Kebetulan banget nih ada postingan masalah Cacingan

Dua hari yg lalu, Mas Nanda-ku (6 th) juga mengeluh anusnya super
zuper gatal....
dia tak henti-hentinya menggaruk di malam hari....

lalu saya minta suami segera membelikan kombantrin...
sembari menunggu ayahnya datang membawa kombantrin, mas Nanda minta
saya memeriksa - maaf - anusnya.
Saya melihat dgn mata telanjang, bersih- bersih saja.
Lalu mas nanda minta saya mengoleskan minyak tawon ke anusnya, biar
cacingnya mati.
beberapa menit setelah minyak tawon dioleskan, saya menyuruh dia tetap
dalam posisi menungging, dan mata saya tak lepas memandang anus buah
hatiku.
 
Amit-amit jabang bayi, saya melihat seekor cacing kuecil......keluar
dari anus mas nanda...
cepat-cepat mas nanda saya cebokin di kamar mandi pakai air hangat,
dikasih detol.....
untung ayahnya segera datang, dia langsung meneggak 1 botol obat
cacing combantrin.
Malam itu tidurnya masih gelisah....
tangannya masih saja garuk di anus....
keesokan paginya, bangun tidur mas nanda langsung ke WC

setelah itu keluhan gatal di anusnya sudah tidak terdengar lagi....

duuuh......ini pengalaman baru buat saya
antara jijik, syerem, takut, dll jadi satu dalam benak saya
Mas Nanda termasuk anak yg bersihan
saya jarang kasih kesempatan dia buat jajan di luar.....
tapi, kalau sampai kejadia dia cacingan minggu ini, mungkin karena ada
yg miss aja dari pengawasanku....

sekedar sharing saja........




On 7/23/05, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> Mengintip Ulah Cacing Perut, hi seraam...
> 
> Ukurannya renik. Namun, di balik itu mereka telah merugikan negara miliaran
> rupiah. Pekerjaannya mencuri makanan di usus kita. Akibatnya, banyak murid
> SD yang seharusnya pandai seperti Dora menjadi kurang gizi dan ngantukan
> karena cacingan.
> 
> Begitulah cacing yang hidup di perut kita. Siklus hidupnya melewati
> tempat-tempat kotor. Namun, nama-nama mereka lumayan elok. Ada Trichuris
> trichuria (cacing cambuk), Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Necator
> americanus dan Ancylostoma duodenale (tambang), serta Enterobius
> vermicularis (cacing keremi).
> 
> Di antara keluarga besar cacing itu, yang paling banyak bikin masalah
> memang cacing cambuk dan cacing gelang. Sejak zaman kumpeni, keluarga
> cacing ini sudah bikin repot para mantri kesehatan.
> 
> Konon, di Indonesia, ?Sekitar 60 - 80% anak usia sekolah menderita
> cacingan,? kata dr. Adi Sasongko, MA, Direktur Pelayanan Kesehatan Yayasan
> Kusuma I Buana, Jakarta, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang giat
> melakukan program pemberantasan cacingan.
> 
> Di dunia cacing berlaku peribahasa mati esa, berbilang selaksa. Tak heran
> kalau kemudian komunitasnya di perut gampang meluas.
> 
> Sebagai gambaran, seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan
> 200.000 telur setiap hari. Jika di dalam perut terdapat lima ekor saja,
> mereka sanggup memproduksi satu juta telur dalam sehari!
> 
> Ukuran telurnya hanya dalam satuan mikron (1 mikron sama dengan seperseribu
> milimeter). Saking kecilnya, telur-telur itu hanya bisa dilihat dengan
> mikroskop.
> 
> Telur cacing keluar dari perut manusia bersama feses. Jika limbah manusia
> itu dialirkan ke sungai atau got, maka setiap tetes air akan terkontaminasi
> telur cacing. Meskipun Usrok buang hajat di WC, ia tetap saja bisa
> menyebarkan telur ini bila kakusnya meluber saat musim banjir.
> 
> Jika air yang telah tercemar dipakai Pak Ogah untuk menyirami tanaman atau
> aspal jalan, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka
> menempel pada butiran debu. Saking reniknya telur-telur itu tak akan pecah,
> meskipun dilindas ban mobil atau sepeda motor. Sambil menumpang debu, telur
> itu tertiup angin, lalu mencemari gorengan atau es doger yang dijual
> terbuka di pinggir-pinggir jalan.
> 
> Telur lainnya terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang tangan manusia.
> 
> Lewat interaksi sehari-hari, mereka bisa berpindah dari satu tangan ke
> tangan lain. Mereka akan masuk ke dalam perut jika si empunya tangan biasa
> makan tanpa cuci tangan.
> 
> Karena menular lewat makanan, korban cacingan umumnya anak-anak yang biasa
> jajan di pinggir jalan. Mereka juga bisa menelan telur cacing dari sayuran
> mentah yang dicuci kurang bersih. Misalnya, hanya dicelup-celup di baskom
> tanpa dibilas dengan air mengalir.
> 
> Ketika masuk ke perut seseorang, segera setelah menetas, cacing yunior akan
> ?sungkem? kepada emaknya yang tinggal di usus halus. Setelah mendapat
> restu, ia akan membantu emaknya menggerogoti isi perut Usrok.
> 
> Begitu mencapai umur 2 - 3 bulan, cacing itu akan menjelma menjadi seekor
> cacing betina dewasa yang siap bertelur. Sejak itu, ia akan membuat siklus
> baru buat cacing-cacing generasi berikutnya. Saat sudah dewasa, panjang
> badan mereka bisa mencapai 30 cm, lebih panjang dari pensil baru. Oh
> seraaam!
> 
> Namun, tak semua cacing segede itu. Cacing cambuk, misalnya, hanya
> sepanjang 5 cm. Produksi telurnya pun kalah jauh dari cacing gelang.
> ?Hanya? 5 - 10 ribu telur per hari. Biasanya jumlah komplotan mereka jauh
> lebih banyak dari cacing gelang. Lebih kurang ajar lagi, mereka tidak hanya
> mencuri makanan di usus.
> 
> Setelah kenyang menyantap nasi dan telur, mereka beramai-ramai menyesap
> darah dari dinding usus. Dalam sehari, seekor cacing cambuk dewasa bisa
> minum darah 0,005 ml. Jika di dalam perut Usrok terdapat 100 ekor, maka
> dalam sebulan Usrok harus kehilangan darah sebanyak 15 ml. Tak
> mengherankan, penderita cacingan biasanya juga menderita kurang gizi dan
> anemia.
> 
> Kebiasaan minum darah juga dimiliki oleh cacing tambang. Meski bertubuh
> kecil (hanya sekitar 1 cm), mereka punya sepasang cakil yang bisa digunakan
> untuk mengigit permukaan usus. Jika mereka sedang ganas, gigitan mereka
> bisa sampai menyebabkan luka pada dinding usus.
> 
> Cara penularan cacing tambang pun lebih canggih. Tak cuma lewat makanan.
> Dua hari setelah keluar dari perut induknya, telur cacing tambang menetas
> menjadi larva. Ukuran larva ini juga superkecil, hanya dalam satuan mikron.
> Begitu kecilnya, larva bisa masuk ke dalam tubuh Usrok lewat pori-pori
> kulit.
> 
> Dengan menumpang arus peredaran darah, mereka bisa mencapai jantung dan
> paru-paru. Di dalam paru-paru mereka menembus alveolus (kantung paru-paru),
> lalu merangkak naik ke atas sampai di tenggorokan. Setelah melewati
> perjalanan berliku-liku, mereka ikut tertelan bersama makanan, dan akhirnya
> mencapai usus.
> 
> Karena daerah jajahannya yang sedemikian luas, cacing ini tak hanya
> menimbulkan masalah di usus, tapi juga di jaringan otot, paru-paru, dan
> lambung. Selain bisa menyebabkan anemia, cacing ini juga bisa menyebabkan
> radang paru-paru dan radang tenggorokan.
> 
> Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang hanyak berisi
> makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar, dekat dengan ?pintu
> keluar?, misalnya cacing keremi.<BR>Di malam hari, cacing betina dewasa
> mengendap-endap pergi ke ?katup belakang? untuk meletakkan telur. Ulahnya
> yang kurang ajar ini bisa menimbulkan rasa gatal hebat di sekitar anus
> Usrok.
> 
> Jika Usrok selalu menggaruk-garuk anusnya saat lagi tidur, bisa jadi itu
> pertanda cacing keremi sedang beraksi. Saat digaruk, telur-telur ini
> bersembunyi di jari dan kuku Usrok. Sebagian lagi menempel di seprei,
> bantal, guling, dan pakaiannya. Lewat kontak langsung, telur menular ke
> orang-orang yang tinggal serumah dengan Usrok. Lalu, siklus cacingan pun
> dimulai lagi.
> 
> Menurut Adi Sasongko, kunci pemberantasan cacingan adalah memperbaiki
> higiene dan sanitasi lingkungan. Misalnya, tidak menyiram jalanan dengan
> air got. Sebaiknya, bilas sayur mentah dengan air mengalir atau
> mencelupkannya beberapa detik ke dalam air mendidih. Juga tidak jajan di
> sembarang tempat, apalagi jajanan yang terbuka. Biasakan pula mencuci
> tangan sebelum makan, bukan hanya sesudah makan. Dengan begitu, rantai
> penularan cacingan bisa diputus.
> 
> Pada saat bersamaan, anak-anak yang menderita cacingan harus segera
> diobati.
> Namun, meski semua anak sudah minum obat cacing, tak berarti masalah
> cacingan akan selesai saat itu juga.
> 
> Pemberantasan cacingan adalah kerja gotong royong yang butuh waktu
> bertahun-tahun. Negara maju sepenti Jepang pun pernah dibuat sibuk oleh
> ulah para cacing perut ini. Setelah kalah oleh Sekutu saat Perang Dunia II,
> 
> Jepang jatuh menjadi negara miskin. Karena miskin, mereka menggunakan
> kotoran manusia sebagai pupuk pertanian. Akibatnya, penularan cacing
> menjadi tak terkendali, sampai menyerang 80% penduduk. Butuh waktu 10 tahun
> untuk menurunkan angka kecacingan hingga di bawah 10%.
> 
> Pada kasus cacingan ringan sampai sedang, gejalanya sulit dikenali. Untuk
> memastikan, anak-anak harus diperiksa tinjanya dengan mikroskop. Jika
> terbukti mengandung telur cacing, ia harus segera diobati. Dengan obat
> cacing tentunya. Namun, bila lewat pemeriksaan ternyata anak-anak terbukti
> sehat, simpan saja obat itu di kotak obat untuk digunakan bila di dalam
> perut si Usrok berkeliaran cacing perut.
> 
> 
> 
> DISCLAIMER :
> 
> The information contained in this communication (including any attachments) 
> is privileged and confidential, and may be legally exempt from disclosure 
> under applicable law. It is intended only for the specific purpose of being 
> used by the individual or entity to whom it is addressed. If you are not the 
> addressee indicated in this message (or are responsible for delivery of the 
> message to such person), you must not disclose, disseminate, distribute, 
> deliver, copy, circulate, rely on or use any of the information contained in 
> this transmission.
> 
> We apologize if you have received this communication in error; kindly inform 
> the sender accordingly. Please also ensure that this original message and any 
> record of it is permanently deleted from your computer system. We do not give 
> or endorse any opinions, conclusions and other information in this message 
> that do not relate to our official business.
> 
> 
> 
> AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
> UTARA !!!
> ================
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 


-- 
Enggar Retnoningsih
Surabaya
HP: 0811371236
Fax: 031-8291274
http://arisankita.com/?id=Ernoni 
http://www.babiesonline.com/babies/r/reza
http://asia.pg.photos.yahoo.com/ph/contoh_pernik/my_photos
http://indonetwork.co.id/Griya_Usaha

AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke