sebuah perusahaan
interior yang mengaku mengonsumsi darah dan empedu ular seminggu tiga kali
dengan rata-rata uang yang dikeluarkan Rp250.000 hingga Rp300.000 sekali
makan.
"Hasilnya sungguh luar biasa. Saya bisa 'main' sampai tiga kali
berturut-turut dengan pasangan saya. Selain itu, badan juga terasa fit dan
tidak mudah lelah. Selain darah ular, saya juga suka menyantap otak monyet,"
kata pria dengan badan yang memang terlihat sehat.
Kecenderungan minum darah dan empedu ular kobra tidak hanya terjadi di
Jakarta, melainkan kota besar lainnya seperti di Surabaya, Medan, Denpasar,
dan Semarang. Di Semarang, Bisnis sempat mengunjungi Istana Raja Kobra,
warung sekaligus rumah milik Sapto Miharjo, perintis pengobatan ramuan ular
kobra dan penyedia masakan olahan daging ular dan biawak di bilangan Barito.
Rumah sekaligus warung dengan pagar dan kayu penyangga yang bercat
hijau muda itu begitu bersahaja menyapa setiap tamu atau pelanggan yang
hadir. Usai melalui pagar, kita langsung disambut deretan kursi panjang dan
meja khas warungan. Beberapa penggorengan besar dan alat-alat masak usang
nampak berjejeran dengan kompor besar yang mati berdiri kukuh di sudut
sebelah kanan.
Sedang di sudut kiri pintu masuk terdapat sebuah kandang besar dari
bambu dan anyaman kawat didepannya beberapa ember berisi air dan setumpuk
buntelan kantung plastik. Di sebelah atas tumpukan buntelan itu tergantung
bulatan kecil-kecil berwarna hitam yang tak lain adalah empedu kering ular
dan biawak.
Tentang buntelan remeh tergeletak di samping ember itu Bisnis ingatkan
untuk tidak usil menjamahnya. Sebab sekitar enam ular dari jenis naja sp
(kobra lokal) dan ophiophagus hannah (king cobra)-yang sedang berganti kulit
itu sangat sensitif-tersebut akan dengan senang hati untuk menyemburkan
racunnya ke mata Anda atau mematuk kulit kaki Anda.
"Kalau yang tiga itu king cobra sudah dipesan oleh pengusaha Korea
untuk diambil usai Lebaran," ujar Sapto yang biasa disapa Totok yang
pengalaman menangkap ular sejak 1977.
Siang itu dirinya baru saja usai menyembelih seekor kobra lokal
seukuran dua meter untuk diambil darah, empedu, sumsum dan tangkurnya
sebagai sarana kesembuhan salah seorang pasien dari Kota Demak. Seperti yang
sudah-sudah dirinya selalu mendapat pasien dalam kondisi sudah sangat parah
dan mengaku sudah menyerah dengan pengobatan ala kedokteran.
Segala penyakit
Selain untuk surungan (kawan minum alkohol lokal, Cong Yang) daging
ular biasa (bukan kobra) menurut Totok berkhasiat untuk menyembuhkan
penyakit kulit.
Sedangkan ular dari jenis kobra selain dinikmati sebagai surungan,
menurut Totok memiliki banyak khasiat a.l darah untuk darah rendah, daya
tahan tubuh lemah; empedu untuk berkhasiat untuk menyembuhkan hampir semua
penyakit berat seperti kanker, paru-paru, tumor, dan penyakit berat lain;
sumsum digunakan untuk menyembuhkan rematik, pengapuran, asam urat dan cepat
lelah; tangkur dipercaya mampu mengatasi impotensi sedangkan kulit- dalam
bentuk bubuk dicampur kopi-untuk mengobati luka yg lambat menutup.
"Tetapi saya mengharapkan agar calon pengguna ramuan sebaiknya
memeriksakan dirinya terlebih dahulu secara medis, semisal tekanan darah,"
paparnya.
Totok menjelaskan pemeriksaan medis diperlukan untuk menentukan
takaran ramuan yang akan diberikan untuk tiga hari berturut-turut pertama.
Usai tiga hari pertama, pengguna diharapkan memeriksakan dirinya kembali ke
dokter.
Pemeriksaan itu selain untuk melihat hasil pengobatan juga untuk
melihat ulang takaran ramuan, juga karena ramuan ini terhitung mahal bagi
masyarakat yang kurang mampu.
Ramuan ala Totok sebenarnya cukup sederhana yaitu merupakan campuran
dari bagian tubuh kobra darah, sumsum, empedu dan tangkur ditambah madu dan
anggur kolesom.
Penggunaan anggur kolesom yang berkadar alkohol rendah itu dimaksudkan
untuk mempercepat penyerapan saripati dari ramuan tubuh ular kobra tersebut.
Setiap satu ramuan tersebut, dirinya mematok harga kobra lokal tak
lebih dari Rp25.000 sedangkan king kobra dipatok harga Rp500.000. Harga itu
terhitung sangat murah jika dibandingkan harga yang dipatok oleh penyedia
ramuan darah kobra di kota-kota lain. Bahkan beberapa diantaranya tega
memberikan harga yang berbeda-beda sesuai ukuran ular.
"Padahal khasiatnya sama saja baik ular usia tua, ukuran besar kecil.
Yang penting ularnya dari jenis kobra."
Meski tentu saja Totok tidak menampik tetap menjaga dapur rumahnya
tetap menyala, harga murah itu adalah bagian dari pelayanan sosial bagi
masyarakat.
Mengenai pelanggan Istana Raja Kobra, Totok menuturkan cukup banyak
pejabat-pejabat di Ibukota dan di Jawa yang turut menjadi pelanggannya.
Hanya saja dia mengaku sungkan untuk menyebutkan nama-nama pejabat yang
menjadi pelanggannya.
Hanya saja untuk pengolahan yang diinginkan oleh pelanggan, Totok
mengaku lepas tangan semisal orang Korea yang memilih untuk merebus 40 ekor
ular kobra segala ukuran hidup-hidup dengan 20 liter air selama 24 jam.
Sehingga menyisakan air sekitar dua liter.
Ada juga tamu yang memilih memasukkan ular hidup ke dalam botol
minuman keras, seperti halnya menggunakan bayi rusa minuman keras, dipercaya
ini mampu mendongkrak kejantanan peminumnya.
Tapi, menurut Uwi, sebaiknya bila Anda mau meminum darah kobra yang
dicampur empedu, atau sumsum, pergilah ke tempat yang sudah berpengalaman
membunuh ular kobra secara tepat.
"Untuk memotong kepala dan mengeluarkan darahnya ada caranya, tidak
asal potong. Kalau asal potong, bisanya ikut tertuang ke dalam gelas. Itu
sama saja Anda minum racun, bisa mati," tegas Uwi.
Memang, pada medio April 2003 lalu di salah satu restoran kobra di Jl.
Ngurah Rai, Bali, seorang pria yang inngin mengobati penyakit rematik,
paru-paru, dan maag yang dideritanya tewas setelah meminum darah ular. Jadi,
selain berharap penyakit bisa lenyap, Anda juga mesti waspada dengan risiko
yang akan menimpa. (09/dhp)
Sumber: Bisnis Indonesia
----- Original Message -----
From: "Gunawan Yusuf" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Monday, January 13, 2003 2:48 PM
Subject: Re: [balita-anda] Fw: di sini ada ular.... (maaf OOT)
katanya kalo ular cobra bisa untuk obat ?
----- Original Message -----
From: "intan dima" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Wednesday, July 13, 2005 1:48 PM
Subject: Re: [balita-anda] Fw: di sini ada ular.... (maaf OOT)
dulu waktu saya tinggal di ponti, udah jamak bgt orang makan ular
gak tau ya ular apaan, gak pernah nanya2 or dikasi tau....
----- Original Message -----
From: "Gunawan Yusuf" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Monday, January 13, 2003 1:42 PM
Subject: Re: [balita-anda] Fw: di sini ada ular.... (maaf OOT)
> Siapa and ular apa bu .............?
> ----- Original Message -----
> From: "intan dima" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <balita-anda@balita-anda.com>
> Sent: Wednesday, July 13, 2005 1:23 PM
> Subject: Re: [balita-anda] Fw: di sini ada ular.... (maaf OOT)
>
>
>> banyak kok yg biasa makan ular.....
>>
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: "Yuliana Dewi" <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: <balita-anda@balita-anda.com>
>> Sent: Wednesday, July 13, 2005 1:22 PM
>> Subject: RE: [balita-anda] Fw: di sini ada ular.... (maaf OOT)
>>
>>
>> > Haa?! Makan ular?? Nggak salah pak????!!
>> >
>> > -----Original Message-----
>> > From: Didik Wijayanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> > Sent: Wednesday, July 13, 2005 1:16 PM
>> > To: balita-anda@balita-anda.com
>> > Subject: Re: [balita-anda] Fw: di sini ada ular.... (maaf OOT)
>> >
>> >
>> > dikota asal solo saya sering ketemu ular pak, malah kalo nggak
>> > ketemu
>> > ular justru kelimpungan & langsung nyari? bahkan saya sendiri juga
>> > sering nyari ditempat2 yang biasa ada, kalo ada ular boleh juga
>> > dikasihkan saya buat dimakan nyam nyam nyaammm...lezaattt....
>>
>>
>> AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN
> SUMATERA UTARA !!!
>> ================
>> Kirim bunga, http://www.indokado.com
>> Info balita: http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
> [EMAIL PROTECTED]
>> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>>
>
>
> AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN
> SUMATERA UTARA !!!
> ================
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN
SUMATERA UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN
SUMATERA UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]