sudah lama saya ingin menulis mengenai sepeda motor. tapi selalu saja belum "berhasil".
sebelum menumpahkan uneg2 saya, saya ingin mengungkapkan bahwa saya "belum" berpendapat pro ato kontra mengenai isu di bawah. saya hanya ingin mengungkapkan buah pikiran saya mengenai pengendara sepeda motor, ingin mengungkapkan perasaan hati saya.
 
selama ini saya pengguna angkutan umum. tapi bila jalanan macet, saya terpaksa harus berolah raga kaki sejenak sampai ke suatu tempat dimana keruwetan seudah terurai, selama dalam perjalanan ke tempat tersebut, saya yg pejalan kaki ini masih harus berebut dengan pengendara sepeda motor yg "mendompleng" ke trotoar. dan sedihnya mereka tanpa dosa membunyikan klaksonnya minta diberi jalan. sedihhhhh rasanya hati ini. sudah trotoarnya sempit, ga mulus, masih harus berjalan mlipir2 untuk para pengendara sepeda motor. setiap kali saya "mengingatkan" mereka bahwa trotoar ini adalah hak kami para pejalan kaki, para pengendara sepeda motor ini berkilah : ya klo jalan lancar silakan saja. ini kan macet boleh dong saya naik ke sini. yg artinya : saya boleh lewat mana saja supaya cepat sampai. ya Tuhanku..... emang cuma anda yg pengen cepat sampai? 
 
dalam perjalanan pulang, saya harus menyeberang jalan raya di depan komplek untuk sampai di rumah. di mana jalanan ini merupakan jalanan tempat mulai terurainya kepadatan lalu lintas di area sebelumnya. yg artinya para pengendara kendaraan akan mulai tancap gas. setiap kali akan turun dari angkot hati saya mulai berdebar2. sukseskah misi penyeberangan kali ini? karena setiap kali akan mulai menyeberang, sekali lagi para pengendara motor tidak pernah sedikitpun memberi kesempatan. yang ada gas motor malah dibunyikan lebih kencang seperti layaknya musim kampanye, yang membuat nyali semakin ciut untuk menyebrang. setiap kali akan menyeberang hanya doa "ku tahu Tuhan pasti buka jalan" yg saya senandungkan.
 
kemarin sore jalanan depan kantor macet. ternyata ada kecelakaan : motor tertabrak trailer. si pengendara meninggal dengan kepala pecah (maaf). padahal kejadian sekitar pukul 17.00 dimana jalanan sudah mulai padat kendaraan. yg artinya tidak memungkinkan kendaraan besar untuk ngebut.
penumpang mirkolet yg saya tumpangi semuanya mengomentari para pengendara motor yang sekarang makin "berani".
 
dulu sebutan raja jalanan diperuntukkan bagi  angkot. menurut saya sekarang raja jalanan adalah sepeda motor.
 
sita
ps : secara tidak langsung saya (perusahaan dimanasaya bekerja) diuntungkan dengan meningkatnya penjualan sepeda motor. tapi sebagai pengguna jalan, tidak demikian.
 
-------Original Message-------
 
Date: Thursday, 28 July 2005 03:24:02 PM
Subject: [balita-anda] motor
 
dari milis sebelah....
 
 
 
 
Salam,
 
Saya mengajak siapa saja pemakai sepeda motor yang
senasib dengan saya
untuk menyiapkan gugatan "class action" jika Gubernur
Jakarta Sutiyoso
sampai melaksanakan usulannya ini.
 
Di tengah kelangkaan bahan bakar dan seruan untuk
menghematnya,
Gubernur Sutiyoso membuat gebrakan baru. Gebrakan
kacangan, dengan
logika terbalik.
 
Sutiyoso mengusulkan pembatasan terhadap gerak
pengendara sepeda
motor. Kendaraan roda dua ini tak boleh lagi masuk ke
jalan-jalan
protokol, seperti Jalan Thamrin, Sudirman dan
Kuningan.
 
Farid Gaban
Pengendara Sepeda Motor
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Add FUN to your email - CLICK HERE!

Kirim email ke