Dear Parents,

Sebagai bahan informasi kalo anak2nya menghadapi hal2 dibawah
ini............
Untuk Bram (10 bln) tiap ketemu dokter dan tukang pijet langganannya dah
nangis dan njerit2 duluan........(kok ya tau dan apal aja, kalo 2 org itu
bakal bikin dia sakit & nangis mringis krn sakit disuntik / dipijet)
He3333333.....
                                                                            
                                                                            
                                                                            
                                                                            
                                                                            
                                                                            
                                                                            
                                                                            
                                                                            
                                                                            
                     9 RASA TAKUT DAN CARA MENGATASINYA                     
                                                                            
                                                                            
                                                                            
   Wajar jika batita memiliki rasa takut. Bentuknya juga macam-macam. Yang  
  jelas, bila ia tak dibantu mengatasi ketakutannya, bisa mengalami fobia.  
                                                                            
                                                                            
  Ketakutan, kata dr. Ika Widyawati, SpKJ dari Bagian Psikiatri FKUI- RSUPN 
  Cipto Mangunkusumo, Jakarta, merupakan suatu keadaan alamiah yang         
  membantu individu melindungi dirinya dari suatu bahaya sekaligus memberi  
  pengalaman baru. Pada sejumlah batita, rasa takutnya masih sebatas pada   
  hal-hal spesifik seperti takut pada anjing, gelap, atau bertemu orang     
  asing.                                                                    
                                                                            
                                                                            
  Yang kerap terjadi, jelas psikiater ini, ketakutan anak justru muncul     
  karena "ditularkan" orang tuanya. Karena takut pada sesuatu atau kondisi  
  tertentu, "Tanpa sadar orang tua akan melarang anak dengan cara           
  menakut-nakutinya." Misanya, "Awas ada kucing, nanti kamu dicakar!"       
  Akibatnya, anak merasa terancam alias tidak aman setiap kali melihat      
  kucing. Padahal, umumnya kucing hanya akan marah dan mencakar jika        
  diganggu.                                                                 
                                                                            
                                                                            
  Bentuk ekspresi ketakutan itu sendiri bisa macam-macam. Biasanya lewat    
  tangisan, jeritan, bersembunyi atau tak mau lepas dari orang tuanya.      
  Untungnya, seperti dijelaskan Ika, rasa takut ini akan hilang dengan      
  sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. "Saat anak merasa aman       
  dengan dirinya sendiri maupun lingkungannya, hilanglah rasa takut tadi.   
  Tentu saja perlu dukungan orang tua."                                     
                                                                            
                                                                            
  Yang jadi masalah adalah bila rasa takut mengendap dan tak teratasi       
  sehingga berpengaruh pada aktivitas sehari-hari anak. "Bahkan bisa        
  mengarah jadi ketakutan yang bersifat patologis. Malah bisa fobia alias   
  ketakutan berlebih karena pernah mengalami kejadian tertentu." Misalnya,  
  gara-gara takut tikus, tiap kali melihat hewan itu, ia akan menjerit      
  ketakutan. "Tapi umumnya jarang muncul pada anak batita, kok," jelas Ika. 
                                                                            
                                                                            
  Berikut 9 jenis rasa takut yang kerap dialami batita dan tips mengatasi   
  yang diberikan Ika.                                                       
                                                                            
                                                                            
  1. TAKUT BERPISAH (SEPARATION ANXIETY)                                    
  Anak cemas harus berpisah dengan orang terdekatnya. Terutama ibunya, yang 
  selama 3 tahun pertama menjadi figur paling dekat. Figur ibu, tak selalu  
  harus berarti ibu kandung, melainkan pengasuh, kakek-nenek, ayah, atau    
  siapa saja yang memang dekat dengan anak.                                 
                                                                            
                                                                            
  Kelekatan anak dengan sosok ibu yang semula terasa amat kental, biasanya  
  akan berkurang di tahun-tahun berikutnya. Bahkan di usia 2 tahunan, kala  
  sudah bereksplorasi, anak akan melepaskan diri dari keterikatan dengan    
  ibunya. Justru akan jadi masalah bila si ibu kelewat                      
  melindungi/overprotektif atau hobi mengatur segala hal, hingga tak bisa   
  mempercayakan anaknya pada orang lain.                                    
                                                                            
                                                                            
  Perlakuan semacam itu justru akan membuat kelekatan ibu-anak terus        
  bertahan dan akhirnya menimbulkan kelekatan patologis sampai si anak      
  besar. Akibatnya, anak tak mau sekolah, gampang nangis, dan sulit dibujuk 
  saat ditinggal ibunya.Bahkan si ibu beranjak ke dapur atau ke kamar mandi 
  pun, diikuti si anak terus. Repot, kan? Belum lagi ia jadi susah makan    
  dan sulit tidur jika bukan dengan ibunya.                                 
                                                                            
                                                                            
  Cara Mengatasi:                                                           
  Jelaskan pada si kecil, mengapa ibu harus pergi/bekerja. Begitu juga      
  penjelasan tentang waktu meski anak usia ini belum sepenuhnya mengerti    
  alias belum tahu persis kapan pagi, siang, sore, dan malam serta          
  pengertian mengenai berapa lama masing-masing tenggang waktu tersebut.    
  Akan sangat memudahkan bila orang tua menggunakan bahasa yang mudah       
  dimengerti. Semisal, "Nanti, waktu kamu makan sore, Ibu sudah pulang."    
  Jika tak bisa pulang sesuai waktu yang dijanjikan, beri tahu anak lewat   
  telepon. Sebab, anak akan terus menunggu dan ini justru bisa menambah     
  rasa takut anak. Ia akan terus cemas bertanya-tanya, kenapa sang ibu      
  belum datang                                                              
                                                                            
                                                                            
  2. TAKUT MASUK "SEKOLAH"                                                  
  Bukan soal mudah melepas anak usia batita masuk playgroup. Sebab, ia      
  harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Padahal, tak semua anak bisa 
  gampang beradaptasi. Dari pihak orang tua, tidak sedikit pula yang justru 
  tak rela melepas anaknya "sekolah" karena khawatir anaknya terjatuh kala  
  bermain atau didorong temannya.                                           
                                                                            
                                                                            
  Cara Mengatasi:                                                           
  Orang tua tetap perlu mengantar anak ke "sekolah" karena ini menyangkut   
  soal pembiasaan. Kalaupun di hari-hari berikutnya ada sekolah-sekolah     
  yang bersikap tegas hanya membolehkan orang tua menunggu di luar,         
  sampaikan informasi ini pada anak. Guru pun harus bisa menarik perhatian  
  anak agar tidak terfokus pada ketiadaan pendampingan orang tuanya dengan  
  bermain. Di saat asyik bermain dengan teman-temannya niscaya ia akan      
  lupa.                                                                     
                                                                            
                                                                            
  3. TAKUT PADA ORANG ASING                                                 
  Di usia-usia awal, anak memang mau digendong/dekat dengan siapa saja.     
  Namun di usia 8-9 bulan biasanya mulai muncul ketakutan atau sikap        
  menjaga jarak pada orang yang belum begitu dikenalnya. Ini normal karena  
  anak sudah mengerti/mengenali orang. Ia mulai sadar, mana orang tuanya    
  dan mana orang lain yang jarang dilihatnya.                               
                                                                            
                                                                            
  Cara Mengatasi                                                            
  Di usia batita seharusnya rasa takut pada orang asing sudah mulai         
  berangsur hilang karena, toh, ia sudah bereksplorasi. Semestinya anak     
  sudah memperoleh cukup pengetahuan untuk menyadari bahwa tak semua orang  
  asing/yang belum begitu dikenalnya merupakan ancaman baginya.             
                                                                            
                                                                            
  Biasanya, justru karena orang tua kerap menakut-nakuti, sehingga anak     
  bersikap seperti itu. "Awas, jangan deket-deket sama orang yang belum     
  kamu kenal. Nanti diculik, lo!" Memang boleh-boleh saja orang tua         
  menasehati anak untuk berhati-hati/bersikap waspada pada orang asing,     
  tapi sewajarnya saja dan bukan dengan cara menakut-nakutinya.             
                                                                            
                                                                            
  4. TAKUT PADA DOKTER                                                      
  Mungkin pernah mengalami hal tak mengenakkan seperti disuntik, anak jadi  
  takut pada sosok tertentu. Belum lagi kalau orang tua rajin "mengancam"   
  setiap kali anak dianggap nakal. "Nanti disuntik Bu Dokter, lo, kalau     
  makannya enggak habis!" atau "Nanti Mama bilangin Pak Satpam, ya!         
                                                                            
                                                                            
  Cara Mengatasi:                                                           
  Izinkan anak membawa benda atau mainan kesayangannya saat datang ke       
  dokter sehingga ia merasa aman dan nyaman. Di rumah, orang tua bisa       
  membantunya dengan menyediakan mainan berupa perangkat dokter-dokteran.   
  Biarkan anak menjalani peran dokter dengan boneka sebagai pasiennya.      
  Secara berkala ajak anak ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan giginya.  
  Tak ada salahnya juga mengajak dia saat orang tua atau kakak/adiknya      
  berobat gigi. Dengan begitu anak memperoleh infomasi bagaimana dan ke     
  mana ia harus pergi untuk menjaga kesehatan giginya. Lambat laun          
  ketakutannya pada sosok dokter justru berganti menjadi kekaguman.         
                                                                            
                                                                            
  5. TAKUT HANTU                                                            
  "Hi, di situ ada hantunya. Ayo, jangan main di situ!" Gara-gara sering    
  diancam dan ditakuti seperti itu, batita yang sebetulnya belum mengerti   
  sama sekali tentang hantu, jadi tahu dan takut. Bisa juga karena ia       
  menonton film horor di televisi.                                          
                                                                            
                                                                            
  Cara Mengatasi:                                                           
  Jauhkan anak dari tontonan tentang hantu. Orang tua pun seyogyanya jangan 
  pernah menakut-nakuti anak hanya demi kepentingannya. Bisa pula dengan    
  membelikan buku-buku cerita atau tontonan anak mengenai karakter hantu    
  atau penyihir yang baik hati.                                             
                                                                            
                                                                            
  6. TAKUT GELAP                                                            
  Biasanya juga gara-gara orang tua. "Mama takut, ah. Lihat, deh, gelap,    
  kan?" Takut pada gelap bisa juga karena anak pernah dihukum dengan        
  dikurung di ruang gelap. Bila pengalaman pahit itu begitu membekas, bukan 
  tidak mungkin rasa takutnya akan menetap sampai usia dewasa. Semisal      
  keluar keringat dingin atau malah jadi sesak napas setiap kali berada di  
  ruang gelap atau menjerit-jerit kala listrik mendadak padam.              
                                                                            
                                                                            
  Cara Mengatasi:                                                           
  Saat tidur malam, jangan biarkan kamarnya dalam keadaan gelap gulita.     
  Paling tidak, biarkan lampu tidur yang redup tetap menyala. Cara lain,    
  biarkan boneka atau benda kesayangannya tetap menemaninya, seolah         
  bertindak sebagai penjaganya hingga anak tak perlu takut.                 
                                                                            
                                                                            
  7. TAKUT BERENANG                                                         
  Sangat jarang anak usia batita takut air. Kecuali kalau dia pernah        
  mengalami hal tak mengenakkan semisal tersedak atau malah nyaris          
  tenggelam saat berenang hingga hidungnya banyak kemasukan air.            
                                                                            
                                                                            
  Cara Mengatasi:                                                           
  Lakukan pembiasaan secara bertahap. Semisal, awalnya biarkan anak sekadar 
  merendam kakinya atau menciprat-cipratkan air di kolam mainan sambil      
  tetap mengenakan pakaian renang. Bisa juga dengan memasukkan anak ke klub 
  renang yang ditangani ahlinya. Atau dengan sering mengajaknya berenang    
  bersama dengan saudara/teman-teman seusianya. Tentu saja sambil terus     
  didampingi dan dibangun keyakinan dirinya bahwa berenang sungguh          
  menyenangkan, hingga tak perlu takut. Kalaupun anak tetap takut, jangan   
  pernah memaksa apalagi memarahi atau melecehkan rasa takutnya. Semisal,   
  "Payah, ah! Berenang, kok, takut!"                                        
                                                                            
                                                                            
  8. TAKUT SERANGGA                                                         
  Tak sedikit anak yang takut pada jangkrik, kecoa atau serangga terbang    
  lainnya. Sebetulnya ini wajar, hingga orang tua jangan tambah             
  menakut-nakutinya, "Awas, nanti ada kecoa, lo." Hendaknya justru bisa     
  memahami karena anak usia ini mungkin saja menemukan banyak hal yang      
  dapat membuatnya takut.                                                   
                                                                            
                                                                            
  Cara Mengatasi:                                                           
  Boleh saja orang tua memberi pengenalan tentang alam binatang pada anak.  
  Tak perlu kelewat detail seperti halnya profesor memberi kuliah. Tugas    
  orang tua sebatas memahami ketakutan anak sekaligus membantunya merasa    
  aman. Boleh saja katakan, "Ayah tahu kamu takut jangkrik." Cukup segitu   
  dan jangan paksa anak berada terus-menerus dalam pembicaraan mengenai     
  rasa takutnya. Jangan pula memaksa anak bersikap sok berani menghadapi    
  ketakutannya. "Belum saatnya mencobakan anak melihat atau malah           
  menyentuhkan serangga yang ditakutinya. Ini hanya akan membuat anak       
  semakin takut." Bila dipaksakan terus, anak malah bisa fobia pada         
  serangga. Biarkan anak tertarik dengan sendirinya dan biasanya ini        
  terjadi setelah anak berusia 2 tahunan. Jika anak memang takut kala ada   
  serangga yang terbang di dekatnya, bantulah untuk mengusirnya bersama     
                                                                            
                                                                            
  9. TAKUT ANJING                                                           
  Wajar anak batita takut anjing mengingat penampilan binatang ini memang   
  terkesan galak dengan gonggongan dan tampang yang garang. Belum lagi      
  kebiasaannya suka melompat, menjilat atau malah mengejar. Tugas orang     
  tualah untuk memahami sekaligus membantu anak mengatasi ketakutannya.     
                                                                            
                                                                            
  Cara Mengatasi:                                                           
  Tak harus memaksa anak memelihara anjing atau mendorong anak menghadapi   
  rasa takutnya dengan terus-menerus memberi 'ceramah', semisal "Ngapain,   
  sih, takut sama anjing. Anjingnya, kan, baik." Menihilkan ketakutan anak  
  justru akan membuat anak semakin takut dan bukan tidak mungkin akhirnya   
  malah berkembang jadi fobia yang sulit diatasi.                           
                                                                            
                                                                            
  Bila anak memang takut dan ketika berjalan bertemu anjing, pegangi        
  tangannya untuk meyakinkannya ia bisa aman melewati binatang yang         
  ditakutinya bersama orang tuanya. Jangan lupa untuk tetap menjaga jarak   
  aman dari temperamen binatang yang relatif sulit diduga. Bisa juga dengan 
  menunjukkan keakraban antara anjing sebagai hewan peliharaan dengan       
  majikannya lewat cerita/dongeng. Atau kenalkan pada anjing tetangga dan   
  tak ada salahnya meminta si pemilik memperlihatkan bagaimana menjalin     
  keakraban dengan anjingnya tanpa harus merasa takut.                      
                                                                            
                                                                            
  Dedeh Kurniasih.Foto: Iman Dharma (nakita)                                
                                                                            
                                                                            
                                                                            
                                                                            




AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke